Masker Daur Ulang dari Sampah Plastik Lautan ala PADI


Professional Association of Diving Instructors (PADI) membuat masker dari sampah botol plastik yang ada di laut. (Foto: PADI)
"Lautan diprediksi mengandung satu ton plastik untuk setiap tiga ton ikan pada tahun 2025, dan pada tahun 2050, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan (berdasarkan berat)," tulis Ellen MacArthur dalam laporannya “The New Plastics: Economy Rethinking The Future of Plastics”

Melindungi laut dan diri kita dari penularan virus, Professional Association of Diving Instructors (PADI) bersama dengan Rash’R membuat masker ramah lingkungan dari sampah botol plastik yang mencemari laut.
Baca juga:
Jadi Pahlawan dengan Berkontribusi dalam Gerakan #MaskerUntukIndonesia
Melansir laman PADI, masker tersebut memiliki dua lapisan, dapat digunakan kembali, dan memiliki kantong filter. Termasuk lima pengganti PM 2.5 filter karbon aktif (tidak bisa dicuci).

PADI adalah organisasi pelatihan penyelam scuba terkemuka di dunia. Asosiasi penyelam ini memiliki lebih dari 6,600 Pusat dan Resor Selam PADI, dan 137,000 individu PADI Profesional miliki lebih dari 27 juta sertifikasi di seluruh dunia.

Kamu bisa mendapatkan masker dengan motif lucu seperti motif pari, hiu paus, dan ikan hiu seharga USD 20,40 atau sekitar Rp295 ribu.
“Kami peduli dengan lautan dan komunitas penyelam kami, jadi kami ingin dapat meletakkan tangan kami di hati kami dan mengatakan bahwa kami tidak mendapat untung dari masa sulit ini,” kata Lisa Nicklin, wakil presiden pemasaran konsumen di PADI Worldwide dalam sebuah wawancara.
Baca juga:
Sejak pandemi, isu lingkungan terutama sampah menjadi marak karena banyaknya penggunaan barang sekali pakai seperti masker dan sarung tangan medis, juga meningkatnya pesanan makanan take away.
Banyak aktivis dan konservasionis khawatir bahwa perjuangan yang mereka lewati mencoba untuk mengurangi sampah plastik akan kembali lagi ke titik awal.
Sedihnya, sampah-sampah ini cenderung banyak berakhir di lautan kita yang merusak ekosistem laut dan membunuh binatang-binatang laut.

Sebuah studi tahun 2019 menemukan, jika terus meningkat plastik akan membentuk 15% dari emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Sebagai perbandingan, semua bentuk transportasi di dunia sekarang menyumbang 15% dari emisi.
Saat ini sepertinya kita tidak hanya melawan virus, tapi juga masalah sampah plastik. Yuk kita lindungi diri sendiri dan laut dengan menggunakan masker yang reusable ya sahabat MerahPutih. (lev)
Baca juga:
Desain Masker Ajaib ala Peta Perampok di Dunia Sihir Harry Potter
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi

Tidur dengan Masker Menempel di Wajah tak Membuat Kulit Lebih Sehat Malah Merugikan, Pantang Dilakukan Nih

Warga Jakarta Bakal Dibebaskan dari Retribusi Jika Pilah Sampah Secara Mandiri

Coldplay Rilis Vinyl dan CD 'Moon Music' dari Sampah Plastik Sungai Cisadane

Legislator Kebon Sirih Ingatkan Pembagian Daging Kurban Tak Pakai Kantong Plastik Hitam

Peneliti Sebut Kemasan Guna Ulang Bantu Kurangi Sampah Plastik

Sinergi Usaha Mikro Perempuan dengan Bank Sampah Perempuan Mikro Tingkatkan Pendapatan

Studi Tunjukkan Gelas Kertas juga Berbahaya bagi Lingkungan
