KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi


Sejumlah warga bersama komunitas Anak Muda Sadar Sampah (Ankam) mengumpulkan sampah di Pantai Kastela Ternate, Maluku Utara, Minggu (27/4/2025). (ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU)
MerahPutih.com - Sampah plastik tidak hanya merusak ekonomi. Lebih besar lagi merongrong ekonomi Indonesia.
Hal ini seperti disampaikan Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Rasio Ridho Sani.
Menurutnya, ini tidak lepas dari biaya pengelolaan sampah, hingga kesehatan yang harus dikeluarkan.
"Sampah plastik juga berdampak pada ekonomi karena biaya pengelolaan sampah akan meningkat serta biaya kesehatan termasuk pemrosesan akhir di daerah yang berada di pesisir juga meningkat," katanya dalam Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup 2025, Senin (2/6).
Ia menekankan pentingnya menghentikan peningkatan timbulan sampah plastik karena dampaknya terhadap lingkungan dan perekonomian. Ini sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yaitu "Mengakhiri Sampah Plastik”.
Baca juga:
Aroma Tak Sedap Hantui RDF Rorotan, Proyek Pengolahan Sampah DKI Jakarta Berpotensi Mandek Lagi!
"Tidak hanya membahayakan kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lain karena terdegradasi tidak sempurna menjadi mikroplastik, sampah plastik sekali pakai dapat menurunkan pendapatan destinasi wisata pantai dan laut," ujarnya.
Rasio juga menyoroti keberadaan sampah plastik dapat meningkatkan biaya operasional pelayaran dan penangkapan ikan serta menurunkan pendapatan nelayan akibat turunnya jumlah tangkapan ikan.
"Komitmen pemerintah sangat jelas di dalam RPJMN khususnya Perpres Nomor 12 Tahun 2025 di mana target tahun 2025 persentase sampah terkelola mencapai 51,21 persen dan target 2029 persentase sampah terkelola mencapai 100 persen," tuturnya.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), dari 34,2 juta ton sampah yang dilaporkan dari 317 kabupaten/kota pada 2024, sebanyak 19,74 persen di antaranya adalah sampah plastik. Timbulan sampah plastik berada di peringkat kedua jenis sampah terbesar setelah sisa makanan dengan persentase 39,26 persen. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Demo Sisakan 28,63 Ton Sampah, Pemprov DKI Kerahkan 750 Personel untuk Lakukan Pembersihan

Gejolak Demo Berlanjut, Pemprov DKI Pikir Ulang Penarikan Retribusi Sampah dari Warga

8 Wartawan Dikeroyok saat Meliput Sidak, Komisi I DPR Minta Pelaku Ditindak Tegas

Dinas LH DKI Perkuat Kolaborasi Pengelolaan Sampah Mandiri Kawasan

Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan untuk Bersihkan Sampah selama Rangkaian Acara HUT ke-80 RI di Jakarta

Pengelolaan PLTSa Putri Cempo Belum Maksimal, Wakil Ketua MPR Singgung Revisi Perpres Sampah

Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Buang Limbah ke Ciliwung, 4 Hotel di Puncak Disegel KLH

Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis
