Mantan Waketum PBNU Sebut Ideologi Transnasional Ancaman Bagi Pancasila


Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH As'ad Said Ali. (Foto/nu.or.id)
MerahPutih.com - Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH As'ad Said Ali mengatakan ideologi transnasional merupakan ancaman bagi Pancasila sejak dulu hingga sekarang.
Pada tahun 1950-an, kata As'ad, partai komunis Indonesia (PKI) ingin mengubah sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang juga berarti orang bebas pula untuk tidak beragama dan berkeyakinan.
Memasuki era reformasi, ada pihak-pihak yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler, sementara pihak lain ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agama (teokrasi).
"Pancasila itu adalah satu kesatuan antara agama dan budaya. Artinya dengan lima sila yang ada, negara kita bukan negara sekuler atau teokrasi, tapi negara beragama," katanya.
Mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini menyebut semua ideologi baik, tapi tidak semua ideologi cocok buat bangsa Indonesia yang majemuk.
"Pancasila itu artinya gotong-royong, serasi, selaras, baik dalam beragama maupun berbudaya. Artinya, dengan Pancasila jiwa orang Indonesia terbentuk menjadi manusia yang harmonis dan toleran. Itulah kekuatan Pancasila," katanya.
Menurut dia, Pancasila merupakan ideologi yang bisa menaungi bangsa besar ini, dan itu patut disyukuri karena masih ada sejumlah negara yang belum menemukan ideologi yang pas.
"Sebut saja Pakistan dan Arab Saudi, yang sampai saat ini masih terus mencari ideologi ideal untuk negaranya," kata As'ad yang pernah bertugas cukup lama di Timur Tengah.
Ia memuji langkah pemerintah dengan lahirnya undang-undang yang melarang organisasi anti-Pancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan pada saat yang sama membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurut dia, langkah ini merupakan suatu kemajuan dalam rangka menstabilkan dan menjaga eksistensi NKRI.
"Silahkan kalau mau mendirikan khilafah, tapi jangan di sini. Jangan berlindung dengan mengatakan khilafah itu hanya wacana, kalau sudah ada organisasi bukan wacana lagi. Jadi, pemahaman seperti ini harus dihilangkan," katanya. (*)
Baca juga berita terkait di: Kembali ke Pancasila, Kunci Cegah Penyebaran Paham Terorisme
Bagikan
Berita Terkait
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi

Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu

Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia

Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi

Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa

Upacara Hari Pancasila, Lalu Lintas di Sekitar Gedung Pancasila Dialihkan
