Kembali ke Pancasila, Kunci Cegah Penyebaran Paham Terorisme
 Luhung Sapto - Selasa, 09 Agustus 2016
Luhung Sapto - Selasa, 09 Agustus 2016 
                Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB Lily Chodidjah Wahid (Foto Ist)
MerahPutih Nasional - Nilai-nilai luhur falsafah hidup bangsa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika mulai luntur di kalangan generasi muda. Di sisi lain, bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman besar radikalisme dan terorisme.
Padahal seharusnya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bisa menjadi penangkal radikalisme dan terorisme.
“Harus diakui kebangsaan dan kebersamaan bangsa Indonesia tengah luntur. Itu harus ditumbuhkan dengan memperkuat lagi nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu harus dan gak bisa tidak. Saat ini, penerapan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika itu seakan berada alam mimpi kita. Kalau itu tidak segera dilakukan, saya khawatir radikalisme dan terorisme akan makin mengoyak perdamaian di Indonesia,” kata mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB Lily Chodidjah Wahid di Jakarta, Selasa (9/8).
Lily menegaskan, keruntuhan nilai-nilai Pancasila itu terjadi sejak amandemen UUD 45. Karena itu bangsa Indonesia harus kembali ke landasan awal yaitu falsafah Pancasila.
Lebih lanjut, adik kandung Gus Dur ini menilai sudah banyak program kebangsaan yang dilakukan pemerintah melalui BNPT. Tapi, belum menyentuh seluruh masyarakat. Karena itu, sosialisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus lebih difokuskan lagi ke kelompok masyarakat, terutama masyarakat kelompok miskin, yang berpotensi mudah terpengaruh oleh propaganda radikalisme dan terorisme karena alasan ekonomi.
Sementara itu, dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Muhibbin Zuhri mengungkapkan bela negara atau kecintaan kepada Tanah Air adalah inheren dalam Islam. Mencintai negeri dan mencintai bangsa sendiri adaah bagian dari keimanan dan itu bisa didapat dengan kembali memperkuat nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Jadi, pandangan keagamaan soal kebangsaan mereka yaitu mencintai negeri, mencintai bangsa itu merupakan bagian dari keimanan. Di tengah konteks nasionalisme yang akhir-akhir ini makin luntur seiring globalisasi, perlu ditegaskan kembali agar tidak hilang,” kata Muhibbin.
Dia tidak memungkiri bahwa belakangan ini muncul paham-paham keagamaan yang berbeda dengan komitmen ulama Indonesia di awal kemerdekaan. Paham itu sangat puritan dan ingin mengotak-kotakan atau memisahkan antara agama dan negara.
“Seolah-olah bahwa urusan negara itu bukan urusan agama. Mereka malah berkata bahwa Indonesia itu masih perlu disyahadatkan, perlu diislamkan karena dianggap kafir atau negeri thogut. Juga pemimpin-pemimpinnya. Sehingga menurut mereka masih diperlukan perjuangan mendirikan negara Islam dan Khilafah Islamiyah di Indonesia,” ungkapnya.
BACA JUGA:
- Kepala BNPT Bicara Ancaman Teroris Bunuh Aparat di Pertemuan Internasional Kontra Teroris
- Sinergi Ulama dan Umaro Memperkuat Pencegahan Terorisme
- Ahmad Syafii Maarif: Klaim Teroris Santoso Mati Syahid Salah Besar
- Penanggulangan Terorisme Harus dari Akarnya
- Pengamat: Klaim Santoso Mati Syahid Bentuk Perang Opini
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
 
                      Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
 
                      Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
 
                      BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
 
                      BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
 
                      Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
 
                      785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
 
                      ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
 
                      Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
 
                      Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
 
                      




