Mantan Sekjen Kemendagri Tidak Tahu Uang yang Diterima Terkait Korupsi e-KTP


Sidang kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (16/3). (MerahPutih/Ponco Sulaksono)
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Diah Anggraeni mengaku blunder terkait proyek e-KTP. Dia mengaku sama sekali tidak mengikuti perjalanan proyek yang menelan anggaran hingga Rp5,8 triliun ini.
"Sama sekali tidak (mengikuti perjalanan proyek e-KTP). Inilah kebodohan kami, saya blunder masalah e-KTP," ujar Diah saat menjalani sidang pemeriksaan saksi terkait perkara dugaan korupsi e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Kamis (16/3).
Sepekan lalu, di dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa KPK, Diah disebut menerima uang mencapai USD2,7 juta dan Rp22,5 juta dari mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Irman dan Sugiharto.
Irman adalah bekas Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri. Sementara, Sugiharto adalah bekas Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen.
Bekas anak buah Gamawan Fauzi di Kementerian Dalam Negeri ini pun mengklaim tidak tahu bahwa uang yang diberikan kepadanya terkait dengan proyek e-KTP.
"Saya tidak punya pemikiran negatif ke Irman," kata mantan Sekjen Kemendagri ini.
Di dalam dakwaan juga menyebut bahwa uang itu berasal dari Andi Agustinus alias Andi Narogong, pengusaha rekanan Kemendagri ini punya peran cukup signifikan dalam proyek yang diduga merugikan negara hingga Rp2,3 triliun ini.
"Setahu saya Andi ikut ngerjain proyek Pak Irman. Saya tahunya dari Pak Irman karena sering ke kantornya Pak irman," pungkasnya.
Dalam kesaksiannya, Diah mengaku menerima uang pertama kali dari terdakwa Irman yang saat itu menjabat sebagai Dirjen Dukcapil Kemendagri sebesar USD 300 ribu melalui staf Irman di rumah pribadinya.
"USD300 ribu. Waktu itu maghrib ada staf Pak Irman datang ke rumah. Saya tidak kenal siapa. Sampai sekarang saya tidak tahu itu siapa," ungkapnya.
Masih di tahun yang sama, mantan Sekjen Kemendagri ini kembali menerima uang sebesar USD200 ribu dari Andi Agustinus alias Andi Narogong di ruang kerja kantornya.
"Bedanya gak lama dari Pak Irman, sebesar USD200 ribu," jelasnya. (Pon)
Bagikan
Berita Terkait
KPK Dalami Peran Gubernur Kalbar Ria Norsan di Kasus Proyek Jalan Mempawah

Golkar Siapkan Posisi Jika Setnov Mau Aktif Lagi di Kepengurusan Partai

Golkar Tegaskan Setnov Tidak Pernah Dipecat, Statusnya Masih Kader Beringin

Menteri Hukum Tegaskan Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Murni Wewenang Pengadilan

ICW Kritik Pembebasan Bersyarat Setya Novanto, Sebut Kemunduran dalam Pemberantasan Korupsi

Setnov Wajib Lapor Sebulan Sekali ke Penjara Sampai 2029, Bisa Dihukum Kembali jika Langgar Aturan

JPU KPK Hadirkan 3 Bos Sekuritas di Sidang Korupsi Investasi Taspen

MA Buka Suara! Tiga Hakim Tom Lembong Ternyata Punya Sertifikat Tipikor Sah

Sidang Kasus Korupsi Investasi PT Taspen, Jaksa Hadirkan Saksi Kunci dari BNI dan PT IIM

JPU Panggil 11 Saksi Dalam Sidang Lanjutan Kasus Dugaan Korupsi PT Taspen
