Manfaat Mendengarkan dan Cara Mengasah Kemampuan Mendengarkan


Mendengarkan secara verbal dan nonverbal. (Foto: Unsplash/Mimi Thian)
MENDENGARKAN adalah keterampilan sosial dasar. Walaupun itu adalah hal yang sudah kita miliki sejak lahir, dibutuhkan latihan yang lama untuk melakukannya dengan baik. Menurut makalah ulasan yang baru diterbitkan oleh Guy Itzchakov dari Universitas Haifa, Harry Reis dari Universitas Rochester, dan Netta Weinstein dari Universitas Reading (2021) menjadi pendengar yang baik adalah mekanisme yang mendorong interpersonal koneksi. Hal tersebut diketahui menghasilkan banyak hasil afektif dan kognitif intrapersonal yang positif. Perubahan afektif amenunjukkan emosi yang lebih positif dan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
"Mendengarkan adalah perilaku sosial dasar dan salah satu fitur paling mendasar dari interaksi sosial," tutur Itzchakov.
Supaya kemampuan mendengarkan kita meningkat, ada baiknya mengasah aspek yang menjadi kunci dari kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang lain. Ada dua cara untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan baik dari segi verbal maupun nonverbal.
Baca Juga:

Aspek verbal berarti menunjukkan bahwa kamu memahami apa yang dikatakan orang tersebut lewat ucapan. Memberi respon secara ucapan. Untuk aspek ini ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan. Yang pertama, refleksi, adalah parafrase yang dikatakan untuk menunjukkan bahwa kita mengerti maksudnya. Misalnya, ia sedang bercerita tentang keluarganya katakan," Jadi kamu anak kedua dan kakakmu laki-laki."
Selanjutnya, ajukan pertanyaan terbuka. Cobalah untuk mengajukan pertanyaan sederhana untuk membuat percakapan tetap mengalir. Kemudian validasi, yakni memperkuat apa yang dikatakan orang dengan menunjukkan bahwa kamu mengerti.
Lalu ucapan yang menggunakan kata-kata sederhana guna mendorong orang lain untuk terus berbicara. Sebut nama pembicara. Bantu orang merasa lebih dihargai dengan mengulangi namanya di berbagai titik dalam percakapan.
Baca Juga:

Cara untuk mengasah kemampuan mendengarkan juga bisa dilakukan secara nonverbal. Tunjukkan perilaku yang menunjukkan kamu memperhatikan. Pertama lewat ekspresi wajah. Biarkan wajahmu menunjukkan minat, empati, dan rasa ingin tahu.
Kemudian lewat gerakan. Sesekali mengangguk seiring dengan apa yang dikatakan orang tersebut, terutama pada poin-poin penting dalam percakapan. Lalu lewat postur tubuh. Arahkan posisi untuk menunjukkan bahwa kamu memperhatikan dengan membiarkan tubuh menoleh ke arah orang lain.
Berikutnya adalah tatapan. Pertahankan kontak mata dengan pembicara dan jangan mengalihkan pandangan ke tempat lain. Terakhir, diam. Tetap diam dan jangan menyela orang lain atau tampak terlalu bersemangat untuk merespon. (avia)
Baca Juga:
Lulus Kuliah Kok Galau? Waspada Alami 'Post-graduation Depression'
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
