Lulus Kuliah Kok Galau? Waspada Alami 'Post-graduation Depression'
Kondisi depresi pascalulus kuliah. (Foto: Pexels/Ryan Arya)
BISA lulus kuliah menjadi tujuan hidup sebagian besar anak. Mereka beranggapan bahwa itu adalah tanggung jawab mereka terhadap orangtua yang harus mereka tuntaskan. Hal itu pula yang membuat pelajar merasa punya beban berat sebelum lulus.
Tidak jarang sebagian dari mereka melakukan selebrasi saat kelulusan, menandakan berakhirnya beban tanggung jawab ke orangtua. Namun ternyata, kelulusan bukan akhir dari segalanya. Itu justru menjadi gerbang awal mereka menapaki kehidupan.
Baca Juga:
Ketika berada di tahap ini, bukan hanya optimisme saja yang bisa hadir loh. Kecemasan akan apa yang menunggu di depan juga bisa timbul pada mereka yang baru saja lulus sekolah. Menurut platform konseling daring KALM, rasa cemas atau kebingungan yang timbul pascalulus disebut post-graduation depression.
Walaupun fenomena ini tidak tertulis dalam pedoman diagnosis internasional, post-graduation depression adalah hal yang nyata dan banyak dialami para pelajar yang baru lulus sekolah atau kuliah. Konselor Kesehatan Mental di Southern New Hamphsire University Dr. Lotes Nelson menyebut ada beberapa hal yang memicu terjadinya post-graduation depression, salah satunya adalah kelulusan saat mereka menghadapi quarter-life crisis
"Rata-rata mahasiswa yang baru lulus juga menghadapi quarter-life crisis. Dengan demikian, dalam beberapa kasus kelulusan juga juga disertai krisis emosional seperti perasaan kesepian, takut akan kegagalan hingga adanya keraguan diri," tuturnya.
Baca juga:
Ketika sedang mengalami post-graduation depression, seseorang bisa merasa sedih tanpa sebab, turunnya motivasi, kehilangan minat pada hal yang biasa disukai, sulit menjalani aktivitas, dan putus asa.
Sementara menurut Psikolog, Sheryl Ziegler, orang yang ada di fase post-graduation depression cenderung memiliki perspektif yang negatif terhadap hal disekitarnya. "Mereka kehilangan motivasi bahkan untuk sekedar bangun dari tempat tidur. Ada juga yang tidak punya motivasi untuk mendapatkan pekerjaan pascalulus," ujarnya seperti dilansir The Washington Post.
Lalu, apa yang bisa dilakukan jika kita mengalami post-graduation depression? Langkah bijaksana pertama yang bisa dilakukan dengan tidak self-diagnosed. Asal mendiagnosa diri dapat menyesatkan. Untuk itu, segera temui tenaga profesional untuk penanganan lebih lanjut. (avia)
Baca Juga:
Pemuda, 'Healing' Tak Harus 'Travelling'
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas