Makin Kebal COVID-19, Masyarakat Diminta Tetap Waspada saat Mudik Lebaran


Pemudik menuju loket tiket bus antarkota dan antarprovinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Antibodi COVID-19 warga Indonesia diklaim naik menjadi 99,2 persen.
Kantor Staf Presiden (KSP) meyakini, risiko lonjakan kasus COVID-19 imbas mudik Lebaran 2022 bisa diredam.
Ini berdasarkan studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali.
"Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik," kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo kepada wartawan, Rabu (20/4).
Baca Juga:
Dalam 24 Jam, Terjadi Penambahan 837 Pasien Baru COVID-19
Abraham mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Terlebih, jika di daerah tujuan mudik masih ada lansia yang belum divaksin.
“Masyarakat jangan jemawa, jangan lupa masker. Kalau demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan tetap harus waspada," tutur Abraham.
Abraham menyebut, dengan memiliki antibodi, bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain.
Informasi mengenai antibodi masyarakat Indonesia yang naik menjadi 99,2 persen itu sebelumnya disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Hal ini berdasarkan hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.
Sero survei pertama dilakukan pada Desember tahun lalu.
Awalnya, di bulan Desember 2021 dilakukan sero survei dan hasilnya sekitar 88,6 persen dari masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi.
"Baik itu berasal dari vaksinasi maupun antibodinya berasal dari infeksi," kata Budi dalam konferensi pers hasil rapat terbatas PPKM yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4).
Baca Juga:
Tips Mengurangi Risiko Anak Terpapar COVID-19 Saat Mudik Lebaran
Sero survei kedua menunjukkan hasil yang meningkat. Antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen.
"Bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi," ungkapnya.
Selain itu, ukuran kadar antibodi masyarakat naik.
Kini orde antibodi masyarakat Indonesia sudah di angka ribuan.
"Jadi, kalau bulan Desember kita lakukan sero survei ordenya masih di angka ratusan, sekitar 500-600. Di bulan Maret, ordenya sudah ribuan. Sekitar 7 ribu-8 ribu," ujarnya.
Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki kadar antibodi yang tinggi pula. Artinya, lanjut Budi, daya tahan masyarakat Indonesia akan cepat dalam menghadapi serangan virus. (Knu)
Baca Juga:
Ikut Mudik, Remaja dan Anak-Anak Tidak Perlu Tes COVID-19
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
