Macapat Satu Suro Bikin Bule Jatuh Hati

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 22 September 2017
Macapat Satu Suro Bikin Bule Jatuh Hati

Para pembaca macapat di Keraton Yogyakarta. (MP/Teresa Ika)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Suara tembang Jawa merdu terdengar di heningnya malam satu suro di Keraton Yogyakarta. Suara merdu ini berasal dari para pembaca Macapat Keraton Yogyakarta. Satu persatu pembaca macapat membacakan sajak- sajak dari serat Sariro Ayu secara bergantian. Mereka membacakan sajak itu dengan bahasa Jawa Kromo Inggil di Bangsal Ponconiti Keben, Keraton Yogyakarta pada Kamis 21 September malam.

Disekitarnya nampak ribuan warga dan masyarakat berkumpul menyaksikan kegiatan ini. Pembacaan Macapat diadakan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan pergantian tahun baru Jawa Satu Suro. Kegiatan ini diadakan pada sebelum prosesi Mubeng Beteng diadakan.

Macapat atau maca papat adalah puisi atau tembang Jawa. Pembacaan macapat tak bisa sembarangan. Harus dibacakan oleh seseorang yang sudah belajar. Pembacaan macapat dilakukan dengan cara saling tersubung antara empat suku kata. Bahasa yang dipakai biasanya bahasa Jawa halus lingkungan keraton seperti Kromo inggil. Isi sajaknya beragam dan bisa diambil dari berbagai sumber seperti serat dan kitab kuno jawa atau karangam pribadi sesorang.

Sajak yang dibacakan hari ini mengambil dari serat Sari Ayu. Secara umum serat ini menceritakan perjalanan hidup seseorang dari lahir sampai meninggal.

"Isi sajaknya seperti refleksi perjalanan hidup manusia dari lahir sampai meninggal. Ada juga lantunan doa-doa dan harapan untuk bangsa dan negara," ujar salah seorang pembaca Macapat, Valentina Sri Sugi Artati di Keraton Yogyakarta, Kamis (21/9) malam.

Warga yang berkerumun di sekitar Bangsal Ponconiti nampak terhibur dengan pembacaan tembang Jawa ini. Banyak yang mengabadikan momen ini dengan kamera HP dan handycam. Alunan tembang ini mampu menghilangkan kebosanan pengunjung menunggu prosesi Mubeng Beteng dimulai.

Tak hanya warga dan wisatawan Indonesia yang terhibur, beberapa wisatawan asing yang hadir juga menikmatinya.

Gabor Parti (26) salah seorang wisatawan asal Hungaria merasa takjub mendengar alunan tembang Jawa. Ia nampak mengabadikan para pembaca macapat yang sedang mendendang dengan ponselnya. Walaupun ia tak mengerti isi sajak yang dibacakan, matanya tak beranjak pergi dari para pembaca macapat.

"Suaranya bagus. Saya ga ngerti artinya tapi merasa damai dihati,"tuturnya.

Gabor adalah mahasiswa pertukaran pelajar dari Hungaria. Ia tiba di Yogyakarta minggu lalu. Ia mengaku baru pertama kali mendengar Macapat. Malam sebelumnya ia sempat mendengarkan alunan gamelan yang ditabuh para abdi dalem di Bangsal Ponconiti.

"Saya kesini mau ikut Mubeng Beteng. Kemarin kesini juga dan mendengarkan gamelan. Sama-sama bagus dan menetramkan jiwa," kata pria berkacamata ini.

Kekaguman juga diutarakan oleh Aras Bernal (22), bule asal Panama. Ia merasa kagum dengan budaya Indonesia yang beragam.

"Suara pembacanya seperti sedang bernyanyi secara pelan. Merdu sekali. Saya diberitahu teman kalau isi macapat itu adalah sebuah doa dan harapan," tuturnya.

Ia datang ke Keraton karena penasaran dengan prosesi Mubeng Beteng. Namun ia juga ingin menyaksikan pembacaan macapat yang merupakan prosesi adat warga Yogyakarta yang masih terjaga hingga sekarang. (*)

Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya pada artikel: Hadiri Mubeng Beteng, Ini Harapan Agus Si Penjual Sayur

#Yogyakarta #Malam Satu Sura #Senin Ceria #Gelar Adat #Tradisi #Tradisi Jawa
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan rekor tertinggi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan layanan kereta api selama bulan Juli 2025.
Frengky Aruan - Jumat, 08 Agustus 2025
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Indonesia
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
Pada Kamis (3/7), seorang driver ojol bersama pasangannya mengalami insiden saat mengantarkan pesanan kopi ke rumah pelanggan.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
ShowBiz
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Film dokumenter ini menyajikan perjalanan inspiratif Raminten
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Indonesia
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
KAI Commuter memprediksi adanya 100–130 ribu pengguna pada hari libur yang akan menggunakan Commuter Line Yogyakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
Indonesia
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Status kasus dugaan mafia tanah yang menimpa Mbah Tupon kini resmi naik ke penyidikan polisi.
Wisnu Cipto - Jumat, 16 Mei 2025
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Bagikan