Maaf Bukan Penghapus Dosa, Jadi Jangan Sering Diucapkan!


Maaf bukan penghapus dosa. (Foto Unsplash-Hasan Almasi)
BILLY menangis tersedu sedan di sudut kamar. "Maaf," kata adik Michelle Yeung (Christy Chung) menyesali tindakannya sehingga Charlie Lau (Kent Cheng), petugas polisi pengawal pribadinya, tertembus dua timah panas di dada saat berhadapan dengan penculik.
Baca juga:
Sebelum penembakan terjadi, Billy (William Chu) menukar pistol Charlie Lau dengan pistol mainan miliknya untuk dipamerkan kepada teman-temannya.
Nahas bagi Charlie, ketika berhadapan dengan penculik, pistolnya tak kunjung mengeluarkan peluru karena palsu sehingga musuhnya leluasa menembak.
Billy lantas menyesal, menangis terisak, dan berkali-kali meminta maaf di hadapan John Chang (Jet Li), kepala pengawal pribadi keluarganya.
"Saya pernah kenal seorang anak lelaki bernama Ye Teung, seorang murid di kuil Shaolin," kata John Chang menjawab permintaan maaf Billy dengan cerita seorang murid Shaolin. "Ye Teung sering berkata 'maaf' ketika berbuat salah di hadapan gurunya. Bukannya diberi hukuman, namun guru tersebut selalu memaafkan".

"Suatu hari Ye Teung gegabah menjatuhkan lilin sehingga seluruh kuil ludes terbakar api," sambung John Chang. "Ye Teung tak lagi bisa berkata maaf sebab sang guru meninggal dalam kebakaran tersebut. Sejak itu, Ye Teung tak pernah berkata maaf lagi".
Potongan adegan pada film The Bodyguard From Beijing (1994) tersebut mengesankan meski kata maaf telah berhambur ribuan kali pun ternyata tidak lantas menghapus kesalahan apalagi dosa.
Maaf di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satunya bermakna memohon ampunan ketik satu pihak melakukan kesalahan terhadap orang lain. Permintaan maaf biasanya dilontarkan dari pihak bersalah dengan niat agar kesalahan-kesalahannya bisa segera dimaafkan dengan tulus dan tidak lagi ada hard feeling di antara mereka.

Di sisi lain, kebanyakan orang merasa kata maaf bisa digunakan sebagai obat mujarab bagi segala bentuk kesalahan. Kata maaf dianggap sebagai free jail di permainan Monopoli, sekali diucapkan, rasanya para peminta maaf merasa segala dosanya terampuni, hilang segala nestapa. Mereka pun menganggap hanya dengan maaf, konsekuensi dari kesalahan-kesalahan telah dibuatnya seolah-olah terasa ringan, bahkan hilang dari muka bumi.
Padahal, kenyataannya tidak sepenuhnya maaf jadi obat mujarab penghapus dosa atau kesalahan. Bisa jadi tiap orang tetap harus melakoni buah perbuatannya, sementara maaf bertugas membuat orang tersebut menjalaninya dengan ringan.
Seperti dikutip dari Psychology Today, David DeCremer, Madan Pillutla dan Chris Reinders Folmer menjelaskan pengaruh dari permintaan maaf dan reaksi aktualnya pada penelitiannya bertema Psychological Science, terkadang permintaan maaf tidak cukup. Studi tersebut mengungkap orang-orang penerima permintaan maaf cenderung mengalami kepercayaan menurun di masa depan tanpa disengaja.
Baca juga:
Cara Memutuskan Pacar Berdasarkan Jurusan Kuliah, Maaf Valid No Debat!
Permintaan maaf tidak akan bisa membuat rasa sakit tersebut hilang. Maka, dibutuhkan komunikasi antara kedua pihak untuk menciptakan trusting relationship, dan hubungan ini biasanya membutuhkan usaha lebih keras.
Hal tersebut terjadi karena ketika fokus menerima permintaan maaf dari orang lain, mereka cenderung overestimate atau melebih-lebihkan peran dan semakin berfokus pada seberapa banyak kerugian atau seberapa buruk perasaan dapat dirasakan.

Di samping melatih kesabaran, hikmah selama bulan puasa Ramadan kemarin diharapkan bisa berguna untuk menyadarkan diri dari kekeliruan, kesalahan, dan perbuatan tercela di masa lalu sehingga muncul kesadaran menerima, berserah diri, kemudian memperbaiki diri dengan saling bermaafan. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
