Lupakan Resep, Saatnya Memasak dengan Mengandalkan Intuisi


Mengambil pendekatan 'intuitif' untuk memasak mengubahnya menjadi kebiasaan seumur hidup, bukan sumber stres. (Foto: freepik/senivpetro)
IMPROVISASI merupakan pendekatan yang dipilih pendiri kursus masak daring Intuitive Cook, Katerina Pavlakis. Namun, meskipun kelihatannya acak, katanya, ada metodenya. Pavlakis mengajari orang-orang bagaimana mendapatkan kepercayaan diri dan keterampilan di dapur dengan membuang aturan, resep, dan bahkan daftar bahan.
Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, terutama untuk pemula. Namun, pendekatan memasak ini membawa daya tarik. The New York Times pada 2021 menerbitkan sebuah buku masak 'resep tanpa resep', yang dirancang untuk mereka yang tidak memiliki kesabaran atau kecenderungan untuk mengikuti petunjuk terperinci.
Koki selebriti David Chang, pendiri gerai Momofuku, menganut filosofi serupa dalam bukunya Cooking at Home, dengan subjudul, How I learned to stop worrying about recipes (and love my microwave).
Baca juga:
Bagi Pavlakis, ketertarikan pada cara memasak intuitif ini menunjukkan kelelahan kita pada kerumitan memasak yang berlebihan, dan tuntutan untuk menghasilkan makanan berkualitas restoran. Media arus utama menggambarkan memasak sebagai semacam hobi aspirasional, membuat orang merasa terintimidasi dan kewalahan oleh banyaknya sumber tentang apa dan bagaimana cara makan.
Resep-resep tersebut mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki alat pengiris mandolin, atau menyimpan lemon yang diawetkan di lemari es. Asumsi semacam itu dapat membuat orang merasa bahwa mereka telah gagal, bahkan sebelum memulai.
Dalam artikel yang diberitakan The Guardian, kata Pavlakis, mengikuti resep dengan sempurna tidak selalu membangun kepercayaan diri atau keterampilan. Ini sedikit seperti perbedaan antara mengikuti petunjuk Google Maps, dan benar-benar mengetahui jalan.
Mengambil pendekatan 'intuitif' untuk memasak, berdasarkan apa yang kamu miliki dan apa yang ingin kamu makan, dapat membantu meminimalkan sisa makanan dan mengubah memasak menjadi kebiasaan seumur hidup, bukan sumber stres.
Buang rasa takut

Orang sering berpegang teguh pada resep karena takut membuat sesuatu yang tidak bisa dimakan. Tantangan terbesar dalam belajar memasak secara intuitif adalah mengatasi rasa tidak aman itu, kata Pavlakis. Cobalah sedikit perubahan dalam makanan berikutnya, lalu lakukan yang lebih besar lagi.
Pavlakis juga menyarankan untuk memulai dari bahan makanan yang tersedia di dapur. Dengan begitu kamu tidak akan berakhir dengan bahan-bahan yang setengah terpakai. Jangan takut, bahkan sisa makanan sering kali dapat digunakan kembali menjadi sesuatu yang sama sekali baru.
Lalu kamu juga tidak perlu ragu untuk menyederhanakan langkah, tapi jangan sederhanakan bahannya. “Jika kamu mundur dan mulai mencari polanya, kamu dapat melihat langkah mana yang cocok, maka akan lebih mudah untuk mengubahnya, menukarnya, atau meninggalkannya,” kata Pavlakis
Baca juga:
Ganti sesuai kebutuhan dan sesukamu

Chris Mandle, yang menulis buletin memo tanpa resep di Substack, menyarankan untuk menukar bawang merah dengan bawang bombay jika hanya itu yang kamu miliki, atau zaitun hijau dengan hitam jika kamu suka yang satu tapi tidak yang lain.
Beberapa penggantian mungkin tidak rapi, kangkung bisa terlalu tebal dan berserat untuk menggantikan bayam, misalnya. Namun, seringkali ada lebih banyak ruang untuk fleksibilitas daripada yang kamu kira.
Rasanya mungkin tidak persis seperti yang dimaksudkan oleh pembuat resep, tetapi itu tidak berarti buruk. “Kemungkinannya, ketika kamu memasak resep dua kali dengan bahan yang sama persis, rasanya akan sedikit berbeda,” kata Mandle.
Dalam mengganti-ganti bahan, ketahui yang tidak bisa dinegosiasikan. Membuat kue sering disebut lebih teknis daripada memasak, ilmu dibandingkan dengan seni. Namun meski begitu, seringkali ada ruang untuk beradaptasi dengan selera.
“Kue lemon creme fraiche dapat dengan mudah menjadi kue jeruk ricotta, atau biskuit sirup maple soba dapat dibuat dari gandum utuh dan madu,” kata koki pastry Nicola Lamb, penulis buletin pengembangan resep Kitchen Projects. Demikian juga, gula sering kali dapat dikurangi (hingga 25 persen), dan yoghurt atau creme fraiche ditambahkan tanpa konsekuensi. “Selama campuran kue masih terlihat seperti campuran kue,” ujarnya.
Namun, Lamb menambahkan, presisi itu penting, "Saya tidak akan pernah bermimpi membuat kue tanpa timbangan."
Jika rasa bawang merah atau bawang putih terlalu menggigit, mungkin perlu lebih lama mengaduk di wajan. Atau jika rebusan atau dal terasa hambar, coba fokuskan dengan cabai, garam, atau perasan lemon atau jeruk nipis. Berhati-hatilah dalam mencicipi sebelum dan sesudah. “Jika kamu tidak dapat mendeteksi perbedaan apa pun, jadilah lebih berani," kata Pavlakis.
Memasak adalah tentang menggunakan indramu, tapi juga terutama akal sehat. “Jika kamu merasa bahwa beberapa kombinasi bahan akan menjijikkan, maka mungkin memang demikian. Intuisimu memberi tahu sesuatu di sana, dengan cara yang sama seperti ketika kamu membuka-buka buku masak, satu resep menarik perhatian, sementara lima lainnya tidak,” kata Pavlakis.
Ingin tahu tentang apa yang terdengar lezat bagi kamu, dan bagaimana dapat menggunakan kembali elemen-elemen itu? Ya, cobalah! Kamu hanya bisa mengasah intuisi melalui trial and error, bukan dengan membaca tentang memasak, atau menonton orang lain. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Resep Mie Laksa Singapura, Kuah Medok Kental dengan Kaldu Udang

Sedap Gurih Gohyong Ayam, Hidangan Istimewa untuk Berbuka Puasa

Meracik Sup Kacang Hijau Favorit Kaluna di Film 'Home Sweet Loan'

Chef Devina Hermawan Bagikan Resep Sambal Paru untuk Hidangan Iduladha

Resep Jitu Masak Tongseng Jeroan Tanpa Bau Prengus

Tip Mengolah Daging Sapi Agar Tetap Juicy dan Empuk

Tips Memilih Bahan Baku agar Makanan jadi Lezat dan Sehat

Kiat Memilih Daging Sapi Ala Chef Vindex Tengker

Risiko Kanker Muncul Dari Cara Masak Asal-Asalan

Tips Menyimpan Bawang Putih Agar Tetap Segar
