Luhut Soroti Angka Kematian COVID-19 di Solo, Ini Kata Gibran
Warga yang terpapar COVID-19 dijemput anggota polisi untuk dibawa ke tempat isolasi terpusat. (MP/Ismail)
MerahPutih.com- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti masih tingginya angka kematian karena COVID-19 di Solo. Hal itu diketahui dari hasil rapat evaluasi PPKM Level 4 di Solo pada Kamis (29/7).
Seperti dihimpun Merahputih.com, data kumulatif meninggal di Solo pada Selasa (27/7) sebanyak 865 orang. Sedangkan pada Rabu (28/7) sebanyak 877 atau bertambah 12 orang dalam kurun waktu sehari.
Baca Juga
COVID-19 tak Kunjung Selesai, Gibran Ajukan Biaya Tidak Terduga Rp 110 Miliar ke DPRD
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyebut angka kematian Solo masih tinggi, tapi pasiennya bukan dari Solo semua.
"Ya benar angka kematian COVID-19 Solo tinggi, tetapi pasien itu bukan warga Solo. Melainkan dari luar Kota Solo dirujuk ke RS Solo dan meninggal dunia," ujar Gibran pada awak media di Balai Kota, Kamis (29/7).
Dikatakannya, kasus COVID-19 Solo saat ini telah menunjukkan penurunan. Namun, untuk Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit (RS) di 16 rujukan COVID-19 di Solo masih tinggi karena banyak pasien luar kota masuk Solo.
"Sudah saya pastikan semuanya sudah dapat oksigen dan obat. Saya pastikan juga berapa persen yang sudah divaksin selamat dan berapa persen yang komorbid rawan," katanya.
Hasil pendataan, kata dia, kebanyakan pasien yang meninggal karena COVID-19 belum divaksin sama sekali dan punya komorbid. Hal ini menjadi catatan untuk lebih digencarkan vaksinasi di Solo.
"Kalau sudah divaksin pasti cepet sembuh. Seperti saya ini cepat sembuh dari COVID-19," kata dia.
Data angka kematian di Solo karena COVID-19, kata dia, masih bercampur dengan daerah lain. Bahkan, dari tim pusat datang ke Solo untuk melakukan asesmen dan benar angka kematian di Solo tidak banyak.
"Yang jelas tidak setinggi seperti yang dipaparkan Pak Luhut kemarin itu. Solo juga tidak berada dalam zona merah," tutup dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan ketidak kesesuaian data di lapangan terkait angka kematian di Solo membuat sorotan pusat.
Ia mengatakan ketika ada pasien luar kota dirujuk ke RS Solo dan meninggal, data itu dimasukkan ke Pemkot Solo.
"Yang meninggal itu sebenarnya bukan warga Solo, tapi pasien luar kota yang dirujuk ke Solo dan meninggal. Ini jadi catatan agar tidak terjadi kesalahan input data kematian pasien Corona di Solo," kata Ning. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Sambut Persiapan Liga 2, Gibran Vaksinasi Massal Suporter Pasoepati
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya
Jam 12 Siang, BEM UI Bergerak ke Jakarta Tagih Janji Kampanye Prabowo-Gibran
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik
Begini Cara Grab Memilih Perwakilan Ojol untuk Bertemu dengan Wapres Gibran