Luar Biasa, Mahasiswa Disabilitas Netra Ini Berhasil Meraih Beasiswa Dari 8 Negara


Mahasiswa disabilitas tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan beasiswa. (Foto : Unsplash/ Vasily Koloda)
TAUFIQ Effendi, seorang penyandang disabilitas netra asal Bandung ini berhasil mendapatkan beasiswa dari delapan negara berbeda, tidak hanya sampai di situ Taufiq juga berhasil lulus dengan predikat cum laude dengan waktu 3,5 tahun.
Mengutip KamiBijak, disabilitas netra yang dialaminya berawal ketika saat berumur 6 tahun Taufiq mengalami kecelakaan, banyak diskriminasi yang didapatkan saat menempuh pendidikan dan mencari pekerjaan, karena perilaku diskriminasi tersebut membuat Taufiq putus sekolah, tetapi dengan keadaan yang sulit tidak membuat Taufiq menyerah pada keadaan.
Baca Juga :
Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Unggulan, Ini Persyaratannya
Terbukti, Taufiq mampu menyelesaikan masa perkuliahannya dan mendapatkan gelar sarjana jurusan Bahasa di Universitas Negeri Jakarta. Taufiq juga mempu mendapatkan gelar wisudawan terbaik di fakultasnya dan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Semua itu didapatkan walaupun ia memiliki keterbatasan pada kondisinya.
Taufiq sudah mengunjungi Malaysia, Jepang, Inggris, Skotlandia, Uni Emirat Arab, Belanda dan Amerika Serikat melalui GLUE. GLUE atau Global Umaro Education Institute, merupakan salah satu program beasiswa penuh pendidikan bahasa Inggris. GLUE sendiri adalah lembaga organisasi yang dibentuk oleh Taufiq sendiri untuk masyarakat yang kurang mampu atau memiliki keterbatasan fisik.
Baca Juga :
Buruan Daftar! BUMN PTPN XI Berikan Beasiswa Bagi Mahasiswa Area Perkebunan
Taufiq berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari Australian Development Scholarship untuk melanjutkan pendidikan pada tahun 2013. Selanjutnya Taufiq berhasil menyelesaikan dua Master of Education bidang Pengajaran bahasa Inggris dan bidang Evaluasi Pendidikan dari University of New South Wales.
Saat menyelesaikan pendidikannya, Taufiq juga diajak untuk menjadi assistant researcher di Australian Research Council untuk melakukan sebuah proyek penelitian pada akhir 2013. Di tahun 2014, Taufiq menjadi independent research consultant untuk proyek penelitian antara Australian National University berkolaborasi dengan Department of Immigration and Border Protection, pemerintah Australia.
Kini Taufiq sudah kembali ke Indonesia dan tinggal bersama keluarga kecilnya. Taufiq pun menjelaskan keinginannya untuk membesarkan dan mengembangkan salah satu program pendidikan yang bernama Global Umaro Education (GLUE). (nmi)
Baca Juga :
Bagikan
Jurnalis Magang
Berita Terkait
Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja

Gubernur Pramono Beri Akses Gratis untuk Disabilitas, Lansia, dan Pemilik KJP Masuk Wisata Jakarta

Pemprov Jakarta Cairkan Bantuan Rp 300 Ribu Perbulan Bagi149.687 Lansia, Disabilitas dan Anak Jalanan

Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif

Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas

PPDI Sebut belum Dilibatkan dalam Pembahasan Pembangunan Chairlift di Candi Borobudur

PPDI Sambut Baik Wacana Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, tapi Berikan Sejumlah Catatan

Pramono Akui Trotoar di Jakarta Kurang Ramah Disabilitas, Bakal Lakukan Penataan

Salim dengan Prabowo di Istana, Rombongan Disabilitas Titip Doa Makmurkan Rakyat

BUMN Buka Rekrutmen Bersama 2025 yang Inklusif, Penyandang Disabilitas Berikan Testimoni tentang Pengalaman Ikut Prosesnya
