Lewat Seni Kenalkan Komunitas Transgender

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 05 Juli 2020
Lewat Seni Kenalkan Komunitas Transgender

Kalki Subramaniam mengadvokasi komunitas transgender India lewat seni. (foto: Instagram @kalkionline)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KALKI Subramaniam telah melewati banyak hal dalam hidupnya. Tak semuanya indah. Kenangan buruk, perundungan, hingga kekerasan menjadi bagian dirinya kini. Namun, tak mau hidup dalam kepahitan, Subramaniam mengubah warna kelam hidupnya menjadi pelangi. Warna-warni indah lambang kaum LGBTQ.

Ya, Subramaniam ialah seorang transgender yang kini menjadi aktivis hak transgender. Dalam usianya yang kini menginjak 42 tahun, Subramaniam telah mencapai banyak. Selain dikenal sebagai seorang aktivis transgender India yang terkenal, ia juga seorang artis, penyair, aktor, pembicara inspirasional, dan pendiri Sahodari Foundation.

BACA JUGA:

Tips Aman Bersepeda Malam Versi Bike To Work

Masa Kecil nan Kelam

kalki subramaniam
Kalki Subramaniam menjalani masa kecil nan kelam. (foto: Instagram @kalkionline)

Dalam kisah yang ia tulis untuk CNN, Subramaniam berkisah ia melewati masa kelam kala remaja. Lahir di perdesaan di Pollachi, India, Subramaniam ialah anak laki-laki dengan dua adik perempuan. Ia dianggap beruntung. "Tapi aku selalu merasa tidak nyaman saat disebut atau dipanggil sebagai seorang lelaki," ujarnya.

Sejak kecil, ia sudah merasa lebih nyaman menjadi seorang perempuan. Ia menyukai hal-hal yang digemari perempuan seumurnya pada saat itu. Hal itu membuatnya diejek anak laki-laki yang lebih besar daripadanya. Meskipun demikian, Subramaniam tidak takut dan malu dengan dirinya sendiri.

Pada umur 14 tahun, ia tak bisa lagi menahan diri. Ia ungkapkan semua perasaan kepada keluarga. Gender dysphoria yang ia alami memang sulit dihadapi anak-anak dan remaja. Hal itu membuatnya takut dirundung teman-teman dan mengecewakan orangtua.

Subramaniam beruntung. Orangtuanya langsung membawanya ke psikiater untuk mengatasi masalah gender dysphoria. Saat ditanya bagaimana ia melihat dirinya di masa depan, dia menggambar seorang perempuan cantik dengan rok yang panjang, topi, dan senyuman yang besar.

Membantu Orang Lain lewat Seni

red wall project
Red Wall Project yang menarik perhatian publik akan isu transgender. (foto: Instagram @sohadarifoundation)

"Sayangnya, tak semua transgender seberuntung diriku," sesalnya. Tak sedikit yang menjadi korban kekerasan bahkan sampai ada yang bunuh diri. Penelitian dari negara bagian Maharashtra di India, Tamil Nadu, dan Karnataka menemukan bahwa 4 dari 10 transgender mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18. Banyak dari mereka tidak berani bersuara.

Subramaniam melihat sendiri bagaimana kawan-kawannya disakiti, hingga meninggal dunia. Pengalaman-pengalaman itu mendorong kemauannya untuk mencari keadilan. Itulah yang menginspirasinya menjadi seorang aktivis bagi sesamanya, komunitas transgender.

Setelah menyelesaikan gelar master di bidang jurnalistik, Subramaniam membuat sebuah majalah bernama Sahodari. Nama itu berarti saudara perempuan. Majalah itu untuk menjangkau dan mendukung komunitas transgender. Ia menggunakan foto, seni, dan tulisan untuk mengedukasi orang-orang mengenai kesehatan mental, transisi, dan hak mereka untuk martabat.

Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan Sahodari Foundation. Lewat yayasan itu, ia mengajari tim tentang visual storytelling. Baginya, luka yang paling dalam tidak bisa disembuhkan sampai mereka diekspresikan. "Berlatih seni membantu menyembuhkan luka emosional. Dengan memberikan kesempatan aman untuk berekspresi diri, aku berharap itu akan membentuk identitas seseorang," jelasnya.

Setidaknya, bagi Subramainam, seni membantunya mengidentifikasi harga dirinya. Seni menjadi media baginya untuk mengekspresikan harapan, kegembiraan, ketakutan, kesedihan, keinginan, dan perjuangan. Ia lalu mengajak kawan-kawan transgender merefleksi diri dalam seni.

Dalam komunitas yang ia bentuk, transgender bisa bebas mengekspresikan diri. Mereka bisa mengasah bakat seni. Mereka bahkan bisa menghasilkan uang dari karya-karya mereka. Saat melihat hal itu, ia membentuk Transhearts. Ia dan timnya berkunjung ke kota-kota di India selatan untuk memberi workshop gratis.

Mereka telah memamerkan karya seni komunitas di galeri, universitas, kampus, dan ruang publik. Respons yang mereka terima sangat positif. Ketika orang melihat karya seni mereka, publik dapat mengidentifikasi dan berempati dengan mereka.

Ia terus mengadvokasi kesadaran masyarakat akan isu transgender. Lalu ia membuat proyek yang bernama Red Wall Project. Proyek seni itu memberi kesempatan partisipan yang diwawancara timnya untuk menuliskan pengalaman. "Tulisan itu kemudian ditandai telapak tangan korban menggunakan cat merah," kata Subramaniam.


Suara yang Mulai Didengar

kalki subramaniam
Setelah bertahu-tahun, transgender kini diakui di India. (foto: Instagram @sahodarifoundation)


"Mendengarkan pengalaman mereka tidaklah mudah, tapi jika bukan mereka, siapa yang akan bercerita?" gugat aktivis transgender yang telah berbicara di forum internasional ini.

Dengan persetujuan korban, cerita-cerita mereka dipajang dalam eksibisi. Hasilnya, publik yang membaca sangat suportif. Ada yang membaca selama berjam-jam. Ada pula yang menangis sambil membaca.

Ia berkisah ada beberapa anak muda menghampirinya dan bertanya bagaimana mereka bisa membantu menghentikan kekerasan ini. Subramaniam mendorong mereka mengedukasi diri mereka sendiri, teman-temannya, dan keluarga akan isu ini agar mereka bisa menerima komunitas transgender. "Hanya itulah yang diinginkan komunitas transgender, untuk dihargai oleh masyarakat," tegasnya.

Pada 2014, Mahkamah Agung India akhirnya mengakui transgender sebagai 'gender ketiga'. Subramaniam sudah lama melobi lembaga peradilan. Ketetapan hukum itu berarti transgender dapat mendaftar di lembaga akademik secara terbuka. Tanpa rasa takut.

Banyak korporasi mulai merekrut karyawan transgender. Itulah hasil dari aksi aktivisme dan membangun kesadaran selama bertahun-tahun. Termasuk penggambaran positif transgender di media dan film arus utama.

Walau komunitas transgender sudah mulai dihargai dan diterima masyarakat India, perjuangan belum selesai. Komunitas transgender di India masih butuh perlindungan dari stigma dan diskriminasi. "Yang tak kalah penting, jaminan hukum bahwa hukuman untuk kejahatan terhadap orang transgender akan berat," tutupnya.(lev)

BACA JUGA:

India Larang TikTok, Aplikasi Ini Malah Jadi Populer

#India
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Mantan PM Dijatuhi Hukuman Mati, Bangladesh Minta India Deportasi Sheikh Hasina
Mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang dijatuhi hukuman mati secara in absentia pada 17 November karena memerintahkan tindakan keras terhadap protes yang dipimpin mahasiswa tahun lalu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 24 November 2025
Mantan PM Dijatuhi Hukuman Mati, Bangladesh Minta India Deportasi Sheikh Hasina
Dunia
Pesawat Tempur India Jatuh Saat Dubai Airshow, Pilot Tewas di Tempat
Pesawat tempur ringan Tejas milik Angkatan Udara India jatuh saat melakukan demonstrasi udara di Dubai Airshow 2025.
Wisnu Cipto - Sabtu, 22 November 2025
Pesawat Tempur India Jatuh Saat Dubai Airshow, Pilot Tewas di Tempat
Dunia
Pemerintah India Nyatakan Ledakan di Delhi Aksi Teror, Tegaskan Pengadilan Secepatnya
Kabinet menyebut India memiliki komitmen teguh terhadap kebijakan tanpa toleransi kepada terorisme.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
 Pemerintah India Nyatakan Ledakan di Delhi Aksi Teror, Tegaskan Pengadilan Secepatnya
Indonesia
Bom Bunuh Diri Meledak di Kompleks Pengadilan Islamabad, Pakistan Salahkan India
Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga mengecam serangan itu dan menuduh India "menyebarkan terorisme di kawasan melalui kaki tangannya."
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 13 November 2025
Bom Bunuh Diri Meledak di Kompleks Pengadilan Islamabad, Pakistan Salahkan India
Lifestyle
'Baahubali: The Eternal War Part 1' Rilis 2027, Film Animasi India Terlaris Libatkan Penulis Hollywood
'Baahubali: The Eternal War – Part 1' mengisahkan perjalanan Pangeran Baahubali setelah ia terbunuh
Angga Yudha Pratama - Rabu, 12 November 2025
'Baahubali: The Eternal War Part 1' Rilis 2027, Film Animasi India Terlaris Libatkan Penulis Hollywood
Dunia
Ledakan di Delhi, PM Narendra Modi Tegaskan tak Ada Ampun bagi Pelaku
Semua pihak yang bertanggung jawab akan dibawa ke pengadilan.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
 Ledakan di Delhi, PM Narendra Modi Tegaskan tak Ada Ampun bagi Pelaku
Dunia
Tiba-Tiba Duar! Stasiun Metro Red Fort New Delhi Meledak Hebat Bikin 8 Orang Meninggal, Gedung Sekitar Sampai Bergetar
Mendagri Amit Shah memastikan penyelidikan sedang berlangsung
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 November 2025
Tiba-Tiba Duar! Stasiun Metro Red Fort New Delhi Meledak Hebat Bikin 8 Orang Meninggal, Gedung Sekitar Sampai Bergetar
Dunia
Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan
Cloudburst semakin sering terjadi di wilayah Himalaya, India, dan daerah utara Pakistan, yang rawan banjir bandang dan tanah longsor.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
 Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan
Dunia
Banjir Bandang India, Pemerintah Peringatkan Warga Cuaca Buruk masih Berlanjut
Penduduk setempat mengatakan, jika saja daerah tersebut sedang penuh sesak, bencana ini bisa menjadi jauh lebih buruk.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banjir Bandang India, Pemerintah Peringatkan Warga Cuaca Buruk masih Berlanjut
Dunia
Banjir Bandang India, Lebih dari 100 Orang masih Hilang
Aliran besar air menenggelamkan jalan-jalan dan bangunan yang dilalui.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banjir Bandang India, Lebih dari 100 Orang masih Hilang
Bagikan