Lewat Buku, Golkar Tegaskan Posisi Poros Tengah Politik Indonesia
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Partai Golkar meluncurkan buku berjudul "Jalan Tengah Golongan Karya: Mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Demi Kemajuan Bersama".
Buku merupakan karya dari dua kader partai tersebut, yakni Sharif Cicip Sutardjo dan Erwin Aksa terdapat 110 halaman, dengan sampul buku bergambar pohon beringin.
Baca Juga:
Airlangga Tegaskan Keputusan Calon Gubernur DKI yang Diusung Golkar Ada di Forum Khusus
Buku tersebut memuat kata sambutan dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar H. Aburizal Bakrie, serta pengamat politik Rocky Gerung.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan buku tersebut menggambarkan bahwa Partai Golkar memilih menjadi partai tengah dalam kondisi politik Indonesia saat ini.
Pilihan Golkar menjadi "partai tengah" itu untuk menghindari konflik politik yang terlalu ideologis, serta menjangkau dan merangkul seluruh masyarakat Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan.
"Sikap ini adalah keputusan paling rasional di tengah kondisi rakyat yang sangat beragam. Posisi poros tengah juga salah satu upaya partai beringin melanjutkan nilai-nilai para leluhur pahlawan nasional yang berhasil menyatukan Indonesia dari banyak keberagaman suku, budaya, adat, dan agama," kata Airlangga.
Menurut Airlangga, poros tengah merupakan adopsi dari semboyan negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Semboyan itu mengakui, menghargai, dan melindungi keragaman dengan semangat berbeda-beda tetapi tetap satu.
"Hanya dengan persatuan dan kesatuan, Indonesia telah terbukti dapat memajukan kedaulatan, kemerdekaan nasional, sekaligus melangsungkan pembangunan untuk mencapai cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur," kata Airlangga.
Sharif Cicip menjelaskan, Partai Golkar terus memberi pemahaman bahwa persaingan ideologis memerlukan tuntunan argumen rasional agar tidak berubah menjadi konflik suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA. Misi tersebut, terus dilakukan sambil memperbaiki pendidikan anak-anak bangsa Indonesia melalui dua hal.
Hal itu di antaranya, kata ia, mewujudkan manusia Indonesia yang bermartabat (human dignity), mampu merawat lingkungan sebagai habitat etis semua makhluk (environmental ethics), dan mendorong generasi baru terlibat dalam pengolahan isu keamanan global (global security) untuk mencegah permusuhan antarbangsa.
"Bagi Golkar, menumbuhkan politics of hope adalah alasan semua para kader dalam berpolitik hari ini," katanya. (*)
Baca Juga:
Golkar Bakal Tolak Usulan Hak Angket Pemilu 2024
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Idrus Marham Yakin Bahlil Setia ke Prabowo Meski Dihujat di Media Sosial
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
AMPG ke Laporkan Meme Bahlil ke Polisi, Golkar Tegaskan bukan Instruksi DPP
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Kader Golkar Adukan sejumlah Akun Medsos yang Ledek Bahlil ke Polisi
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Imbas Demo Rusuh di PT Timah, Politikus Golkar Bambang Patijaya Laporkan Akun Media Sosial ke Polisi
Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN