Lemhannas Tegaskan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Segera Diterapkan


Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto ketika memberikan kuliah kebangsaan di FISIP UI Depok, Kamis (2/6). ANTARA/HO-Humas FISIP UI
MerahPutih.com - Lemhannas menilai salah satu elemen penting dalam merawat nasionalisme Indonesia adalah terus menghidupkan ideologi yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai pemersatu, yaitu Pancasila.
Ideologi Pancasila diyakini dapat menghadapi berbagai ancaman dan tantangan kontemporer bagi Indonesia di era Geopolitik generasi kelima.
Baca Juga:
Puan: Pancasila Memuliakan Manusia dan Mewujudkan Perdamaian Dunia
"Penguatan nilai-nilai Pancasila akan mengkonsolidasikan sistem politik Indonesia," kata Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam Kuliah Kebangsaan FISIP UI Depok, Jabar, Kamis (2/1).
Andi memaparkan berbagai potensi kerawanan dan ancaman yang dihadapi oleh Indonesia di era kontemporer, yang ditandai dengan apa yang disebutnya sebagai “konflik konektivitas'.
Indonesia menghadapi berbagai kerawanan dan ancaman dari dalam maupun luar negeri, mulai dari konflik Zona Abu-Abu (Gray Zone), instabilitas domestik yang dipicu oleh separatisme, konflik horizontal maupun vertikal, serta KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), ancaman siber, ancaman kerawanan lingkungan, ancaman kesehatan lingkungan, ancaman terhadap keamanan manusia, hingga tarikan berbagai ideologi global.
Ia menegaskan, penguatan pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila menjadi kunci yang penting. Untuk menangkal kerawanan nasional dari segi pengelola krisis diperlukan tata kelola manajemen risiko, manajemen krisis, pemulihan cepat yang keberlanjutan.
"Dari segi institusi, diperlukan regulasi, operasional, alokasi sumber daya dan adopsi teknologi," ujar Andi.
Andi mengatakan, Pancasila adalah ideologi yang mengakomodasi berbagai nilai yang ada di kehidupan manusia. Pancasila mengandung mulai dari nilai demokrasi, keagamaan, kebudayaan, keadilan, kedaulatan, sampai dengan solidaritas.
Dalam kancah pertarungan ideologi politik global (baik dalam kuadran neoliberalisme, konservatisme, sosialisme, dan liberalisme, maupun dalam kuadran liberalism, kosmopolitanisme, komunitarianisme, dan statisme).
Ia mengungkapkan, Pancasila berada di titik tengah kedua kuadran tersebut, yang meletakkan Indonesia di tengah pusaran tarik-menarik semua ideologi tersebut. Ini bisa berarti Pancasila berada di tengah ancaman ideologi-ideologi besar, atau di sisi lain ia menjadi titik keseimbangan bangsa Indonesia di tengah kontestasi ideologi global.
"Akan ada mata pelajaran baru Pendidikan Pancasila untuk semua tingkat Pendidikan, mulai dari Pendidikan dasar hingga universitas yang akan ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum yang akan diberlakukan segera oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya dikutip Antara (*).
Baca Juga:
Mahfud MD: Pancasila Adalah Kesepakatan Luhur Bangsa Indonesia
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi

Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu

Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia

Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi

Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa

Prabowo Tebar Ancaman, Singkirkan Pajabat yang Maling Kekayaan Indonesia
