Kesehatan

Fakta Baru, Mayoritas Pasien COVID-19 Menderita Kelelahan Jangka Panjang

Leonard Leonard - Selasa, 22 September 2020
Fakta Baru, Mayoritas Pasien COVID-19 Menderita Kelelahan Jangka Panjang

Konsekuensi ke depan masih belum bisa dieksplorasi. (Foto: Unsplash/Kinga Cichewicz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

LEBIH dari setengah pasien dan staf positif virus corona yang dipantau rumah sakit Irlandia menderita kelelahan secara terus-menerus setelah awal penyakit. Demikian hasil sebuah penelitian yang menyoroti 'beban signifikan' dari gejala yang masih ada.

Hal itu terjadi ketika kelompok pasien dan dokter menyerukan lebih banyak penelitian tentang efek jangka menengah dan jangka panjang dari virus corona baru, SARS-CoV-2.

Baca juga:

Kenali Penyakit Lain Anak yang Terkena COVID-19

1
Perempuan menyumbang 54% pasien yang mengalami kelelahan terus-menerus. (Foto: Unsplash/Javier Matheu)

"Ciri-ciri yang muncul dari infeksi SARS-CoV-2 telah dikarakterisasi dengan baik. Namun, konsekuensi jangka menengah dan jangka panjang dari infeksi tersebut masih belum dieksplorasi," kata Liam Townsend dari St James's Hospital dan Trinity Translational Medicine Institute di Trinity College Dublin.

Penelitian, yang melacak 128 peserta di Rumah Sakit St James, menemukan 52% pasien melaporkan kelelahan terus-menerus ketika mereka dinilai rata-rata 10 minggu setelah 'pemulihan klinis' dari infeksi. Terlepas dari seberapa serius infeksi awal mereka.

Penelitian pendahuluan yang belum periksa para ahli ini melibatkan 71 orang yang dirawat di rumah sakit dan 57 karyawan rumah sakit yang sakit ringan. Usia rata-rata mereka ialah 50 tahun dan semua peserta dinyatakan positif COVID-19.

Para peneliti mengamati berbagai faktor potensial, termasuk tingkat keparahan penyakit awal dan kondisi yang sudah ada sebelumnya, termasuk depresi. Mereka menemukan bahwa tidak ada bedanya apakah pasien dirawat di rumah sakit atau tidak.

Namun, mereka menemukan bahwa perempuan, walaupun hanya 54% dari peserta, menyumbang dua pertiga dari mereka yang terus-menerus kelelahan.

Mereka yang memiliki riwayat kecemasan atau depresi sebelumnya juga ditemukan lebih mungkin mengalami kelelahan.

Para penulis mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk menilai dampak COVID-19 pada pasien dalam jangka panjang.

“Temuan kami menunjukkan beban yang signifikan dari kelelahan pasca-virus pada individu dengan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya setelah fase akut penyakit COVID-19,” ujar peneliti.

Penelitian, yang dipresentasikan di European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases Conference on Coronavirus Disease (ECCVID), akhir bulan ini, menyarankan mereka yang terkena dampak layak untuk diteliti lebih lanjut dan intervensi dini.

Karena pandemi telah menyebar ke seluruh dunia, sebagian besar perhatian difokuskan pada dampak langsung, diukur dengan masuk rumah sakit dan kematian. Namun, semakin jelas bahwa virus dapat menggema lama setelah pasien 'pulih'.

Melansir laman Science Alert, kelompok dukungan daring di seluruh dunia telah menarik ribuan anggota untuk mencari bantuan dan nasihat tentang penyakit yang sedang berlangsung.

Pada Juli, sebuah penelitian terhadap pasien rumah sakit yang pulih di Italia menemukan bahwa 87% masih menderita setidaknya satu gejala selama 60 hari setelah jatuh sakit. Kelelahan dan kesulitan bernapas jadi yang paling umum.

Baca juga:

Kurang Vitamin D Dua Kali Lebih Mungkin Terkena Virus Corona

2
Juga dialami mereka dengan gejala awal yang lebih ringan. (Foto: Unsplash/Hush Naidoo)

Peneliti dari King's College London, yang berada di belakang proyek pelacakan gejala skala besar, memperkirakan bahwa satu dari 10 orang yang menggunakan aplikasi masih mengalami gejala setelah 30 hari dan beberapa tetap tidak sehat selama berbulan-bulan.

"Kami semakin melihat bukti 'COVID panjang', dan kelelahan adalah salah satu efek samping yang sering dilaporkan. Penelitian ini menyoroti bahwa kelelahan dialami baik pada pasien rawat inap maupun pada mereka dengan gejala awal yang lebih ringan," kata Michael Head, mengomentari penelitian terbaru.

"Meningkatnya viruss corona yang berkepanjangan adalah mengapa penting untuk mengurangi penularan komunitas. Bahkan di antara kelompok orang yang lebih muda yang tidak langsung sakit parah." (lgi)

Baca juga:

Antibodi Virus Corona Mampu Bertahan Selama Empat Bulan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan