Lawan Intoleran, Gusdurian Gelar Aksi Doa Bersama di Gereja St Lidwina


Aksi doa bersama Lawan Intoleran dengan damai, di Gereja St Lidwina, Yogyakarta . (MP/Teresa Ika)
MerahPutih.com - Puluhan anggota Jaringan Gusdurian DIY menggelar aksi solidaritas doa bersama di Gereja St Lidwina Stasi Bedog, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Bersama umat St Lidwina, mereka mendoakan kedamaian dan persatuan umat beragama di Indonesia.
Aksi doa digelar sekitar pukul 13.30 WIB di lobi luar gereja. Puluhan jaringan Gusdurian memakai peci, baju koko putih dan sarung duduk berkumpul. Mereka mendaraskan doa dalam bahasa Indonesia dengan khusyuk. Nampak beberapa umat Gereja St Lidwina dan Romo Ketua Paroki, Romo Yohanes Dwi Harsanto turut ikut berdoa.
Selesai berdoa, Jaringan Gusdurian memasangkan pita merah kepada Romo Kepala Paroki, Romo Santo. Dilanjutkan dengan penyerahan simbolis seikat bunga, buku pemikiran Gusdur dan poster Gusdur bertuliskan "Agama Melarang Perpecahan Bukan Perbedaan."
Perwakilan Jaringan Gusdurian Kiai Umaruddin Masdar mengatakan aksi solidaritas dilakukan sebagai simbol perlawanan pada tindakan kekerasan dan intoleransi antarumat beragama.
Menurutnya, aksi penyerangan dan intoleransi umat beragama harus dihentikan dengan cara damai.
"Kami prihatin dan mengucapkan duka atas peristiwa kemarin. Mari kita bangun persaudaraan kembali dan perdamaian di Indonesia," kata Umar di Yogyakarta, Rabu (14/2).
Pria yang juga menjabat sebagai Pembinan Majelis Dzikir Gusdurian DIY ini mendorong pemerintah membuat deteksi dini potensi intoleransi dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal. Harapannya agar peristiwa penyerangan umat beragama tidak terulang kembali.

Kiai Umaruddin Masdar juga mengajak seluruh umat beragama untuk membanyak bersilaturahmi dan melakukan kegiatan dengan umat beragama lain agar tercipta kedamaian. "Mari kita sebarkan perdamaian. Jangan mudah terprovokasi," pungkasnya.
Usai doa, Romo Ketua Paroki st Lidwina, Romo Santo mengucapkan terima kasih atas aksi solidaritas dan dukungan dari organisasi umat beragama.
"Semoga aksi teror kemarin menjadi aksi kekerasan dan intoleransi umat beragama terakhir di Indonesia," pungkas romo Santo. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Pelaku Penyerangan Gereja Santa Lidwina Diterbangkan ke Jakarta
Bagikan
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
