Lakukan Biblioterapi untuk Mengatasi Stres dan Cemas


Atasi stres dengan biblioterapi. (Foto: Pexels/Inzmam Khan)
BUAT kamu yang lagi stres dan cemas, cobalah lakukan biblioterapi. Metode ini juga sering digunakan untuk pengembangan diri dan melatih kemampuan memecahkan masalah.
Dilansir Alodokter, biblioterapi adalah terapi psikologi menggunakan bahan bacaan, seperti buku dan cerita, sebagai alat bantu untuk mengurangi stres dan kecemasan. Konsep biblioterapi didasarkan pada gagasan bahwa membaca dapat membantu individu untuk memahami dan menghadapi tantangan hidupnya. Prinsip ini membuka kesempatan untuk merasakan berbagai emosi lewat kata-kata dalam buku, seperti tawa dan semangat untuk mengubah diri.
Biblioterapi biasanya direkomendasikan bersamaan dengan terapi psikologi lain guna mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dalam biblioterapi, terapis atau psikolog akan merekomendasikan buku bacaan yang memiliki unsur kedekatan dengan masalah yang kamu alami.
Misalnya, buat kamu yang baru saja kehilangan anggota keluarga, akan direkomendasikan untuk membaca buku cerita dengan tokoh fiksi yang mampu menghadapi kesedihan dan trauma ketika kehilangan orang yang dicintainya, layaknya kejadian yang sedang kamu alami.
Baca juga:

Setelah kamu membaca, para profesional akan mengajakmu berdiskusi mengenai cara tokoh fiksi tersebut menangani kesedihan dan trauma yang dialaminya. Harapan dari diskusi ini adalah kamu bisa menerapkan hal tersebut ke dalam diri dan dapat mengindentifikasi perasaan atau emosi dengan baik.
Dari contoh tersebut, bisa disimpulkan bahwa cara kerja biblioterapi, yaitu membuat pembaca merasa terhubung dengan tokoh yang ada di dalam cerita yang sebenarnya punya kesamaan cerita dengan dirinya. Selain itu, biblioterapi membuat pembaca meraskan perjuangan dan emosi yang dialami tokoh tersebut.
Baca Juga:

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, biblioterapi biasanya digunakan untuk mengatasi gangguan mental. Ada beberapa kondisi yang biasa diatasi dengan biblioterapi, yakni depresi, gangguan kecemasan, stres, gangguan makan, trauma masa kecil, dan penggunaan zat terlarang atau narkoba.
Selain kondisi di atas, biblioterapi juga dapat digunakan sebagai terapi untuk mengelola amarah, rasa malu, kesedihan, penolakan, rasisme, dan seksime.
Manfaat biblioterapi sebenarnya bisa dirasakan oleh siapa pun, karena anak-anak hingga lansia dapat menjalani terapi ini. Namun, tidak semua orang cocok atau bisa menjalani biblioterapi.
Beberapa orang mungkin tidak direkomendasikan menjalani biblioterapi bila tidak suka membaca atau punya psikosis ketika seseorang tidak bisa membedakan mana kenyataan dan imajinasi. (and)
Baca Juga:
Tidak Sulit untuk Sampaikan Rasa Sayang ke Orang Tua
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
