Lahan Sorgum Dikembangkan Hingga 154 Ribu Hektare di NTT


Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Sorgum dapat menjadi alternatif sumber pangan selain beras dan jagung guna menghadapi krisis pangan seperti yang telah diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO).
Presiden Joko Widodo meminta pengembangan lahan sorgum hingga 154 ribu hektare di Kabupaten Waingapu, Nusa Tenggara Timur, sebagai komoditas pangan substitusi pengganti gandum.
Baca Juga:
Disebut Presiden Jokowi Jadi Pangan Alternatif, ini Manfaat Kesehatan Sorgum
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat internal terkait peningkatan produksi sorgum dan kebijakan gandum di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
"Arahan Bapak Presiden diprioritaskan untuk NTB di Kabupaten Waingapu yang kemarin sudah dilihat Bapak Presiden, dan di 2023 disiapkan lahan 115 ribu hektare dan di 2024 sebesar 154 ribu hektare," kata Menko Airlangga Hartarto dikutip dari Antara, Kamis (4/8).
Airlangga menjelaskan bahwa saat ini luas tanam sorgum hingga Juni 2022 baru mencapai 4.355 hektare yang tersebar di 6 provinsi dengan produktivitas 3,63 ton per hektare.
Di sisi lain, masih ada sembilan negara yang melakukan pelarangan ekspor gandum untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, antara lain Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina.
Oleh karena itu, Presiden meminta adanya substitusi dan diversifikasi dari gandum sebagai bahan pangan dan campuran pakan ternak melalui sorgum.
Baca Juga:
Airlangga menambahkan bahwa pengembangan sorgum pada tahap awal dilakukan untuk 100 ribu hektare dari sasaran musim tanam 2022 sebanyak 15 ribu hektare.
Kemudian, peningkatan produksi sorgum diprioritaskan dengan pengembangan lahan seluas 115 ribu hektare pada 2023 dan 154 ribu hektare pada 2024.
Adapun harga jual sorgum saat ini mencapai Rp 3.500 per kg. Dengan produktivitas hingga 4 ton per hektare, petani mampu menghasilkan pendapatan Rp 12,5 juta, dikurangi biaya produksi sebesar Rp 8,4 juta.
"Kalau dibuat menjadi biji kering sosoh 9,2 juta ton per hektare harganya Rp 15 ribu dan itu akan memberikan keuntungan sebesar Rp 8 juta setiap panen," kata Airlangga.
Ia menambahkan bahwa pengembangan lahan sorgum ini akan menjadi satu ekosistem dengan peternakan sapi, mengingat batang dari sorgum bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. (*)
Baca Juga:
Minta Perluas Penanaman Sorgum di NTT, Strategi Jokowi Hadapi Krisis Pangan
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bentuk Dewan Kesejahteraan dan Satgas Pencegahan PHK untuk Perlindungan Pekerja

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat

Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku

Pekerja Profesional Bidang TIK Minim, Baru 0,8 Persen Dari Total Angkatan Kerja Nasional.

Isu Transfer Data Pribadi Jadi Perbincangan Hangat, Menkomdigi Bakal Temui Menko Airlangga Hartarto

Prabowo Kembali ke Jakarta Usai Kunjungan Kerja di Solo, Jokowi Ikut Mengantar HIngga Pangkalan Udara

Tidak Ikut Prabowo Pulang, Menko Airlangga Langsung Geser dari Brasil ke AS Nego ke Pemerintah Trump

Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan
