Strategi Pemkot Bandung dan Cimahi Kurangi Banjir di Perbatasan


Pembangunan Kolam Retensi di Cimahi. (Foto: Humas Kota Bandung)
MerahPutih.com - Banjir menjadi ancaman yang setiap tahun terjadi di wilayah perbatasan antara Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kedua pemerintah kota didukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bersinegi mengurangi dampak banjir.
Paling tidak, dalam tahap awal, dua pemerintah sepakat membangun kolam retensi sementara. Sedangkan, pembangunan secara permanen bakal dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pada 2023.
Baca Juga:
Gubernur Kalimantan Barat Buka-bukaan Soal Kerusakan Alam Penyebab Banjir
"Mudah-mudahan kolaborasi ini akan terus kita lakukan, karena masih banyak 'pekerjaan rumah' yang harus dikerjakan bersama. Kolam retensi ini bisa bermanfaat dalam mengurangi banjir di perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung," ujar Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Bandung, Rabu (17/11).
Oded mengungkapkan, sudah lama mewacanakan pembangunan kolam retensi ini. Namun masih menunggu Pemkot Cimahi terkait pembebasan lahan di lokasi tersebut. Saat ini Pemkot Bandung membantu dari segi alat, yakni excavator untuk pengerukan.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Letkol Inf (Purn) Ngatiyana mengatakan, pembangunan kolam retensi ini merupakan bentuk keseriusan Pemkot Cimahi dan Pemkot Bandung dalam mengatasi banjir di perbatasan kedua daerah.
"Mudah-mudahan dengan pembangunan kolam retensi ini bisa mengurangi debit banjir yang ada di Cilember sampai Cigugur Cimahi. Karena sudah tertampung minimal sekian persen di embung ini. Sehingga tidak terjadi yang lebih besar seperti di Cimindi," katanya.
Ngatiyana mengatakan, kolam retensi ini menggunakan lahas seluas hampir 1 hektar, Pemkot Cimahi pun telah membebaskan lahannya senilai Rp 33 miliar. Sehingga persyaratan dan perizinan sudah lengkap tinggal pembangunan kolam retensinya.

"Pembangunan kolam retensi atau embung akan dikerjakan anggarannya dari BBWS pada 2023, untuk sekarang pengerukan. Tapi semoga BBWS bisa menyiapkan di 2022 itu lebih bagus, yang jelas dianggarkan 2023," ucapnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik mengatakan Pemprov Jabar sudah membuat cetak biru Jabar Resilience Culture Province atau rancangan pembentukan budaya tanggap bencana.
"Kolam retensi di Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi tersebut juga termasuk dalam perencanaan tersebut. Ini merupakan bagian dari resilience infrastuktur atau bagian dari blue print tersebut, bagaimana infrasturktur bisa tangguh didalam mengghadipi kondisi bencana," katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
BMKG Peringatkan Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa pada 18 - 25 November
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Ekskavator Dikerahkan, Kementerian PU Gerak Cepat Bersihkan Sampah Banjir Bali dari Badung hingga Denpasar

Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian

Pasutri dalam Sigra Terseret Banjir Bali: Istri Meninggal, Mobil Belum Ditemukan

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali

Hujan Deras Picu Banjir di Bali: Denpasar, Gianyar, Tabanan, hingga Jembrana Terendam

Banjir Besar Melanda Bali, 2 Warga Meninggal dan Ratusan Lainnya Terdampak

Wayan Koster Sebut Banjir di Bali Disebabkan Curah Hujan Tinggi, Juga Singgung Persoalan Sampah

Gubernur Bali Sebut Banjir Besar Disebabkan Curah Hujan Tinggi dan Masalah Sampah
