KTT G20 Pembuktian Indonesia dalam Penanganan Sampah Laut


Anggota Polair Polresta Denpasar membersihkan sampah dalam Bulan Cinta Laut di Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis (10/3/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
MerahPutih.com - Sampah laut menjadi permasalahan besar dunia saat ini. Tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan sekitar 62 persen luas wilayahnya adalah laut dan perairan.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Nani Hendriarti mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menjadi ajang untuk membuktikan Indonesia sudah melakukan penanganan sampah di laut.
Dalam jumpa pers #G20updates bertajuk "Penanganan Sampah Laut: Dari Bali untuk Indonesia" yang berlangsung secara daring pada Rabu (26/10), Nani menjelaskan bahwa sampah plastik telah menjadi masalah global karena dampaknya terhadap ekosistem perairan dan kesehatan manusia.
Baca Juga:
Persiapan KTT G20 di Bali Capai 95 Persen
"Dari 10 juta metrik ton sampah yang masuk ke laut, 10 persen berdampak pada penyebaran yang kita bilang lintas batas. Data riset untuk Indonesia yang dilakukan oleh LIPI yang melibatkan kemitraan dari periset lain menunjukkan kebocoran sampah plastik ke laut 0,27 sampai 0,59 juta ton per tahun," kata Nani, Rabu malam, seperti dikutip Antara.
Chairwoman National Plastic Action Partnership (NPAP) Tuti Putranto mengatakan, masalah sampah plastik menjadi perhatian serius. Untuk itu, kata dia, Presiden Jokowi menekankan dan berkomitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan pada 2025.
“NPAP ini sebagai sebuah platform, bukan yayasan, yang beranggotakan tiga orang menteri kabinet, sembilan kementerian, empat pemerintah daerah, 8 CEO, 12 perusahaan nasional, 12 perusahaan multinasional,” jelas Tuti.
Baca Juga:
Antisipasi Berbagai Ancaman Serangan Siber saat KTT G20
Ia memastikan bahwa hingga akhir 2021, NPAP telah berhasil mengurangi 28,5 persen sampah plastik berkat kerja sama lintas sektor dan institusi, salah satunya melalui kampanye perubahan perilaku masyarakat.
"Melakukan kampanye untuk mengubah perilaku dari yang kurang care pada sampah plastik ke perhatian yang lebih pada sampah plastik karena ada nilai ekonomisnya," ujarnya.
Dalam rangka G20, Nani menjelaskan, NPAP akan menyiapkan pertemuan khusus yang membahas bagaimana melakukan tindakan konkret dalam mengatasi sampah plastik yang di buang ke laut pada awal November.
"Kami mau memperlihatkan kepada dunia bahwa kita tidak hanya berjanji, tidak membuat rencana, tetapi juga melakukannya. Aksi-aksi kita sudah lakukan. Itu memang perlu kita tingkatkan dengan memperkuat kolaborasi," kata Nani. (*)
Baca Juta:
Delegasi hingga Jurnalis Asing Peliput KTT G20 Dipastikan Bebas Visa
Bagikan
Berita Terkait
Demo Sisakan 28,63 Ton Sampah, Pemprov DKI Kerahkan 750 Personel untuk Lakukan Pembersihan

Gejolak Demo Berlanjut, Pemprov DKI Pikir Ulang Penarikan Retribusi Sampah dari Warga

Dinas LH DKI Perkuat Kolaborasi Pengelolaan Sampah Mandiri Kawasan

Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan untuk Bersihkan Sampah selama Rangkaian Acara HUT ke-80 RI di Jakarta

Pengelolaan PLTSa Putri Cempo Belum Maksimal, Wakil Ketua MPR Singgung Revisi Perpres Sampah

Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Menteri LH Resmikan Waste Crisis Center, untuk Atasi Darurat Sampah Nasional

Saat Pertemuan Menteri G20 Sri Mulyani Pamer Cara Indonesia Atasi Masalah Dana Buat Pembangunan

Bahas Perang Tarif di Afrika Selatan, Sri Mulyani Ingin G20 Kerja Sama Saling Menguntungkan

Diajak Keliling RDF Plant Rorotan, Warga JGC Harap Tak Lagi Keluar Asap dan Bau Sampah Menyengat
