KTT G20 Harus Jadi Solusi Hentikan Ancaman Krisis Pangan Global
Suasana acara pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/hp.
MerahPutih.com - Pertemuan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali diharapkan mampu mencari jalan untuk menghadapi krisis pangan dunia. Sebab, saat ini krisis pangan sudah mengintai negara - negara miskin.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riyono menilai, isu pangan menjadi perhatian semua pimpinan G20. Bahkan Presiden Jokowi sebagai tuan rumah sudah memberikan peringatan dalam pidato pembukaan G20.
Baca Juga:
AS dan Sekutu Gelar Pertemuan Darurat di Sela KTT G20, Ini Sikap Indonesia
"Karena pandemi, kekeringan, dan konflik regional lainnya, hampir 770 juta orang kelaparan pada 2021 jumlah tertinggi sejak 2006," kata Riyono, Rabu (16/11).
Riyono menuturkan, dalam catatan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO memperkirakan perang di Ukraina meningkatkan jumlah orang yang kekurangan gizi hingga 13 juta orang tahun ini. Dan berpotensi meningkat menjadi 17 juta orang lagi pada 2023.
Riyono meyakini, krisis pangan yang di hadapi dunia global ini terjadi karena adanya masalah hambatan distribusi. Ditambah ketersedian dan ego masing - masing kekuatan ekonomi dunia yang enggan kolaborasi dalam skala global.
Sebab, ada ancaman kelaparan global dimana FAO memprediksi ada 13 juta orang kekurangan gizi di 2022.
"Ini bisa bertambah 17 juta di 2023 jika konflik Rusia - Ukraina tidak mampu di bendung dan jalan keluar di pertemuan G20," imbuh Riyono.
Baca Juga:
Kapolri Pastikan Keamanan di Bali Berjalan Tanpa Gangguan Jelang Berakhirnya KTT G20
Ia melihat, pangan adalah 50 persen masalah bangsa dunia yang bergabung dalam G20.
"Pangan adalah krusial dan wajib di penuhi oleh negara, pangan adalah hak asasi manusia," jelas dia.
Riyono menyebut, Presiden Jokowi bisa menyerukan untuk anggota G20 membangun kesepakatan bersama tentang "Keseimbangan Pangan Dunia" dengan basis kekuatan pangan lokal masing - masing negara.
"Termasuk kerjasama global bersama FAO dan kerjasama bilateral antar anggota G20," tutup Riyono. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ANRI Pastikan tak Terima Salinan Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Bobby Nasution Sebut Hanya Iblis yang Tak Bisa Dipanggil Penegak Hukum
Wapres Gibran Rakabuming Serukan Keadilan di Sektor AI di KTT G-20, Harus Bawa Manfaat bagi Negara Pemasok Bahan Baku
[HOAKS atau FAKTA] : Roy Suryo Akhirnya Akui Keaslian Ijazah dan Meminta Maaf kepada Jokowi
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas