Krisis Pasokan Gas di Eropa Meningkat


Tentara pro pasukan Rusia menembak dari tank saat bertempur di tengah konflik Ukraina-Rusia di selatan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Kamis (5/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/HP/d
MerahPutih.com - Dampak perang yang terjadi di Ukraina, mulai meluas pada pasokan energi di Uni Eropa. Moskow telah memberlakukan sanksi pada anak perusahaan Eropa Gazprom setelah Ukraina menghentikan rute transit gas utama.
Harga gas telah melonjak dengan patokan utama Eropa naik 12 persen karena pembeli gelisah oleh meningkatnya ancaman terhadap pasokan energi ini, mengingat ketergantungannya yang tinggi berbagai negara Eropa pada Rusia.
Baca Juga:
Bertemu DPR dan Kongres AS, Jokowi Bicara Dampak Perang di Ukraina
Sebelumnya, Moskow telah menangguhkan pasokan ke Bulgaria dan Polandia. Kondisi saat ini, dikabarkan, negara-negara berlomba untuk mengisi cadangan gas yang semakin menipis sebelum musim dingin.
Rusia memberlakukan sanksi Rabu (11/5/2022) malam terutama pada anak perusahaan Eropa Gazprom termasuk Gazprom Germania, sebuah bisnis perdagangan, penyimpanan dan transmisi energi yang ditempatkan Jerman di bawah perwalian bulan lalu untuk mengamankan pasokan.
Rusia juga menempatkan sanksi pada pemilik bagian Polandia dari pipa Yamal-Eropa yang membawa gas Rusia ke Eropa.
Jerman, klien utama Rusia di Eropa, mengatakan beberapa anak perusahaan Gazprom Germania tidak menerima gas karena sanksi tersebut.
"Gazprom dan anak perusahaannya terpengaruh. Ini berarti beberapa anak perusahaan tidak lagi mendapatkan gas dari Rusia. Tapi pasar menawarkan alternatif," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck kepada majelis rendah Bundestag.

Gazprom mengatakan tidak akan lagi dapat mengekspor gas melalui Polandia melalui pipa Yamal-Eropa setelah sanksi terhadap EuRoPol Gaz, yang memiliki bagian Polandia.
Pipa tersebut menghubungkan ladang gas Rusia di Semenanjung Yamal dan Siberia Barat dengan Polandia dan Jerman, melalui Belarusia, dan memiliki kapasitas 33 miliar meter kubik (bcm), sekitar seperenam dari ekspor gas Rusia ke Eropa.
Sementara itu, Jepang dan Uni Eropa sepakat memperkuat kerja sama untuk menangani Rusia. Tokyo bergabung dengan Uni Eropa dan Grup 7 (G7) untuk menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Rusia, yang membatasi kemampuan Moskow untuk mengekspor minyak dan gasnya.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dan PM Kishida saat konferensi gabungan di Tokyo mengatakan, akan melanjutkan pembicaraan mengenai strategi memaksimalkan kemitraan untuk menangani Rusia di sejumlah sektor seperti energi.
"Kami menyambut baik sikap Jepang yang semakin tangguh terhadap Rusia," kata von der Leyen di awal pertemuan dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Isu Perang Rusia Ukraina Jadi Ujian Kepemimpinan Indonesia Dalam G20
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ribuan Warga Gaza Termasuk Warga Dihukum Seumur Hidup di Bebaskan Isreal

Wakil Ketua MPR Dukung Pemerintah Siapkan Tentara Perdamaian ke Gaza

Ribuan Orang Kembali ke Rumah di Jalur Gaza, Pasukan AS Pantau Pelaksanaan Gencatan Sejata

Gencatan Senjata Mulai Berlaku, Ribuan Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza

Dewan Badan Banding WTO Mati Suri, RI Minta Uni Eropa Patuhi Putusan Sengketa Biodiesel

DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia

Global Sumud Flotilla Berada 570 Kilometer Dari Gaza, Tidak Bakal Berhenti Sampai Pengepungan Dipatahkan

Ribuan Produk Indonesia Bebas Tarif Uni Eropa, Hampir Semua Nol Persen

[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO
![[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO](https://img.merahputih.com/media/57/3c/29/573c292140583f08ff492285146133df_182x135.png)
Ada Perjanjian IEU-CEPA, Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Kerja di Uni Eropa
