Krisis Energi Hingga Perubahan Nilai Logistik Bakal Dibawa ke Pertemuan G20

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 13 Januari 2022
Krisis Energi Hingga Perubahan Nilai Logistik Bakal Dibawa ke Pertemuan G20

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Dunia akan menghadapi berbagai tantangan di tahun 2022, seperti perubahan nilai logistik, krisis energi, dan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan perdagangan akan sulit untuk menopang tahun 2022 jika permasalahan penyumbatan logistik di berbagai pelabuhan di dunia tidak diselesaikan.

Baca Juga:

Keuangan Digital Hadirkan Business Solution untuk UMKM dan Korporasi

Sementara untuk krisis energi, kalau harganya masih tinggi seperti saat ini, dikhawatirkan dapat memberikan ancaman dalam ekonomi.

"Ketiga permasalahan ini akan Indonesia bawa ke G20 dan juga sistem perdagangan multilateral," kata M. Lutfi di Jakarta, Kamis (13/1).

Diharapkan, Indonesia dapat mengatasi ketiga permasalahan tersebut dan dapat terus melanjutkan perdagangan. Sehingga perdagangan dapat menjadi mesin pertumbuhan, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk seluruh dunia.

"Karena kita tidak dapat melakukannya sendiri," ungkap Mendag.

Baca Juga:

UU Cipta Kerja dan Jokowi Diklaim Manjakan UMKM

Lutfi menyampaikan, 2021 merupakan tahun pemecahan rekor bagi perdagangan Indonesia. Pada periode Januari-November 2021, ekspor Indonesia naik 42,62 persen dibanding periode yang sama 2020.

"Pada periode ini, Indonesia juga mengalami surplus USD 34,32 miliar. Tahun ini, pertumbuhan perdagangan sangat kuat. Jika kondisi ini konsisten, surplus Indonesia pada 2021 berkisar USD 36-37 miliar. Ini jumlah tertinggi, lebih tinggi dari 2021," kata Mendag.

Ekspor non migas terbesar Indonesia berasal dari batubara, diikuti minyak kelapa sawit, serta produk besi dan baja. Khusus untuk besi dan baja, pada periode Januari-November 2021 tercatat sebesar USD 18,62 miliar tumbuh mencapai 92,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Baca Juga:

Periksa Istri Alex Noerdin, KPK Dalami Uang Rp 1,5 Miliar saat OTT Bupati Banyuasin

“Batubara dan CPO tumbuh cukup baik, akan tetapi besi dan baja juga tumbuh sangat bagus sehingga diversifikasi ekspor menjadi lebih baik. Elektronik juga tumbuh cukup baik menempati posisi keempat," paparnya.

Namun, yang terpenting sektor otomotif juga meningkat dan diharapkan tahun ini akan lebih meningkat lagi sehingga menjadi salah satu sektor yang paling penting untuk Indonesia. (Asp)

#Perdagangan Bebas #Neraca Perdagangan
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Rencana soal pembebasan tarif bea masuk produk AS ke Indonesia, berpotensi menimbulkan efek mengerikan. Salah satunya adalah ancaman PHK di dalam negeri.
Soffi Amira - Sabtu, 19 Juli 2025
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Indonesia
Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik
Sepanjang Januari–Mei 2025, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap Italia mencapai USD 488,9 juta.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik
Indonesia
Neraca Perdagangan Mei 2025 Surplus USD 4,30 Miliar
Terutama didorong oleh meningkatnya surplus nonmigas.
Dwi Astarini - Kamis, 03 Juli 2025
Neraca Perdagangan Mei 2025 Surplus USD 4,30 Miliar
Dunia
Donald Trump Paksa TSMC Bangun Pabrik di AS, Ancam Kenakan Pajak hingga 100 Persen
Presiden AS, Donald Trump, meminta TSMC membangun pabrik di negaranya. Ia juga mengancam akan mengenakan pajak hingga 100 persen.
Soffi Amira - Rabu, 09 April 2025
Donald Trump Paksa TSMC Bangun Pabrik di AS, Ancam Kenakan Pajak hingga 100 Persen
Indonesia
Prabowo Minta Kuota Impor Tak Diskriminatif, Anggap Hanya Untungkan Perusahaan Besar
Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta kuota impor tak diskriminatif. Sebab, hal itu hanya bisa menguntungkan perusahaan besar.
Soffi Amira - Selasa, 08 April 2025
Prabowo Minta Kuota Impor Tak Diskriminatif, Anggap Hanya Untungkan Perusahaan Besar
Indonesia
Berdagang Dengan China, Indonesia Selalu Defisit
Defisit perdagangan dengan beberapa negara di antaranya adalah Brasil USD 0,34 miliar, Australia sebesar USD 0,32 miliar dan Tiongkok USD 0,28 miliar.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 16 Desember 2024
Berdagang Dengan China, Indonesia Selalu Defisit
Indonesia
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kian Menipis
Komoditas penyumbang surplusnya adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya (rajutan) dan alas kaki.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Oktober 2024
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kian Menipis
Indonesia
Surplus Neraca Perdagangan Makin Tipis
Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan beberapa negara. Adapun tiga terdalam tercatat dengan Tiongkok sebesar USD 1,7 miliar.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 15 Agustus 2024
Surplus Neraca Perdagangan Makin Tipis
Indonesia
Indonesia Alami Defisit Berdagang Dengan China
Penyumbang defisit terdalam bagi neraca dagang Indonesia di periode yang sama yaitu China USD 693,4 juta, Australia USD 331,1 juta, dan Thailand USD 327,8.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 15 Juli 2024
Indonesia Alami Defisit Berdagang Dengan China
Indonesia
Dengan Tiga Negara Ini Indonesia Alami Defisit Neraca Perdagangan
Hingga Mei 2024, neraca perdagangan barang Indonesia telah mencatatkan surplus beruntun selama 49 bulan secara berturut-turu
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 Juni 2024
Dengan Tiga Negara Ini Indonesia Alami Defisit Neraca Perdagangan
Bagikan