Kreatif di Masa Sulit, Bisnis APD Tanpa Modal Beromset Puluhan Juta Rupiah

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 04 November 2020
Kreatif di Masa Sulit, Bisnis APD Tanpa Modal Beromset Puluhan Juta Rupiah

Kreatif di masa sulit dengan menjual APD tanpa modal tapi bisa menghasilkan pendapatan jutaan rupiah (Foto: pixabay/klaushausman)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KIKI, seorang enterpreneur muda yang memiliki usaha baju muslim perempuan merasakan dampak yang cukup signifikan dari pandemi COVID-19, khususnya sejak awal Maret 2020 lalu saat Virus Corona mulai masuk ke Indonesia.

Pengaruh yang sangat besar pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan omset usaha baju muslim Kiki hingga lebih dari 70 persen. Hal itu membuat perempuan bernama lengkap Kiki Kaswari itu ketar-ketir, karena pendapatannya menurun drastis. Sementara dirinya membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca Juga:

Kreatif di Masa Pandemi, Kos-Kosan Disulap Jadi Studio Foto

Sejumlah cara untuk mempromosikan usaha baju muslimnya telah dilakukan di saat penurunan omset yang cukup drastis, tapi tak kunjung membuahkan hasil yang berarti. Hal itu lantas membuat Kiki sempat frustasi, karena pendapatnya yang tak kunjung normal seperti biasanya.

Saat tengah merasa kebingungan akan penurunan omset, Kiki melihat WhatsApp story rekan-rekannya yang banyak menjual Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, baju hazmat, sarung tangan, dan sebagainya.

Dari situlah Kiki terbesit ide dan melihat peluang menjual APD di masa pandemi. berdasarkan informasi dari rekan-rekannya, permintaan akan APD di tengah pandemi sangat tinggi.

Namun saat ide sudah didapat, di satu sisi Kiki terkendala dari segi modal. Kiki pun memutar otak untuk tetap mencoba lini usaha berjualan APD tanpa modal.

Berawal dari kesulitan finansial dan merosotnya bisnis baju, Kiki memutuskan menjadi reseller berbagai jenis APD (Foto: pixabay/ornaw)

Akhirnya, Kiki memutuskan menjadi reseller produk-produk APD. Kiki terus menjalin komunikasi yang baik kepada perusahaan atau perorangan yang memiliki kebutuhan APD yang tengah banyak dicari.

"Karena enggak ada duit buat stok barang, yaudah saya berusaha kontak ke sana-ke mari orang-orang yang punya barang, dan saya bilang ke mereka ingin membantu jualin produknya," tutur Kiky pada merahputih.com.

Seiring dengan berjalannya waktu, Kiki mulai mendapat banyak link pembeli dan penyedia barang-barang APD. Banyak para pemilik barang yang sudah sangat percaya dengan Kiki untuk membantu menjual produknya, bahkan untuk partai besar dengan nilai transaksi puluhan juta rupiah.

Kiki mengakui karakter dan tipe pembeli APD berbeda dengan pembeli baju muslim berbeda. Untuk costumer baju muslim, mungkin hanya menanyakan ketersediaan stock, ukuran dan warna.

Sementara untuk APD, harus detail tentang spesifikasi produknya, dari mulai ukuran, jenis, izin produk, standarisasi produk, dan jumlah ketersediaan produknya.

Baca juga:

Iklanin Usaha Lewat Online Dating, Mengapa Tidak?

Meski cukup berbeda karakter pembeli, Kiki terus berusaha dan belajar agar dapat berkomunikasi dan memberikan layanan penjualan barang APD terbaik.

Bermodalkan kepercayaan, profesionalitas, ketelitian dan kejujuran. Kiki semakin banyak mendapat jaringan penyedia barang APD yang terpercaya, serta banyak pelanggan yang selalu order barang setiap bulannya.

Tanpa disangka-sangka, keuntungannya bersih dari reseller APD cukup lumayan. Meski penghasilan kadang tak menentu, tapi bila dirata-ratakan, setiap bulannya kurang lebih Kiki berhasil meraih pendapatan bersih sekitar belasan juta rupiah. Namun di satu waktu saat permintaan meningkat tajam, kiki pernah meraih pendapatan puluhan juta rupiah.

Seiring melonjaknya omset, Kiki membuat toko online khusus penjualan APD untuk meningkatkan omset penjualan (Foto: instagram @apdkit)

Ketika mulai ramai orderan barang-barang APD, Kiki yang awalnya hanya mempromosikan dari mulut ke mulut atau ke teman terdekat saja, dia berinisiatif membuat sebuah toko online di Instagram, yakni @apdkit.

Pada toko online tersebut, Kiki menawarkan sejumlah barang-barang APD yang dia jual sebelumnya, seperti masker, face shield, sarung tangan, baju hazmat, dan sebagainya.

Kemudian Kiki memaksimalkan promosi toko onlinenya di Instagram dengan iklan berbayar, mengunggah foto-foto serta caption menarik, menampilkan real testimoni untuk meyakinkan para calon pembeli, dan sebagainya.

Alhasil, dengan adanya toko online tersebut, orderan untuk produk APD pada Kiki kian meningkat tajam. Pelanggan APD di toko online-nya cukup beragam, dari mulai instansi pemerintahan, rumah sakit, perusahaan swasta hingga perorarangan. Bahkan pembelinya bukan hanya dari Pulau Jawa saja, tapi juga dari seluruh Indonesia.

Selain melalui Instagram saja, Kiki juga memasarkannya di media sosial lainnya seperti Facebook. Selain itu, Kiki juga menjual produknya di sejumlah e-commerce ternama di Indonesia.

Namun, dalam menjalani bisnisnya, bukan berarti tak menemukan hambatan, banyak perjuangan yang telah dilalui oleh Kiki. Dari mulai mendapat banyak penolakan sejumlah perusahaan penyedia barang, hingga bertemu dengan pembeli barang yang 'tidak jelas'.

"Pernah di satu saat ada pembeli barang yang mesen dalam jumlah lumayan banyak, saat itu udah janjian ketemu di lokasi A, saat saya sudah di lokasi dan membawa barang, si pembeli malah enggak ada kabar begitu aja, ini enggak sekali dua kali, nyesek sih tapi ya jadiin pelajaran aja," jelas Kiki.

Karena kerap mendapati pembeli yang seperti itu, Kiki menyiasatinya dengan meminta uang tanda jadi terlebih dahulu pada para pembeli. Di satu sisi untuk mencegah pembeli yang tidak jelas, di sisi lain untuk menjaga kepercayaan pada perusahaan/pihak penyedia barang yang telah mempercayakan barang kepadanya.

Saat ini Kiki masih menjalani bisnis APD nya, dan penjualannya pun cukup lancar karena sudah banyak langganan yang order barangnya padanya. Tapi, meski bisnis APD nya tengah naik daun dan pendapatannya telah melebihi usaha baju muslimnya, Kiki tetap menjalani usaha bajunya dan terus gencar mempromosikannya. (Ryn)

Baca juga:

Tetap Waras, Lebih Baik Jangan Tengok Teman yang Baru Bersalin

#November Berani Baru #Bisnis
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Indonesia
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Prancis dan Indonesia dapat memberi sumbangan yang baik kepada stabilitas geopolitik dan geo ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 28 Mei 2025
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Indonesia
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
"Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis Tupperware.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
Indonesia
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Pengamat pasar saham menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan IHSG turun lebih dari 6 persen.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 18 Maret 2025
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik  Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Bagikan