Korban Gempa Majene Bakal Dilakukan Testing dan Tracing COVID-19


Pengungsi yang masih berada di tenda pengungsian dan belum kembali ke rumahnya setelah lima hari gempa terjadi (20/01/2021) ANTARA Foto/M Faisal Hanapi
MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan melakukan proses tracing dan testing ulang kepada masyarakat terdampak gempa berkekuatan M6,2 di Sulawesi Barat untuk mengetahui bagaimana kondisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Kepala Pusat Krisis Kemenkes, Dr. Budi Sylvana menyebut, Kemenkes sedang melakukan proses screening dan testing sehingga dapat melakukan pemisahan pasien lebih dini.
Baca Juga
BMKG Pasang Informasi Diseminasi Antisipasi Gempa Susulan di Sulawesi Barat
“Hari ini kami sudah melakukan proses screening ulang dan testing di rumah sakit sehingga dalam satu sampai dua hari kedepan Kemenkes sudah dapat mengetahui serta memisahkan langsung pasien positif dan negatif COVID-19,” ujar Budi dalam keteranganya kepada wartawan yang dikutip, Rabu (20/1).
Budi mengungkapkan pelayanan kesehatan pada penanganan bencana dalam kondisi normal dengan saat kondisi pandemi COVID-19. Di satu sisi Kemenkes harus menangani masalah kesehatan secara umum.
“Tentu berbeda penanganan bencana saat kondisi normal dengan saat masa pandemi seperti sekarang ini. Kemenkes juga tidak boleh berhenti untuk menangani pandemi dan menekan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi,” lanjutnya.
Budi juga menjelaskan bahwa Kemenkes telah mendatangkan beberapa tim dari dari Jakarta maupun Makassar untuk untuk melakukan proses tracing di titik pengungsian guna menekan potensi penularan COVID-19.

Selanjutnya, Kemenkes juga memisahkan pasien positif dan negatif COVID-19 di rumah sakit serta memastikan proses testing baik antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) berjalan dengan baik.
Adapun Budi menginformasikan bahwa Kemenkes juga telah mendatangkan mobil PCR dari Makassar sehingga pelaksanaan tes, termasuk tes antigen maupun PCR dapat dilakukan secara langsung di Kabupaten Mamuju.
“Per (19/1) Kemenkes mendatangkan mobil PCR dari Makassar beserta timnya, sehingga untuk pemeriksaan PCR maupun antigen bisa langsung dilaksanakan di Kabupaten Mamuju,” tuturnya.
Budi juga mengingatakan kepada warga Sulawesi Barat untuk selalu mengutamakan protokol kesehatan. Seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang telah disediakan, disiplin menggunakan masker serta menjaga jarak.
Jumlah korban meninggal dalam peristiwa gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) bertambah menjadi 88 orang per Selasa (19/1). Angka tersebut berdasarkan pencatatan Basarnas Makassar pukul 09.30 Wita.
Juru Bicara Basarnas Makassar melalui keterangan resminya merinci dari 88 korban tersebut, 77 orang merupakan warga Mamuju dan 11 orang warga Majene.
"Selamat 18 orang," tulis Hamsidar.
Basarnas telah mengidentifikasi 77 korban meninggal dunia di Mamuju. Sebanyak 41 korban diketahui wanita dan 31 korban laki-laki.
Sementara, lima korban belum diketahui jenis kelaminnya. Sementara, dalam rilis tersebut tidak disebutkan rincian korban meninggal di Majene.
Gempa mengguncang Provinsi Sulawesi Barat selama dua hari berturut-turut. Gempa pertama terjadi pada Kamis (14/1) sekitar pukul 14.45 Wita dengan magnitudo 5,9 dan Jumat (15/1) pukul 02.28 Wita dengan magnitudo 6,2.
Titik gempa berada di Barat Laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal.
Berdasarkan analisis BMKG, skala intensitas gempa pertama sebesar V-VI MMI di Majene dan IV-V di Mamuju.
Sementara, intensitas gempa kedua sebesar V-VI MMI di Mamuju dan Majene. Dwikorita menyatakan, skala intensitas sebesar itu menyebabkan benda-benda terpelanting. (Knu)
Baca Juga
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin

Waspada Varian COVID-19 XEC dan JN.1: Begini Perbandingan Tingkat Keparahannya

Kemenkes Keluarkan SE Kewaspadaan COVID-19 Buntut Kasus Negara Tetangga Naik

Kemenkes Diminta Perbaiki Komunikasi dengan Organisasi Profesi

Pemanfaatan Ganja Medis di Indonesia, BNN: Perlu Kajian dan Riset Mendalam untuk Pengobatan

Maraknya Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter, Wamenkes Sebut akan Terapkan Tes MMPI saat Proses Seleksi
