Konflik Dekat Ibu Kota Yaman, 22 Tewas


Lokasi serangan udara pimpinan Saudi yang mengenai bengkel mobil di barat laut kota Saada, Yaman, Senin (19/6). (ANTARA FOTO/REUTERS/Naif Rahma)
MerahPutih.com - Pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman dan gerilyawan Al-Houthi di garis depan Nehm, sebelah timur-laut Ibu Kota Yaman, Sana'a sedikitnya menyebabkan 22 orang tewas. Demikian sebuah pernyataan dari militer.
Pertempuran tersebut meletus pada Selasa pagi (18/7) di Gunung Al-Minsa, yang menjorok ke jalan yang menghubungkan Sana'a dan Provinsi Marib--yang dikuasai pemerintah.
"Pasukan pemerintah, yang didukung oleh pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi, berusaha memasuki lokasi di dekat Ibu Kota Yaman, yang dikuasai anggota Al-Houthi--yang didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh," kata sumber itu kepada Xinhua.
"Tak ada gerak maju atau kemajuan yang dibuat oleh masing-masing pihak selama pertempuran, sementara baku-tembak masih berlangsung," kata sumber tersebut.
Sebagaimana dilaporkan Xinhua--yang dipantau di Jakarta, Rabu (19/7) pagi, ia menambahkan bahwa dua prajurit tewas dan empat lagi cedera di pihak pasukan pemerintah, sementara kelompok Syiah Al-Houthi kehilangan hampir 20 anggota dalam pertempuran itu.
Media Al-Houthi belum melaporkan jumlah korban jiwa di pihak mereka.
Pertempuran di Nehm, sekitar 90 kilometer di sebelah timur-laut Sana'a, sering berkecamuk sebab pasukan pemerintah telah berusaha membuat kemajuan ke dalam Ibu Kota Yaman, yang dikuasai Al-Houthi pada akhir 2014.
Pertempuran itu terjadi antara gerakan Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, dan koalisi militer pimpinan Arab Saudi setelah anggota Al-Houthi menggulingkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang didukung Arab Saudi-- dan pemerintahnya lebih dari dua tahun lalu.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, yang mendukung Hadi, memulai campur-tangan militer dan pengepungan darat-laut-udara pada Maret 2015, dalam upaya merebut kembali wilayah Yaman, termasuk Sana'a, dan memulihkan kekuasaan Hadi.
Pasukan Hadi tahun lalu telah sepenuhnya membebaskan enam provinsi di Yaman Selatan dari seluruhnya 23 provinsi.
Perang sejak itu telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, dan membuat sebanyak tiga juta orang kehilangan tempat tinggal sebab pengepungan total tersebut telah mengakibatkan kekurangan parah makanan dan obat import. Negara itu juga telah dilanda wabah kolera mematikan dan berada di tepi jurang kelaparan. (*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
KBRI Tetapkan Status Siaga 1 di Yaman Utara, 10 WNI Berhasil Dievakuasi

Sistem Pertahanan Rudal THAAD Amerika Serikat Gagal Lumpuhkan Serangan Rudal Houthi

Mediasi Oman Berbuah Manis, Trump dan Kelompok Houthi Sepakat Gencatan Senjata

Houthi Bukan Lagi Pemberontak Lokal, Menjelma Jadi Simbol Perlawanan di Tengah Konflik Gaza

Israel Serang Yaman, Houthi Laporkan 9 Orang Meninggal

Hasil Drawing Kualifikasi Piala Asia U-20 2025: Timnas Indonesia Segrup Yaman, Timor Leste, Maladewa

Houthi Serang Kapal Tanker Inggris Andromeda Star

AS Hancurkan Sistem Udara Tak Berawak Milik Houthi

Semua WNI di Yaman Selamat dari Serangan Gabungan AS-Inggris

Konflik Israel-Palestina Meluas, Kelompok Houthi Tingkatkan Kesiapan Perang
