Kondisi Warga Gaza Semakin Sulit, Ranjau dan Sisa Bahan Peledak Memperparah


Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. ANTARA/Anadolu/py.
MerahPutih.com - Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk setelah selama 11 hari berturut-turut tidak ada bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.
Perkembangan itu telah menghapus kemajuan yang dicapai selama enam pekan pertama perjanjian gencatan senjata.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric menekankan bahwa kondisi semakin sulit bagi warga untuk mendapatkan makanan, air, layanan medis, dan kebutuhan pokok lainnya secara layak dan cukup. Dan istem kesehatan masih dalam kondisi kritis, terutama di wilayah utara Gaza.
"Di Kegubernuran Gaza Utara, hanya 16 persen titik layanan kesehatan yang masih berfungsi, baik secara penuh maupun sebagian," ujarnya.
Baca juga:
15 Rumah Modular Masuk Gaza lewat Mesir, Bagian dari Kesepakatan Gencatan Senjata
Dujarric menyoroti tantangan besar dalam pengelolaan limbah padat. Penumpukan sampah yang berlebihan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat dan tentu saja meningkatkan risiko kesehatan masyarakat."
"Rekan-rekan kami juga mencatat bahwa pengelolaan limbah medis yang tidak memadai, serta pencampuran limbah padat dengan puing-puing yang terkontaminasi bahan peledak, memperparah situasi," tambahnya.
Upaya sedang dilakukan untuk memindahkan limbah dari tempat pembuangan sementara, tetapi lahan untuk pembuangan semakin terbatas.
Terkait bahaya ranjau dan sisa bahan peledak, ia menegaskan bahwa tim penjinak bom telah memperingatkan ancaman serius akibat persenjataan yang tidak meledak.
"Sejak awal tahun ini, tiga orang tewas, hampir 40 lainnya terluka, dan telah terjadi 18 ledakan akibat sisa bahan peledak," ungkapnya.
Sementara itu, ara menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir, Qatar, Yordania, dan Uni Emirat Arab (UEA) mengadakan pertemuan pada Rabu (12/3) di Qatar untuk membahas dukungan dunia Arab bagi rakyat Palestina.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein Al-Sheikh, dengan tujuan "Mengkoordinasikan upaya terkait perkembangan isu Palestina," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.
Diskusi difokuskan pada "cara menyelaraskan sikap dunia Arab" serta meninjau hasil KTT darurat Arab di Kairo dan pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah terkait dukungan bagi Palestina. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Di Debat Darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar

Misi Kemanusiaan Berlanjut, Timnas Norwegia Sumbangkan Keuntungan Laga Lawan Israel untuk Gaza

MUI Dorong Sanksi Tegas Aksi Gabungan Arab-Islam dan Barat untuk Akhiri Kekejaman Israel di Gaza

Pemimpin Liga Arab dan OKI Tolak Rencana Pemukiman Ulang Rakyat Palestina oleh Israel

Kerahkan Tank, Tentara Israel Mulai Serangan Darat ke Kota Gaza

Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

Agresi Israel ke Doha Dinilai Sebagai Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Perdamaian di Kawasan Timur Tengah

DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah

Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'
