Kompetitifnya Perang Bantal di Jepang


Perang bantal jadi ajang olahraga di Jepang.(instagram thetrendingpro1)
SETIAP tahun, banyak tim dari seluruh Jepang melakukan perjalanan ke Kota Ito untuk berkompetisi di salah satu acara olahraga paling unik di dunia, yaitu kejuaraan adu bantal seluruh Jepang.
Perang bantal merupakan hobi kuno yang dilakukan anak-anak dari segala usia di seluruh dunia. Namun, di Jepang, permainan perang bantal telah menjadi gelar dalam status olahraga nasional. Tim yang terdiri dari orang-orang segala usia bersaing untuk ketenaran dan kekayaan.
Setelah pertama kali bertarung di ajang kualifikasi regional, tim pemenang bertemu di kota nelayan kecil Ito, di selatan Tokyo, untuk bersaing di Kejuaraan Pertempuran Bantal Seluruh Jepang. Mereka memperebutkan gelar petarung bantal terbaik di Jepang.
BACA JUGA:
All-Japan Pillow Fighting Championships terinspirasi oleh makura nage, adu bantal seru yang dilakukan siswa Jepang sebelum tidur saat bepergian bersama sekolah. Itu merupakan ritual yang dialami banyak orang Jepang. Suatu hari, beberapa dari mereka memutuskan akan menyenangkan menghidupkan kembali hari-hari itu sebagai bagian dari turnamen kompetitif. Turnamen ini dimulai pada 2013 dan telah diadakan setiap tahun sejak saat itu.
Perang bantal dimulai sekelompok siswa sekolah menengah di Shizuoka. Pertarungan bantal kompetitif didasarkan pada seperangkat aturan yang unik, tapi relatif sederhana. Sebuah permainan dimainkan antardua tim yang terdiri dari lima pemain. Kesemuanya mengenakan yucata, pakaian tradisional musim panas. Permainan dimulai dengan para pemain berpura-pura tidur di atas futon sampai wasit meniup peluit, memberi isyarat kepada peserta untuk bangun dan meraih bantal.
Mulai saat itu, adu bantal agak mirip dengan dodgeball. Tujuan utama permainan ialah memukul pemain tim lawan dengan bantal untuk mengeluarkan mereka dari permainan. Namun, ini tetap menjadi olahraga yang sangat unik dengan aturan yang tidak biasa. Salah satunya meneriakkan kalimat 'guru akan datang' sehingga memaksa tim lawan untuk mundur ke futon mereka selama 10 detik. Kondisi itu memungkinkan mereka untuk bergerak dan mengambil bantal dari sisi lain.
Tujuan utama dalam pertarungan bantal kompetitif ini ialah untuk memukul kapten lawan. Ketika itu terjadi, meskipun semua pemain lawan masih dalam permainan, ronde akan berakhir. Nantinya, tim yang mampu bertahan selama 2 menit akan memenangi permainan. Untuk memastikan kapten terlindungi sepanjang putaran, satu pemain di setiap tim dapat menggunakan selimut untuk melindungi mereka dari bantal.

Pada 2014, setahun setelah All-Japan Pillow Fighting Championships debut, perusahaan Jepang Makura Kabushikigaisha merilis bantal yang dirancang khusus untuk pertarungan bantal kompetitif. Bantal itu tetap menjadi satu-satunya yang diakui secara resmi selama kejuaraan. Harganya sekitar USD 30 dan dilaporkan sangat seimbang cukup berat untuk dilempar juga cukup elastis untuk tidak menyebabkan cedera.
Setiap Februari, tim adu bantal kompetitif terbaik di Jepang berkumpul di Kota Ito untuk mengikuti kejuaraan adu bantal nasional. Mereka terdiri dari orang-orang dari segala usia, dari anak-anak berusia sembilan tahun, hingga veteran berusia enam puluhan.(jhn)
BACA JUGA:
Intip 7 Lokasi Asli Inspirasi Film-Film Animasi Studio Ghibli di Jepang
Bagikan
Berita Terkait
Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari

Lirik Crystalline Echo dari TENBLANK Gambarkan Cinta dan Luka

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Grass Wonder Wafat di Usia 30, Kuda Ikonik di Balik Karakter Umamusume

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
