Komarudin Watubun: Masalah Papua Termasuk Kerusuhan Tolikara Hanya Panggung Politik

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 22 Juli 2015
Komarudin Watubun: Masalah Papua Termasuk Kerusuhan Tolikara Hanya Panggung Politik

Anggota DPR Komisi II, Komarudin Watubun, dalam Acara Sekolah Partai Calon Kepala Daerah, di Depok, Jawa Barat, Selasa (21/7). (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Anggota DPR RI Komisi II, Komarudin Watubun menilai bahwa setiap kasus yang terjadi di Papua hanya sekedar panggung politik. Sehingga, semua kasus yang terjadi di Papua tidak akan pernah bisa terselesaikan.

"Selama masalah Papua hanya menjadi panggung politik oleh orang-orang yang berkepentingan ya sudah begitu-begitu saja tidak akan ada perubahan," tuturnya kepada merahputih.com, di Depok, Jawa Barat, Selasa, (21/7).

Dia mengatakan hal tersebut lantas, masalah di Papua selalu terjadi juga pada pemerintahan sebelumnya. Dan anehnya pemerintah tidak pernah menyelesaikan akar masalah tersebut. Menurutnya, pemerintah hanya heboh ketika ada kekacauan, pembunuhan. Lalu Menteri ramai-ramai mendatangi Papua menggunakan pesawat dengan cepat. Setelah itu permasalahan terjadi lagi.

"Setelah itu tidak ada penyelesaian lalu ada masalah lagi begitu lagi rame-rame kesana lagi, datang basa basi. Wah ini harus segera diselesaikan aktor intelektualnya, tapi sampai hari ini tidak pernah ditemukan akar masalahnya," katanya.

Menurutnya kerusuhan Tolikara tidak akan seheboh seperti sekarang ini kalau insiden tersebut terjadi di luar Papua. Hanya karena di Papua maka masalah tersebut jadi isu nasional yang kemudian dianggap sebagai masalah yang sangat sensitif, yakni masalah SARA.

"Saya pikir itu hal kasus itu kalau ada di Jawa, di Sumatera, di luar Papua itu tidak akan difollow up besar begitu. Itulah karena adanya di Papua, makanya diblow up terus. Orang dulu bakar-bakar gereja di luar Papua orang tidak ada yang terlalu besar begitukan," katanya.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar pemerintah pusat dan Daerah bersinergi agar bisa menyelesaikan masalah ini dengan secepat mungkin.

"Pemerintah pusat harus bersinergi tentunya dengan pemerintah daerah (pemda). Karena, pemda dan pemerintah pusat tidak bisa berdiri sendiri," pungkasnya.(rfd)

 

Baca Juga:

Mantan Kapolda Papua: OPM Diduga Terlibat dalam Kerusuhan Tolikara

GMKI Kirim Tim Investigasi ke Tolikara

FPI Desak Polisi Usut Tuntas Kerusuhan Tolikara

Kerusuhan Tolikara, Rhoma Irama: Umat Islam Jangan Terprovokasi

#Tolikara #Kerusuhan Tolikara #Konflik Papua #Papua #PDIP #Komisi II DPR #Komarudin Watubun
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Meminta agar penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dilakukan secara business to business (B2B).
Dwi Astarini - Senin, 27 Oktober 2025
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Indonesia
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli telah mengutus eselon satunya turun langsung ke tanah Papua untuk berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Indonesia
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan,” kata Raja Juli.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Adanya penolakan tersebut berarti ada harapan dari masyarakat yang harus didengar.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Indonesia
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto justru akan bertentangan dengan semangat reformasi yang bertujuan membatasi kekuasaan.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Politisi PDIP mengatakan, bahwa aktivis 1998 bisa dianggap sebagai pengkhianat.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Indonesia
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kogoya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar ke depan proses serupa dilakukan secara lebih bermartabat dalam menghormati budaya masyarakat Papua.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Indonesia
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
"Kami memahami bahwa mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda, melainkan simbol kehormatan dan identitas kultural masyarakat Papua,” kata Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Undius Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya, meninggal karena sakit di Distrik Wandai, Papua Tengah. Ia dikenal terlibat dalam berbagai aksi penyerangan sejak 2022.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Indonesia
Hari Santri Jadi Momentum Gali kembali Islam Bung Karno dan Resolusi Jihad
Hari Santri merupakan waktu yang tepat untuk menggali kembali gagasan-gagasan Islam Bung Karno yang berakar pada spiritualitas dan nasionalisme.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Hari Santri Jadi Momentum Gali kembali Islam Bung Karno dan Resolusi Jihad
Bagikan