Kolombia Rencanakan Relokasi 'Kuda Nil Narkoba'


Selain narkoba, Pablo Escobar juga selundupkan kuda nil (Foto: Pexels/Kirandeep Singh Walia)
INI bukan kisah kudanil yang teler karena memakan narkoba, melainkan tentang penyelamatan binatang peliharaan raja narkoba Pablo Escobar. Kisah Pablo Escobar tak dimungkiri masih menarik perhatian masyarakat baik di dalam Kolombia hingga luar negeri. Ketua Kartel Medellin itu diketahui sebagai pelaku kriminal terkaya di sejarah. Ia bahkan berhasil memonopoli perdagangan kokain di Amerika Serikat.
Walau dia sudah meninggal, kisah bandar narkoba itu masih menarik banyak turis datang ke Meddelin untuk melihat bangunan Hacienda Napoles yang merupakan tempat tinggal Pablo Escobar. Di dalam properti milik Escobar itu, terdapat beberapa binatang eksotis yang ia pelihara. Di dalamnya termasuk kuda nil. Seperti dilansir CNN, dari hanya empat ekor--tiga betina, satu jantan--kuda nil milik Escobar ini berkembang biak menjadi ratusan. Karena jumlahnya nan membludak itulah, mamalia besar ini yang dianggap sebagai masalah dan menjadi ancaman publik di Kolombia.
BACA JUGA:
Kuda nil ini sebenarnya bagian dari upaya penyelundupan Escobar. Selain narkoba, ia rupanya juga membawa masuk sejumlah hewan yang bukan endemik Kolombia. Ada gajah, jerapah, antelop, hingga kuda nil, semua jadi hewan peliharaan Escobar.

Setelah Kartel Medellin runtuh, pemerintah menyita Hacienda Napoles dan membiarkan beberapa hewan berkeliaran bebas di area tersebut. Kuda nil ini menjadi sesuatu yang fatal. Mengapa ini fatal? Karena hewan yang berasal dari Afrika itu bak menemukan ‘surga baru’ di Sungai Magdalena. Mereka berkembang biak tanpa kontrol sehingga mengganggu ekologi setempat.
Bayangkan saja dari tiga ekor betina dan satu jantan yang awalnya dipelihara Pablo Escobar, jumlahnya baru-baru ini dihitung sudah ada lebih dari 130 ekor. Hewan bertubuh tambun itu melahap berbagai tanaman hidup di sana, menyerang hewan endemik, mencemari air serta tanah, dan mengancam publik.
Pemerintah Kolombia sudah memberi label ratusan kuda nil itu sebagai spesies invasif dan harus segera ditangani. Jika tidak, terdapat potensi bencana ekologis di 2040 dengan angka mamalia itu yang bisa mencapai 600 ekor.
Sebagaimana dilansir Washington Post (3/3), awalnya dalam mengatasi spesies invasif ini, pemerintah di negara tersebut sempat memberikan izin perburuan terhadap hewan tersebut. Namun, ketika muncul foto pemburu yang berpose di atas bangkai kuda nil bersama para anggota militer setempat, kebijakan itu langsung memicu kemarahan publik. Solusi itu kemudian dibatalkan.
BACA JUGA:
Pemerintah kemudian mencoba program sterilisasi yang sukses mengebiri 13 kuda nil. Lima di antaranya dibawa ke kebun binatang setempat. Sayangnya, karena membutuhkan proses yang kompleks dan berbahaya, program itu juga ditangguhkan.
Sekitar satu setengah tahun yang lalu, seorang pengusaha yang juga aktivis peduli kesejahteraan hewan Sara Jaramillo mencanangkan program relokasi kuda nil peninggalan Escobar itu keluar dari Kolombia.
Awalnya, Jaramillo meminta bantuan Ostok Sanctuary di Meksiko untuk menjadi rumah bagi kuda nil tersebut. Mereka akhirnya setuju memelihara 10 ekor dengan kandang khusus agar mamalia besar itu tak bisa berkeliaran layaknya di Medellin. Relokasi berikutnya akan dilakukan terhadap 70 ekor kuda nil untuk dibawa ke Green Zoological Rescue dan Pusat Rehabilitasi Hewan di Gujarat, India. Rencana relokasi akan berlanjut ke Ekuador, Filipina, dan Botswana.

Proses relokasi tidaklah murah. Berdasarkan informasi dari otoritas di Meksiko, untuk merelokasi 20 hingga 30 kuda nil dari dari Kolombia ke Meksiko, dana yang dibutuhkan mencapai USD 400 ribu (Rp 6,12 miliar) dan USD 900 ribu (Rp13 miliar) ke India menggunakan pesawat milik maskapai Rada Airlines.
Selain itu, setiap kuda nil juga harus disimpan di kotak kayu khusus untuk memastikan mereka tetap aman saat proses pemindahan dan satu kotak itu harganya mencapai USD 10.000 atau sekitar Rp 153 juta.(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
'Ratu Ketamin' dalam Kasus Overdosis Matthew Perry Ngaku Bersalah, Terancam Hukuman 65 Tahun Penjara

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Gagalkan Penyelundupan Happy Water 1,7 Kg di Bandara Soetta, WNA China dan Malaysia Ditangkap

BNN Musnahkan 474 Kilogram Narkotika, Mayoritas Sabu

Skandal Nakes di Sukabumi, Puan Maharani Tegaskan Dunia Kesehatan Tak Boleh Ternodai Narkoba

Selundupkan Kokain ke Bali Pakai Dildo di Kemaluan, Cewek Peru Dijanjikan Upah Rp 320 Juta

Modus Nekat Cewek Peru Selundupkan Kokain 1,4 Kg ke Bali: Pakai Dildo Dimasukkan ke Organ Vital

Pemilik Pabrik Obat PCC Serang Divonis Mati, Terpidana Mengaku Cuma Orang Suruhan

Sindikat Pengiriman Narkoba dari Malaysia ke Indonesia ‘Masuk’ Lewat Riau, Pelaku ‘Dibayar’ Rp 80 Juta Sekali Kirim

Ribuan Vape Zombie Masuk Indonesia, Diselundupkan dari Malaysia dan Singapura
