Kisah BG Senyap Merajut Ulang Segitiga Emas Mega-Prabowo-Jokowi


Kepala BIN Budi Gunawan saat dilantikan menggantikan Sutiyoso (kanan). (Foto: Setkab)
MerahPutih.com - Dua pekan ini telah terjadi peristiwa politik yang sangat menarik pasca Pilpres 2019. Beberapa di antaranya adalah bertemunya dua kubu yang saling bertarung dalam Pilpres lalu, yaitu petahana yang diwakili Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri dengan sang penantang, Prabowo Subianto.
Jokowi dan Megawati bertemu Prabowo dalam kesempatan yang berbeda. Jokowi-Prabowo bertatap muka di stasiun MRT, kawasan Lebak Bulus, Jakarta, 13 Juli lalu, sedangkan Megawati-Prabowo bersua 11 hari kemudian di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Baca Juga: Memang Top Mas Budi Gunawan

Dua pertemuan ini dinilai banyak kalangan sebagai kunci dan langkah awal dari upaya rekonsiliasi di antara kedua kubu yang saling berjibaku pada Pilpres 2019. Bahkan, Gerindra mengibaratkan pertemuan ketiga tokoh itu sebagai segitiga emas Indonesia.
Politikus Gerindra Miftah Sabri menjelaskan sosok Jokowi kini bakal menjadi Presiden RI dua periode merupakan kreasi Prabowo-Megawati saat berkolaborasi dalam Pilkada DKI 2012. Kala itu, PDIP-Gerindra sama-sama mengusung pasangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI.
Baca Juga: Pertemuan Mega-Prabowo Bentuk Persiapan Koalisi Hingga Prakondisi 2024
"Bagaimanapun juga Pak Prabowo, Bu Mega, dan Pak Jokowi adalah segitiga emas. Dari kreasi politik Pak Prabowo dan Bu Mega lah terlahir seorang Joko Widodo menjadi Gubernur DKI atas endorse dua partai PDIP dan Gerindra, sampai Pak Jokowi pada posisi seperti sekarang ini, masa jabatan kedua, dan menjadi presiden untuk dua periode," kata dia.
"Pertemuan ini adalah penanda bahwa segitiga emas ini masih ada, dengan tujuan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," tegas Miftah.
Merajut dalam Senyap

Kembali ke era sekarang, menariknya kedua pertemuan rekonsiliasi Prabowo dengan Megawati atau pun Jokowi, turut dihadiri Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan. Fakta ini sangat tak diduga-duga karena ia bukanlah seorang politisi, tetapi merupakan seorang pejabat negara.
Politisi senior PDIP yang Sekretaris Kabinet, Pramono Anung khusus menekankan peran BG -sapaan akrab Budi Gunawan- dalam pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo, dengan istilah aksi senyap.
Baca Juga: Budi Gunawan Kerja Senyap Luluhkan Hati Prabowo Untuk Temui Mega
Kala itu, BG memang tampak mendampingi Prabowo saat tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus dan ikut mengantar Prabowo meninggalkan kawasan Fx Senayan usai bertemu dengan Jokowi. Secara tersirat, Pramono memastikan pertemuan antara Jokowi-Prabowo takkan terlaksana tanpa peran BG. "Pak Budi Gunawan Kepala BIN. Beliau bekerja tanpa ada suara," ujar Seskab.
Kehadiran BG pun tampak dalam pertemuan antara Megawati dengan Prabowo pada Rabu, 24 Juli lalu. Kali ini pertemuan tidak dilakukan di ruang publik, tetapi di kediaman Megawati di kawasan Menteng. BG ikut bergabung dalam pertemuan tertutup itu. Dalam foto yang diterima MerahPutih.com, BG terlihat duduk bersama Mega dan Prabowo dengan meja makan yang berisi sajian santap siang.

Usai pertemuan itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto angkat bicara terkait BG. Sama halnya dengan Pramono, dia secara terang-terangan memposisikan BG sebagai Kepala BIN, bukan sebagai warga negara biasa atau politisi.
Menurut Hasto, BG sebagai pemimpin dari salah satu lembaga negara memiliki tanggung jawab dalam menjaga kondusifitas pasca Pemilu 2019. Hasto menjelaskan, posisi BG adalah sebagai kepala lembaga negara yang mendukung proses dialog antara satu sama lain.
Baca Juga: KPK Minta Megawati Laporkan Gratifikasi Lukisan Sukarno dari Prabowo
Namun, Hasto membantah peran BG karena memiliki hubungan dekat dengan Mega. Sebagaimana diketahui, BG memang sempat menjadi ajudan Mega saat menjabat sebagai Presiden pada periode 2001-2004 silam. Bahkan, majunya BG sebagai calon tunggal Kapolri pada beberapa tahun lalu kabarnya pun karena faktor Mega. Jadi, kedekatan Mega dengan BG sejatinya adalah rahasia umum.
Mungkin saja ucapan Pramono dan Hasto yang memposisikan BG sebagai Kepala BIN benar adanya. Atau bisa saja ini hanya formalitas belaka. Terlepas dari benar atau tidaknya hal ini, hampir semua kalangan sepakat jika BG memiliki peran krusial dalam dua pertemuan yang diprediksi menjadi kunci rekonsiliasi di republik ini pasca Pilpres 2019.
Pengganti Taufik Kiemas
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Prabowo Wajibkan Menteri Kerja Pakai Maung, Mobil Bagus Boleh Dipakai Pas Libur

Setahun Prabowo-Gibran: Program Makan Gratis Prabowo Disorot Tajam, Dianggap Sebagai 'Nasi yang Belum Matang Sempurna'

Mobil Mewah Para Menteri Cuma Boleh Keluar Kandang Saat Akhir Pekan, Kalau Hari Kerja Wajib Pakai Maung

Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut

Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan

Prabowo Buka-bukaan Kementerian Haji Dibentuk karena Penolakan Arab Saudi

Perintah Prabowo ke Gus Irfan: Pangkas Waktu Tunggu Haji dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun

Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya

Prabowo Jadi Saksi Penyerahan Uang Sitaan Korupsi Rp 13,2 T dari Wilmar Group CS ke Negara
