Pengganti Taufik Kiemas

TK dan Mega

Taufiq Kiemas (kanan) bersama Megawati Soekarnoputri (kiri).

Foto: Antara/Yudhi Mahatma

Ketua DPP PKS, Aboe Bakar Al-Habsyi pun mengamini peran vital BG dalam pertemuan antara Prabowo dengan Jokowi dan Mega. BG disebutnya sebagai sosok pengganti almarhum Taufik Kiemas, suami Megawati, yang dikenal sebagai mediator ulung.

"Jadi dalam pertemuan kemarin, ada seorang pengganti Taufik Kiemas yang namanya Budi Gunawan," kata Aboe, Kamis (25/7) kemarin.

Mendiang Taufik Kiemas memang dikenal sebagai politikus ulung yang juga dikenal mediator jempolan. Ia diketahui pernah memediasi hubungan panas yang terjadi antara Mega dengan Gus Dur karena peralihan kekuasaan pada hampir dua dekade lalu.

Baca Juga: Sepak Terjang Budi Gunawan Mirip Taufik Kiemas

Sudah rahasia umum juga bahwa Taufik merupakan orang yang paling berupaya untuk mendamaikan Mega dengan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meskipun tak mampu meluluhkan Mega, Taufik diketahui tetap menjaga hubungan baik dengan SBY sampai akhir hayatnya.

Karenanya, tak sedikit kalangan, bahkan para politikus sekalipun, yang menghormati Taufik. Secara tersirat, pujian Aboe juga merupakan pengakuan bahwa BG merupakan mediator dan komunikator politik yang handal. Pujian Aboe untuk BG tentu bukan tanpa alasan, mengingat tak ada tanda-tanda pertemuan antara Prabowo dengan Mega dan Jokowi sebelumnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. (Antaranews)

Sebelumnya, publik sudah pesimis alias tidak yakin jika rekonsiliasi pascaPilpres 2019 akan terjadi. Pasalnya, Prabowo secara tegas telah menolak jalinan komunikasi dari kubu Jokowi. Padahal, Jokowi sudah mengutus langsung "orang kepercayaannya", Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, sebagai sang juru damai.

Luhut sendiri memang diketahui menjadi salah satu orang di kubu Jokowi yang "mudah berkomunikasi" dengan Prabowo. Kedekatan di antaranya tidak terbangun dari hal-hal yang bersifat transaksional, melainkan puluhan tahun lalu saat sama-sama aktif di Kopassus.

Namun, faktanya Luhut masih belum dapat "mendamaikan" Jokowi-Prabowo sehingga pertemuan antara keduanya pun terus tertunda hingga munculnya BG yang akhirnya mampu mewujudkannya.

Cuma BG yang Bisa

Tentang hal ini, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengakui bahwa hubungan masa lalu memang memiliki peran penting antara pertemuan Jokowi-Prabowo. Namun, ia menegaskan bahwa Luhut bukan satu-satunya orang dalam kubu Jokowi yang memiliki hubungan masa lalu dengan Prabowo.

Qodari mengungkapkan, Megawati adalah sosok lain yang memiliki hubungan masa lalu dengan Prabowo. Keluarga Teuku Umar, kata Qodari, memiliki peran dalam kepulangan Prabowo dari luar negeri pascaReformasi.

Baca Juga: Soal Jatah Menteri, Megawati Serahkan ke Jokowi

Karenanya, lanjut Qodari, Mega pun menjadi satu-satunya alternatif untuk menciptakan rekonsiliasi usai ditolaknya Luhut oleh Prabowo. Dia meyakini Ketua Umum PDIP itu adalah sosok yang dapat diterima oleh Jokowi dan Prabowo sebagai juru damai.

"Ujungnya tetap Bu Mega. Jadi siapa yang diterima Pak Prabowo dan diterima oleh Pak Jokowi, mediator harus yang dapat diterima oleh kedua belah pihak," jelas Qodari dalam sebuah acara talkshow di KompasTV, 19 Juli 2019.

mega prabowo
Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Foto: TKN

Sayangnya, tambah Qodari, Mega tak mampu memainkan peran ini secara langsung. Karenanya, muncullah figur BG yang dinilainya mampu "mondar-mandir" dalam senyap. Menurutnya, kehadiran Luhut sebagai juru damai hanya akan menimbulkan penolakan dari kubu Prabowo, sehingga upaya rekonsiliasi ini hanya dapat berhasil jika dilakukan dengan BG yang berstatus Kepala BIN. "Mau enggak mau (upaya rekonsiliasi) harus senyap karena distorsinya terlalu kencang," tegas Qodari.

Secara gamblang, Qodari mengkolaborasi antara kelihaian BG dengan statusnya sebagai Kepala BIN. Meskipun menyebut Mega sebagai faktor utama, secara tersirat, Qodari juga memandang BG sebagai figur yang paling pas untuk menjadi mediasi karena dinilai memiliki sumber daya intelejen dan juga dipandang sebagai kepanjangan tangan dari Mega, yang memiliki hubungan masa lalu dengan Prabowo.

Baca Juga: Tak Ada Masalah Prinsipil, Prabowo Siap Gabung Koalisi Pemerintah

Beberapa sosok lain yang dipandang sebagai kepanjangan tangan Mega, seperti Puan dan Pramono, disebut Qodari takkan mampu melaksanakan tugas ini sebaik yang dilakukan BG. "Ibu megawati tidak bisa memainkan peran itu secara langsung, tidak bisa mondar-mandir sana sini. Jadi yang melaksanakan adalah Budi Gunawan," imbuh dia.

Secara sederhana, penjelasan Qodari dapat diartikan bahwa bisa saja Mega dipercaya oleh Prabowo dan Jokowi. Namun, tanpa orang yang tepat, rekonsiliasi ini takkan berjalan dengan mulus. (Pon)