Kirab Malam Selikuran Ramadan Keraton Surakarta, 1.000 Tumpeng Dibagikan untuk Warga


Keraton Kasunan Surakarta Haniningkrat mengadakan kirab malam selikuran Ramadan Minggu (31/3) malam. (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Keraton Kasunan Surakarta Haniningkrat mengadakan tradisi malam selikuran Ramadan atau malam 21 hari Ramadan, Minggu (31/3). Dalam tradisi tersebut, diadakan kirab lampu ting dan pembagian sewu atau 1.000 tumpeng pada warga.
Pantauan Merahputih.com, kirab lampu ting dimulai pukul 20.15 WIB. Ratusan abdi dalem keluar dari pintu utama Keraton Kasunanan Surakarta, Kori Kamandungan menuju Pagelaran.
Baca juga:
Jalanan Utama Solo Penuh Massa, Ganjar-Mahfud Kirab Budaya di Depan Kantor Gibran
Di lokasi Pagelaran ini, ulama Keraton Surakarta mendoakan ribuan tumpeng sebelum dibawa kirab. Tak lama kemudian, kirab dimulai dengan dipimpin langsung PB XIII.
Barisan kirab pertama adalah pasukan drumband serta diikuti pasukan Keraton Surakarta. Pada barisan kedua terdapat abdi dalem yang membawa lampion serta lampu ting bertuliskan logo Keraton Surakarta dan lafaz Allah.
Kemudian disusul para tokoh pemuka agama yang bertugas membacakan sholawat sepanjang perjalanan kirab malam selikuran. Di bagian terakhir, terdapat rombongan pembawa 1.000 tumpeng yang ditandu dan pembawa obor.
Rute kirab meliputi Keraton Surakarta menuju Jalan Slamet Riyadi sampai ke Sriwedari. Selama kirab berlangsung warga pun antusias menyaksikan.
Baca juga:
Pengageng Perentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo, mengatakan kirab ini untuk menyambut Lailatul Qadar yang ada sejak PB X.
“Kami melestarikan tata cara adat tradisi Keraton Surakarta. Di mana malam selikuran isinya lampu tiang lampion dan tumpeng sewu yang memaknai indahnya malam 1.000 bulan,” ujar Dipo.
Dia menjelaskan 1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan ke Pemkot Solo. Kemudian didoakan bersama dan dibagikan masyarakat.
Makna seribu tumpeng, kata dia, sebagai simbol dari malam seribu bulan. Dalam tradisi Islam malam itu merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Sementara itu, dalam hal budaya kirab, malam selikuran merupakan akulturasi budaya antara agama Islam dan tradisi selamatan masyarakat Jawa. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca juga:
Ikut Kirab Budaya Nitilaku UGM, Ganjar: Wujud Spirit Kerakyatan
Bagikan
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa

Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya

Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak

Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB

Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan

Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
