Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 11 November 2022
Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai

Selalu waspada saat mengunjungi lokasi wisata yang ramai. (Foto: Pexels/Nice Guys)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

TRAGEDI Hallowen di Itaewon yang menimbulkan ratusan korban jiwa, menjadi salah satu peristiwa memilukan yang terjadi di lokasi atau tempat wisata pada tahun ini. Begitu pula dengan insiden Gujarat Bridge, lokasi tersebut merupakan destinasi wisata terkenal yang kerap dikunjungi.

Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang tak terhindarkan. Apabila kepadatan menjadi tak terkendali, maka situasi bisa berubah dalam sekejap menjadi bencana. Simak delapan kiat menjaga keselamatan ketika berada di tempat wisata yang ramai, dikutip dari siaran resmi Pegipegi, Jumat (11/11).

Amati Situasi

Saat mulai memasuki kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, ambil momen sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan untuk keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri.

Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang Anda kunjungi.

Berwisata tujuannya memang bersenang-senang, namun Namun, jangan sampai terlena dengan kesenangan dan lupa memperhatikan situasi sekitar. Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terinjak-injak adalah peka dan mengevaluasi situasi keramaian, apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian.

Baca juga:

Pelajaran dari Tragedi Itaewon, Kenali Tanda Bahaya di Kerumunan

Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai
Harus selalu peka terhadap situasi di lokasi ramai pengunjung. (Foto: Pexels/Vlad Alexandru)

Ukur tingkat keramaian

Kita bisa mengukur tingkat risiko keramaian secara sederhana. Pertama, jika tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman.

Kedua, jika bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat. Dalam hal ini, kitaa harus lebih bijak. Ketiga, jika sudah tidak bisa menggerakkan tangan dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, kita patut waspada karena ini menandakan keramaian sudah melebihi batas wajar.

Hindari titik berisiko

Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini merupakan akses keluar bagi orang-orang, tapi juga menjadi titik petaka di mana arus keramaian bisa bertumpuk dan celah semakin sempit jika terjadi kepanikan.

Hal ini disebabkan sikap alamiah manusia di mana saat berada dalam situasi gawat darurat, manusia ramai-ramai bergerak ke arah satu titik untuk menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat, dan pagar.

Cari tempat berlindung

Kita juga bisa bergerak menyingkir perlahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Jika di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk dipanjat atau dinaiki demi melindungi apabila keramaian semakin tak terkendali.

Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.

Baca juga:

Penonton Pingsan, Konser Hari Pertama NCT 127 Dihentikan

Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai
Petakan pintu keluar dan lokasi berlindung jika berada di lokasi indoor. (Foto: Pexels/Josh Sorenson)

Terus bergerak

Jika situasi tidak memungkinkan untuk berlindung, lebih baik untuk ikut bergerak mengikuti arus keramaian dengan memperhatikan keseimbangan diri saat berjalan. Biasanya ketika berjalan kaki di keramaian, kita akan merasakan jeda setelah ikut terdorong ke depan mengikuti arus kerumunan, seperti layaknya gelombang air.

Dalam situasi ini, kita harus bergerak secara diagonal dengan memanfaatkan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda tersebut.

Kita juga harus memperhatikan bahwa pada umumnya manusia ada yang refleks menahan diri agar tidak terdesak atau bahkan berusaha melawan arus. Kenyataannya, jika dua hal itu dilakukan, kita akan kelelahan karena energi terlanjur habis. Menyimpan energi saat berada di keramaian menjadi penting untuk menghadapi risiko ketika berdesak-desakan.

Tangan ala petinju

Kematian akibat terinjak-injak bukan hanya satu-satunya risiko yang dihadapi. Ketika kerumunan orang bergerak maju dan situasi semakin padat, badan secara tidak langsung kita bisa ikut terhimpit akibat tekanan dari berbagai sisi. Risikonya, kita bisa sesak nafas.

Angkatlah kedua tangan seperti seorang petinju dan pastikan ada jarak yang cukup antara tangan dan dada. Hal ini membantu kita menahan tekanan yang bisa menghambat saluran pernapasan dengan kedua tangan.

Jaga pola pernapasan

Orang-orang yang berada di kerumunan bisa terkena asphyxia, kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen akibat cara bernapas yang abnormal, seperti karena tersedak, paparan zat kimia atau asap, kepanikan, hingga mengidap penyakit tertentu.

Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian. Gagal napas dialami sebagian korban jiwa dalam tragedi Itaewon dan Kanjuruhan. Oleh karena itu, kendalikan diri dan atur pernapasan sebaik mungkin serta hindari berteriak jika tidak perlu.

Jika terjatuh, lindungi kepala

Ini merupakan langkah terakhir apabila terjatuh di keramaian yang sudah tak terkendali dan kepanikan telah terjadi. Jika tak memungkinkan untuk segera bangkit, kita bisa mengambil posisi meringkuk sedikit ke samping, seperti bayi dalam rahim.

Lindungi kepala dengan kedua tangan untuk menekan risiko trauma pada kepala akibat terinjak-injak. Posisi meringkuk juga melindungi organ penting, seperti paru-paru dan jantung. (*)

Baca juga:

Belajar dari Tragedi Itaewon, Wajib Tahu Cara CPR untuk Pertolongan Henti Jantung

#Wisata #Traveling #Tips Traveling
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Indonesia
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Pulau kecil hasil reklamasi di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terancam disegel pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Indonesia
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Gunung Tambora merupakan satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Travel
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Sanksi internasional yang ketat untuk mengekang program senjata Korea Utara telah membuat negara tersebut kekurangan devisa.
Dwi Astarini - Jumat, 25 Juli 2025
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Indonesia
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Data yang diintegrasikan antara lain dalam hal keimigrasian, bea dan cukai, kesehatan, hingga karantina yang sebelumnya diisi oleh penumpang secara terpisah.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 24 Juli 2025
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Indonesia
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Satpol PP Pariwisata bukanlah pembentukan unit baru, melainkan penugasan khusus bagi personel yang sudah ada.
Frengky Aruan - Kamis, 24 Juli 2025
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Fun
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Jakarta Premium Outlets tidak hanya menjadi surga belanja bagi para pencinta fashion, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi belanja kelas dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Travel
Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
Bangunan Teras Cihampelas terhitung sudah ada selama hampir 1 dekade.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
Indonesia
Kabar Gembira! Semua Motor Yamaha Gratis Masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025
Semua motor Yamaha gratis masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025. Program ini masuk dalam rangka menyambut acara Yamaha Family Day, yang digelar 5 Juli 2025.
Soffi Amira - Jumat, 04 Juli 2025
Kabar Gembira! Semua Motor Yamaha Gratis Masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025
Bagikan