Ketika Stres dan Cemas, Orang Cenderung Memilih Tontonan yang Sudah Pernah Disaksikan Sebelumnya

annehsannehs - Senin, 09 Agustus 2021
Ketika Stres dan Cemas, Orang Cenderung Memilih Tontonan yang Sudah Pernah Disaksikan Sebelumnya

FRIENDS. (Foto Elle)

Ukuran:
14
Audio:

DI tengah wabah coronavirus, sebagian besar dari kita harus stuck di rumah demi mencegah kerumunan dan menghentikan penyebaran virus. Karena gabut, banyak orang yang menghabiskan waktu luang mereka untuk menonton film atau serial TV.

Dilansir dari Forbes, pelanggan Netflix pun meroket. Pada kuarter ketiga (Juli, Agustus, September) 2020, salah satu layanan streaming terbesar itu mendapatkan tambahan 2,2 juta pengguna. Bahkan, Economic Times melaporkan bahwa terdapat kenaikan jumlah pengguna baru sebesar 23 persen pada kuarter keempat (Oktober, November, Desember) dibandingkan tahun sebelumnya.

View this post on Instagram

A post shared by Netflix US (@netflix)

Waktu lowong ini pun bisa menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi film dan serial TV baru yang belum "tersentuh" sebelumnya. Meski begitu, kebanyakan orang memilih untuk menyaksikan sesuatu yang sudah pernah ditonton sebelumnya alias familiar.

Ternyata, ada kaitan yang kuat antara masa-masa stres atau situasi yang penuh ketidakpastian ini terhadap konten yang disaksikan oleh orang-orang.

Baca juga:

Etis Enggak Sih Mendaku Diri Sebagai Jagoan Negeri Aing?

Menurut Associate Professor Fakultas Psikologi Universitas Deakin, Linda Byrne, banyak perilaku yang kita saksikan atau lakukan selama pandemi itu berkaitan dengan stres. Stres bisa jadi disebabkan karena risiko kesehatan yang semakin tinggi, terjebak di rumah, stres karena ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga menghasilkan reaksi dan menciptakan perilaku yang berbeda dari biasanya.

Byrne mengatakan bahwa ketika otak merasakan stres, otak akan bereaksi dengan mengeluarkan zat kimia yang bisa meningkatkan rangsangan tubuh seperti hormon adrenalin dan kortisol.

FRIENDS. (Foto The Guardian)
FRIENDS. (Foto The Guardian)

"Sedikit stres bisa bermanfaat karena bisa memotivasi kita untuk menyelesaikan berbagai tugas. Contohnya ketika kita hendak berbicara di depan publik, kita sedikit stres, itu tidak apa-apa karena membuat kita lebih waspada. Kuncinya adalah untuk mencari cara positif mengatur stres tersebut," ungkapnya.

Untuk melepas stres, ada beberapa cara yang dilakukan manusia mulai dari berolahraga, belajar masak, atau quality time bersama anggota keluarga. Salah satu cara efektif untuk mengurangi stres adalah dengan menyaksikan kembali tontonan yang telah disaksikan sebelumnya.

View this post on Instagram

A post shared by Netflix US (@netflix)

Byrne mengatakan bahwa ketika stres, otak dan tubuh kita akan mencari kenyamanan, dan salah satunya adalah konten hiburan yang sudah pernah kita konsumsi sebelumnya.

Baca juga:

Ojek Online Jagoan Negri Aing Kala Pandemi

"Ketika orang memutar konten yang familiar, mereka tahu apa yang diharapkan. Di lingkungan saat ini, yang mana ada banyak ketidakpastian di sekeliling kita, kita mencari sesuatu yang akrab karena lebih bisa diandalkan, meyakinkan, dan menenangkan bagi kita," tambahnya.

Harry Potter. (Foto Forbes)
Harry Potter. (Foto Forbes)

Menonton film atau serial TV yang sudah pernah ditonton juga bisa membuatmu bernostalgia yang mana masa-masa belum sesetres sekarang.

Jadi jika kamu masih berasa stres ata cemas, coba untuk bersantai di depan televisi dan putar ulang serial film Harry Potter kesukaanmu bersama orang-orang terkasih. (SHN)

Baca juga:
Bukalapak, Jagoan Startup Negeri Aing yang Pertama Melantai di Bursa Saham

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan