Ketika Stres dan Cemas, Orang Cenderung Memilih Tontonan yang Sudah Pernah Disaksikan Sebelumnya
FRIENDS. (Foto Elle)
DI tengah wabah coronavirus, sebagian besar dari kita harus stuck di rumah demi mencegah kerumunan dan menghentikan penyebaran virus. Karena gabut, banyak orang yang menghabiskan waktu luang mereka untuk menonton film atau serial TV.
Dilansir dari Forbes, pelanggan Netflix pun meroket. Pada kuarter ketiga (Juli, Agustus, September) 2020, salah satu layanan streaming terbesar itu mendapatkan tambahan 2,2 juta pengguna. Bahkan, Economic Times melaporkan bahwa terdapat kenaikan jumlah pengguna baru sebesar 23 persen pada kuarter keempat (Oktober, November, Desember) dibandingkan tahun sebelumnya.
View this post on Instagram
Waktu lowong ini pun bisa menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi film dan serial TV baru yang belum "tersentuh" sebelumnya. Meski begitu, kebanyakan orang memilih untuk menyaksikan sesuatu yang sudah pernah ditonton sebelumnya alias familiar.
Ternyata, ada kaitan yang kuat antara masa-masa stres atau situasi yang penuh ketidakpastian ini terhadap konten yang disaksikan oleh orang-orang.
Baca juga:
Etis Enggak Sih Mendaku Diri Sebagai Jagoan Negeri Aing?
Menurut Associate Professor Fakultas Psikologi Universitas Deakin, Linda Byrne, banyak perilaku yang kita saksikan atau lakukan selama pandemi itu berkaitan dengan stres. Stres bisa jadi disebabkan karena risiko kesehatan yang semakin tinggi, terjebak di rumah, stres karena ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga menghasilkan reaksi dan menciptakan perilaku yang berbeda dari biasanya.
Byrne mengatakan bahwa ketika otak merasakan stres, otak akan bereaksi dengan mengeluarkan zat kimia yang bisa meningkatkan rangsangan tubuh seperti hormon adrenalin dan kortisol.
"Sedikit stres bisa bermanfaat karena bisa memotivasi kita untuk menyelesaikan berbagai tugas. Contohnya ketika kita hendak berbicara di depan publik, kita sedikit stres, itu tidak apa-apa karena membuat kita lebih waspada. Kuncinya adalah untuk mencari cara positif mengatur stres tersebut," ungkapnya.
Untuk melepas stres, ada beberapa cara yang dilakukan manusia mulai dari berolahraga, belajar masak, atau quality time bersama anggota keluarga. Salah satu cara efektif untuk mengurangi stres adalah dengan menyaksikan kembali tontonan yang telah disaksikan sebelumnya.
View this post on Instagram
Byrne mengatakan bahwa ketika stres, otak dan tubuh kita akan mencari kenyamanan, dan salah satunya adalah konten hiburan yang sudah pernah kita konsumsi sebelumnya.
Baca juga:
"Ketika orang memutar konten yang familiar, mereka tahu apa yang diharapkan. Di lingkungan saat ini, yang mana ada banyak ketidakpastian di sekeliling kita, kita mencari sesuatu yang akrab karena lebih bisa diandalkan, meyakinkan, dan menenangkan bagi kita," tambahnya.
Menonton film atau serial TV yang sudah pernah ditonton juga bisa membuatmu bernostalgia yang mana masa-masa belum sesetres sekarang.
Jadi jika kamu masih berasa stres ata cemas, coba untuk bersantai di depan televisi dan putar ulang serial film Harry Potter kesukaanmu bersama orang-orang terkasih. (SHN)
Baca juga:
Bukalapak, Jagoan Startup Negeri Aing yang Pertama Melantai di Bursa Saham
Bagikan
annehs
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas