Ketika Momen Suka Duka Dijepret Sama Fotografer Tongkrongan
Kelakuan anak tongkrongan dijamin terekam. (Foto: dok. pribadi)
‘EH San, fotoin kita pas lagi nyanyi dong’. Begitu kira-kira ucapan anak tongkrongan yang punya fotografer sendiri di basecamp. Setiap momen suka dan duka di tongkrongan enggak perlu dikhawatirkan lagi karena akan dijepret sama si fotografer.
Di tongkrongan, kamu pasti punya teman yang hobinya foto-foto atau bahkan kerjaan sampingannya sebagai fotografer di berbagai acara, seperti wedding, ultah, sampai company profile. Karena mungkin sudah terbiasa dengan kamera, di tongkrongan pun akan selalu bawa kamera demi bisa fotoin teman-temannya.
Baca juga:
Jenis kamera yang dibawa, seperti DSLR, mirrorless, atau kamera analog biar foto makin estetik. Untuk yang membawa DSLR, tipe seperti ini biasanya memang menekuni bidang fotografi. Terkadang memiliki pendapatan dari hobinya itu meskipun masih kuliah atau punya pekerjaan utama. Tak jarang mereka punya banyak lensa seharga satu semester kuliah.
Kalau tipe yang membawa mirrorless sih yang penting punya kamera aja. Asal jepret, rekam video, jadi deh beauty vlogger. Atau mungkin mereka juga menekuni bidang fotografi, hanya saja ingin memiliki kamera yang simple, bobotnya ringan, dan mudah dibawa kemana-mana.
Sementara yang membawa kamera analog biasanya emang suka mendokumentasikan momen-momen penting saja, mengingat keterbatasan roll film. Selain di tongkrongan, mereka juga membawa kamera analog ketika sama pacar pas lagi main ke Dufan atau dinner di resto terenak.
Baca juga:
Namun, ada satu hal yang sebenarnya sudah pasti dilakukan tapi selalu dikejar-kejar, yakni ditagih foto lewat WhatsApp tengah malem. Fix. ‘Sannnnnn, fotooonya manaaaa mau dong’. Pas fotonya dikasih lihat di tongkrongan dan menurut mereka bagus, bawaannya pengen langsung upload di Instagram dengan caption quotes senja-senja gokil.
Yang kayak gini nih yang bikin malas bawa kamera ke tongkrongan. Butuh waktu karena kan harus diedit dulu biar cakep, belum lagi pas upload ke Google Drive lemot karena akses internet ngadat. Banyak faktor deh pokoknya.
Di sisi lain, fotografer merasa enggak masalah kalau dirinya jarang tertangkap kamera karena fokus mengabadikan teman-temannya. Tapi sekalinya difoto, komposisinya acak adul. Udah biasa. (and)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Soroti Pemotretan Pelari Tanpa Izin dan Penjualan Foto Komersial, DPR: Langgar Etika dan Privasi
Ingat! Ambil Foto di Ruang Publik Tidak Bebas, Ada Atas Citra Diri dan Bisa Digugat
Pengelola GBK Siapkan Aturan Anyar Bagi Komunitas Fotografi, Foto Kegiatan Komersil Harus Bayar
Pemprov DKI Jakarta Diminta Segera Tata Ulang Izin Foto Komersial di Tebet Eco Park
Tarif Resmi Fotografi Komersial di Tebet Eco Park dan RTH Jakarta
Viral Komunitas Fotografer Minta Pungutan Rp 500 Ribu, Anak Buah Pramono Tegaskan Taman Eco Park Bukan Lahan 'Preman' Berkedok Komunitas
Viral Pungli Foto di Tebet Eco Park, Pemprov DKI Tegaskan Taman Milik Bersama
Keseruan Hari Pertama LaLaLa Fest 2025 Bareng OPPO Reno 14 Series, Hasil Fotonya Enggak Kaleng-kaleng!
Fitur Baru Google Photos Kini Bisa Pertahankan Kualitas HDR setelah Diedit
Menjelajahi Emosi Lewat Lensa: Mikael Aldo Rilis Photobook ‘PROPHECY’