Ketersediaan Oksigen di RSHS Masih Terkendali

Plt. Direktur Utama RSHS dr. Irayanti, Sp.M(K), MARS (MP/Imam)
Merahputih.com - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih bisa mengendalikan kebutuhan oksigen medisnya. Meski begitu, stok oksigen bisa sewaktu-waktu habis, terutama ketika terjadi lonjakan pasien COVID-19.
“Ketersedian oksigen di RSHS sampai saat ini memang masih bisa kita kendalikan, walaupun kadang-kadang terjadi kritis oksigen juga yang di tempat kita ini karena kebutuhan pasien yang tidak bisa kita tunda,” kata Plt. Direktur Utama RSHS dr. Irayanti, Sp.M(K), MARS, dalam keterangan persnya, Kamis (22/7).
Baca Juga:
Saat ini, RSHS memiliki 400 tabung oksigen medis yang tersebar di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sampai tempat-tempat pelayanan medis lainnya. Pelayanan pada pasien COVID-19 yang paling banyak membutuhkan oksigen medis.
Namun kebutuhan oksigen tergantung pada kondisi pasien. Ada pasien yang memerlukan bantuan oksigen dalam jumlah banyak dan ada juga yang biasa-biasa saja.
Tetapi dari sebanyak 400 tabung itu, semuanya selalu terpakai. Tabung-tabung tersebut bisa harus diisi dua kali dalam sehari.
“Karena kebutuhan oksigen masing-masing pasien itu beda, kalau pasien COVID-19 itu kebutuhan oksigennya tinggi dibadingkan pasien-pasien yang biasa,” katanya.

Masalah utama yang dihadapi RSHS terkait sediaan oksigen medisnya adalah kewalahannya permasok dalam memenuhi pesanan atau isi ulang. Sehingga RSHS harus mencari pemasok lain, walaupun hasilnya masih kurang maksimal.
“Tapi kita mencari ke mana-mana supaya bisa mencukupi kebutuhan ini. Walaupun tidak seesuai dengan harapan yang kita inginkan,” katanya.
RSHS memang punya tangki oksigen liquid sebagai cadangan bagi pasien-pasien rawat inap. Namun saat ini tangki cadangan tersebut tidak bisa terisi penuh akibat tingginya pemakaian.
“Karena pemakaian yang sampai empat kali lipat dari biasanya. Namun demikian, kita berusaha semaksimal mungkin melakukan supaya tidak sampai kosong tempat liquid tersebut,” katanya.
Baca Juga:
Keterisian Tempat Tidur COVID-19 RSHS Capai 92,5 Persen, Pasokan Oksigen Aman
Ada satu kabar baik dari rumah sakit pusat rujukan COVID-19 se-Jawa Barat tersebut, yaitu turunnya BOR atau keterisian ruang rawat inap yang terjadi sejak lima hari belakangan ini. Namun belum diketahui penurunan ini karena berkurangnya pasien COVID-19 atau disebabkan konversi ruang rawat inap pasien non-COVID-19 menjadi ruang rawat inap COVID-19.
“Memang kita lihat dalam tren sekarang, lima hari belakangan ini terjadi penuruna BOR, baik itu tempt tidur ICU, maupun tempat tidur isolasi yang biasa. Nah untuk yang ICU juga terjadi penurunan. Biasanya di atas 90 persen, namun sekarang sudah d bawah 80 persen,” katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
