Ketahui Gejala Peradangan Mata akibat Autoimun


Radang mata akibat autoimun punya gejala tersendiri. (Foto: Pexels/Kush Kaushik)
MerahPutih.com - Sejumlah gejala peradangan mata yang mengindikasikan adanya penyakit autoimun pada pasien dan harus segera mendapat penanganan dari dokter. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata Konsultan Infeksi Imunologi dr. Rina La Distia Nora, Ph.D, Sp.M(K).
“Mata bisa menjadi suatu refleksi apa yang terjadi di tubuh kita, termasuk penyakit yang autoimunitasnya bersifat sistemik atau seluruh tubuh, contohnya lupus,” terang Rina dilansir Antara, Jumat (26/1).
Autoimun atau autoimunitas, adalah suatu penyakit dengan sel imunitas yang menyerang tubuh sendiri dan dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk mata.
Baca juga:
Rina mengatakan ada dua kondisi peradangan mata yang paling sering dialami pasien dan berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti sindrom sjorgen dan uveitis (peradangan pada uvea atau lapisan tengah mata). Sindrom sjorgen, jelas Rina, lebih banyak mengenai kelenjar air mata, gejalanya meliputi mata kering, terasa mengganjal, sering gatal, mudah mengantuk karena mata lelah, dan mata merah.
Sementara uveitis antara lain ditandai dengan mata merah, melihat hitam-hitam melayang, atau saat terkena cahaya membuat mata menjadi silau dan sakit.
Rina juga menjelaskan tidak semua peradangan mata disebabkan oleh penyakit autoimun, bisa saja berupa gangguan kesehatan mata ringan.
“Contohnya, konjungtivitis atau peradangan pada selaput mata. Gejalanya memang mata merah, tetapi, biasanya disertai belekan (kotoran mata), tertular dari orang di sekitarnya, dan tidak buram. Jika itu terjadi, baiknya perawatan di rumah saja, kompres dingin atau tetes mata,” jelasnya.
Baca juga:
Jika kondisi mata merah tidak disertai dengan penglihatan yang buram dan membaik dalam dua-tiga hari setelah mendapat perawatan di rumah, bisa jadi kondisi itu tidak terkait dengan penyakit autoimun.
Kondisi mata yang mengalami peradangan karena penyakit autoimun akan terjadi pada kedua mata dengan interval waktu dan derajat keparahan yang berbeda. Misalnya, mata kanan mengalami peradangan terlebih dulu, kemudian disusul mata kiri yang mengalami peradangan.
Lebih lanjut, Rina menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter saat mengalami peradangan pada salah satu mata, sebelum mengenai keduanya.
Ada sejumlah pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien radang mata terindikasi penyakit autoimun, misalnya pasien dengan sindrom sjorgen akan diberikan obat khusus dari dokter spesialis penyakit dalam.
“Pengobatan yang cepat dan tepat bisa mencegah keparahan radang lebih lanjut. Apalagi baru kena satu mata, harus diberikan pengobatan yang cepat supaya mata sebelahnya tidak sampai terkena radang,” tutup Rina. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
