Headline

Kepercayaan Publik Tinggi, Upaya Delegitimasi Pemilu Dianggap Tak Berpengaruh Banyak

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 11 April 2019
 Kepercayaan Publik Tinggi, Upaya Delegitimasi Pemilu Dianggap Tak Berpengaruh Banyak

Pengamat Politik Indro Tjahyono (Foto: Ist)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Tantangan terbesar Pilpres 2019 bukan lagi soal logistik dan DPT atau penentuan siapa yang keluar sebagai pemenang, tapi persoalan seriusnya terletak pada upaya delegitimasi pemilu. Bahkan, ada pihak yang sudah menyiapkan siasat mendelegitimasi pemilu yang dinahkodai KPU.

Upaya legitimasi pemilu tersebut dipandang sebagai tindakan revans atas kekalahan pada Pilpres 2014 silam. Fakta ini bukan isapan jempol semata, namun berdasarkan kesimpulan dalam diskusi yang diselenggarakan eksponen Gerakan Mahasiswa 77-78 di Cafe Atjeh Connection saban waktu lalu.

Pengamat politik Indro Tjahyono mengatakan, delegitimasi pasca-Pilpres semakin santer sejak digorengnya isu DPT, KTP ganda, kardus kotak suara, WNA bisa mencoblos, dan 12 kontainer surat suara sudah dicoblos.

Aksi geruduk Kantor KPU beberapa waktu lalu
Aksi geruduk kantor KPU Pusat oleh massa FUI beberapa waktu lalu (MP/Asropih)

"Sampai ucapan Amien Rais agar penghitungan jangan dilakukan di Hotel Borobudur," kata Indro dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (10/4).

Menurut dia, hal yang harus diprioritaskan adalah bagaimana menjaga proses pemilu dari upaya untuk mendelegitimasi Pemilu akibat ketidakpuasan.

Pengajar dari Universitas Indonesia ini menambahkan, dengan adanya upaya untuk mendelegitimasi hasil Pilpres merupakan pekerjaan rumah terbesar bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, termasuk untuk lakukan konsolidasi demokrasi.

"Dalam hal ini sangat penting untuk mempertahankan selisih suara di atas 5 persen agar tidak muncul reaksi berlebihan. Kepercayaan publik terhadap KPU, menurut survei masih di atas 80 persen. Jadi tidak perlu khawatir jika Amien Rais akan menggalang people power," tandas Indro Tjahyono.(Knu)

#Pengamat Politik #Komisi Pemilihan Umum #Pilpres 2019 #Amien Rais
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Publik figur kini diminta untuk tidak menyebarkan narasi menyesatkan soal bencana Sumatra. Pengamat menilai, hal itu hanya memperpanjang penderitaan.
Soffi Amira - Senin, 08 Desember 2025
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Indonesia
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Pemerintah harus membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun. Pengamat pun mengatakan, bahwa ini bisa menjadi bom waktu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Indonesia
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Presiden RI, Prabowo Subianto, ikut turun tangan saat memusnahkan barang bukti narkoba di Mabes Polri, Rabu (29/10).
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Indonesia
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengadakan pertemuan tertutup, Sabtu (4/10)
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Afifuddin mengaku telah membatasi jumlah pemilih di setiap TPS untuk meminimalkan korban
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 28 Juni 2025
Ketua KPU Nilai Pemilu Terpisah Ideal, Singgung Kematian Petugas di 2019
Bagikan