Kepala Basarnas Minta Masyarakat Setop Perdebatkan Potongan Tubuh Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

Foto udara petugas mengevakuasi jenazah korban runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Merahputih.com - Basarnas meminta masyarakat untuk tidak memperdebatkan temuan potongan tubuh korban dalam operasi evakuasi santri Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Terlebih, Basarnas tidak pernah secara spesifik menyatakan jumlah korban jiwa, melainkan berfokus pada pelaporan setiap manusia atau bagian tubuh yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan.
"Basarnas tidak pernah menyatakan jumlah korban, melainkan hanya melaporkan setiap manusia yang terevakuasi dari reruntuhan bangunan. Yang kita data adalah setiap korban yang berhasil dievakuasi, baik utuh maupun berupa bagian tubuh,” ujar Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, Senin (6/10).
Baca juga:
Saat berada di posko darurat, Syafii mencontohkan pengalamannya dalam penanganan kecelakaan pesawat, di mana bagian tubuh yang teridentifikasi tetap dicatat sebagai korban yang berhasil ditemukan. Dengan prinsip yang sama, potongan tubuh korban yang dievakuasi dari pesantren akan tetap didata. Selanjutnya, proses identifikasi akan dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Ia menekankan agar semua pihak tidak larut dalam perdebatan mengenai temuan bagian tubuh. "Yang jelas, kita tidak untuk memperdebatkan masalah body part. Itu yang ingin saya sampaikan,” ujarnya.
Syafii menambahkan, sumber informasi resmi mengenai jumlah korban dapat berasal dari berbagai pihak, seperti kepolisian atau BNPB. Oleh karena itu, data yang beredar di masyarakat tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan bagi Basarnas.
Data terbaru dari posko tanggap darurat Sidoarjo per Senin pukul 18.38 WIB mencatat total 169 orang telah dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 104 orang dievakuasi dalam kondisi selamat dan mendapatkan penanganan medis, sementara sisanya meninggal dunia.
Baca juga:
Bangunan Ambruk Ponpes Al-Khoziny Jadi Alarm Perbaikan Sistem Konstruksi Nasional
Tim SAR gabungan juga menemukan total enam potongan tubuh yang saat ini masih diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya. Jumlah korban ini masih mungkin berubah mengingat proses asesmen di lapangan yang bersifat dinamis.
Syafii menyampaikan apresiasi tinggi kepada 65 instansi dengan lebih dari 370 personel gabungan yang berjuang di lapangan hingga hari kedelapan. Menurutnya, upaya ini adalah manifestasi solidaritas kebangsaan dalam operasi pencarian dan pertolongan, sebab setiap nyawa yang diselamatkan adalah aset negara yang tak ternilai.
“Bagi Basarnas, penyelamatan satu nyawa adalah keberhasilan yang tidak bisa dihitung dengan angka,” tutupnya.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Kepala Basarnas Minta Masyarakat Setop Perdebatkan Potongan Tubuh Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

Basarnas Pastikan Operasi SAR Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Diteruskan sampai Tidak Ada Lagi Korban

AHY Instruksikan Pemeriksaan Konstruksi Bangunan Publik, Cegah Insiden ‘Mengerikan’ Ponpes Al Khoziny Terulang

Bukan Hanya Al-Khoziny, DPD RI Soroti Potensi Bangunan Rapuh di Ribuan Pesantren Indonesia

Bangunan Ambruk Ponpes Al-Khoziny Jadi Alarm Perbaikan Sistem Konstruksi Nasional

Kemenag Tetapkan Standar Bangunan Pesantren Pasca Tragedi Al Khoziny, Prioritaskan Keamanan Santri

Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa

13 Orang Masih Tertimbun, Tim SAR Rampungkan Evakuasi Ponpes Al Khoziny Hari ini

Korban Tewas Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk Terus Bertambah, Senin Pagi Jadi 52 Jiwa

Puluhan Santri Al Khoziny Tewas, Prabowo Instruksikan Audit Keamanan Bangunan Ponpes di RI
