Pilkada 2018

Kemenangan Kotak Kosong di Pilwalkot Makassar Jadi Perhatian Ilmuwan Politik Dunia

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 26 Agustus 2018
Kemenangan Kotak Kosong di Pilwalkot Makassar Jadi Perhatian Ilmuwan Politik Dunia

Penjabat Gubernur Sulsel Soni Sumarsono (MP/John Abimanyu)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kemenangan kotak kosong dalam pemilihan Wali Kota Makassar pada Pilkada Serentak 2018 menjadi perhatian banyak pihak, termasuk dari luar negeri. Para akademisi yang bergelut di bidang ilmu politik telah mengajukan proposal untuk melakukan riset di Makassar.

Pasalnya, baru pertama dalam kontestasi demokrasi kotak kosong mengalahkan pasangan calon yang diusung partai politik. Penjabat Gubernur Sulsel Soni Sumarsono mengatakan fenomena kemenangan kotak kosong di Pilkada Makassar Juni lalu diteliti kalangan ilmuwan politik dari berbagai negara.

"Sampai hari ini saya sudah menerima lima peneliti, profesor, doktor Ilmu Politik dari luar negeri, Amerika, Eropa, Singapura, dan Australia, yang tesis penelitiannya adalah mengapa kotak kosong bisa menang," kata Soni di Makassar, Sabtu (25/8) kemarin.

Pertanyaan tersebut, kata dia, muncul karena hampir tidak ditemukan teori politik yang menjelaskan bagaimana kotak kosong, sebagai benda tidak bernyawa bisa memenangkan pemilihan.

"Tidak ada justifikasi kotak kosong yang menang," imbuhnya.

Wali Kota Makassar Danny Pomanto
Wali kota Makassar Danny Pomanto (berbaju putih) (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

Tidak hanya peneliti luar negeri, peneliti lokal termasuk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menurut Soni, juga tertarik meneliti hal ini.

"Mereka mencari teori baru mengenai kemenangan kotak kosong ini," ujarnya.

Soni Sumarsono sebagaimana dilansir Antara berpendapat kemenangan yang sama sekali tidak terduga tersebut merupakan fakta dan konsekuensi langsung dari pelaksanaan demokrasi langsung.

Hal ini, menurut Soni, juga tidak terlepas dari kepribadian Wali Kota Makassar petahana Ramdhan Pomanto yang didiskualifikasi pada pilkada tersebut.

Pihaknya memang mendorong agar akademisi meneliti fenomena kemenangan kotak kosong tersebut, sebagai pembelajaran politik.

"Penelitian dengan perpektif akademik tersebut akan menjadi sebuah pembelajaran politik, termasuk bagi para penentu kebijakan untuk menjadi landasan selanjutnya dalam pembuatan peraturan atau keputusan selanjutnya," pungkas Soni Sumarsono.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Ribuan Warga Bali Gelar Aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa

#Soni Sumarsono #Pilkada 2018 #Pengamat Politik
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Indonesia
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengadakan pertemuan tertutup, Sabtu (4/10)
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Bagikan