Kelompok Radikal di Indonesia Sasar Milenial Jadi Pengantin

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 04 Mei 2021
Kelompok Radikal di Indonesia Sasar Milenial Jadi Pengantin

Ilustrasi anti radikalisme. Foto: istimewa

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Kelompok radikal terus berkembang setiap tahunnya untuk mengembangkan sayapnya. Bahkan, pola rekrutmen sudah mulai menyasar pada kalangan anak muda karena dianggap paling militan untuk dijadikan calon pengantin.

"Hal tersebut dapat dilihat dari kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan dan pelaku penyerangan Mabes Polri," kata Direktur Amir Machmud Center (AMC), Amir Machmud dalam acara Ngabuburit dan Silaturahmi antara PWI Surakarta, Polda Jateng, dan Yayasan Gema Salam di Adhiwangsa Hotel Solo, Senin (3/5).

Baca Juga

Waspadai Konten Radikalisme Melalui Internet

Menurutnya, radikalisme saat ini sudah masuk semua kalangan, mulai ASN, pelajar, mahasiswa, anak hingga polisi. Hal ini harus diantisipasi semua pihak mulai sekarang agar radikalisme tidak berkembang.

"Paham radikalisme ini masuk ke beberapa level kalangan. Jangan sampai kita biarkan, karena radikalisme tidak akan hilang mengingat ini adalah ideologi," kata Amir.

Ia mengatakan peran media sangat penting dalam menangkal radikalisme. Selain itu, keluarga juga harus dilindungi karena doktrin radikalisme dari perempuan lebih berbahaya dibandingkan laki-laki.

Direktur Amir Machmud Center (AMC), Amir Machmud menjadi narasumber terkait bahaya radikalisme dikalangan pemerintah, Senin (3/5). (MP/Ismail)
Direktur Amir Machmud Center (AMC), Amir Machmud menjadi narasumber terkait bahaya radikalisme dikalangan pemerintah, Senin (3/5). (MP/Ismail)

Eks napiter Joko Suroso, mengatakan idealisme kaum milenial cukup tinggi dan akan diperjuangkan hingga tercapai, termasuk jika masuk dalam paham terorisme.

"Itu yang mendasari kelompok radikalisme sekarang lebih suka merekrut anak muda. Apalagi jika dikaitkan dengan sentimen agama, maka sangat muda sekali untuk dimasuki," katanya.

Joko yang masuk kelompok Noordin M Top dan Dr Azhari ini mengatakan orang tua wajib memperhatikan berbagai aktivitas anak mulai pergaulan, sekolah, hingga tempat ibadah. Mengingat, lanjut dia, semua anak bisa menjadi sasaran kelompok radikalisme.

"Orang tua harus bisa mengarahkan serta selektif dalam memilih komunitas pergaulan pada anak," kata dia.

Dirintelkam Polda Jateng, Kombes Pol Djati Wiyoto Abadi mewakili Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mengapresiasi kegiatan silaturahmi tersebut.

Menurutnya, diperlukan sinergitas antara pihak dan stakeholder untuk membendung radikalisme dan terorisme di Tanah Air.

"Tugas polri tidak hanya penegakkan hukum saja, tetapi juga membangun sinergitas untuk membendung terorisme," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca Juga

BPIP Sebut Generasi Milienial Jadi Pelaku Utama Perpecahan dan Radikalisme

#Radikalisme #Gerakan Radikal #Kaum Radikal
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Satgas Operasi Madago Raya melibatkan 253 personel termasuk anggota TNI/Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2024
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Indonesia
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Tahapan paparan paham radikal dimulai dari kegagalan menyikapi perbedaan hingga berpotensi menjadi radikalisme.
Dwi Astarini - Kamis, 25 Juli 2024
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Indonesia
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Zulfikar Sy - Jumat, 08 September 2023
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Indonesia
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengingatkan warga untuk menghindari radikalisasi di media sosial dengan menerapkan metode berpikir kritis.
Mula Akmal - Jumat, 04 Agustus 2023
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Indonesia
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
ASN lingkungan Pemprov DKI Jakarta mendapat arahan khusus terkait pencegahan penyebaran paham radikalisme menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Zulfikar Sy - Senin, 06 Maret 2023
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Indonesia
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Suhu perpolitikan tanah air mulai memanas jelang Pemilu 2024. Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT) mengingatkan seluruh elemen bangsa soal potensi peningkatan gerakan radikal menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mula Akmal - Minggu, 20 November 2022
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Indonesia
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Mahfud mengatakan tindakan tersebut membuktikan bahwa radikalisme masih ada di Indonesia.
Andika Pratama - Jumat, 28 Oktober 2022
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Bagikan