Parenting

Kekayaan Kosakata Bantu Anak Lebih Merdesa

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 25 Agustus 2022
Kekayaan Kosakata Bantu Anak Lebih Merdesa

Anak-anak yang tahu lebih banyak kata dan dapat mengekspresikan diri mereka dengan lebih baik. (freepik/freepik)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MEMILIKI kosakata nan kaya terbukti dapat membantu perkembangan anak. Penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2022 di Early Education and Development menemukan anak-anak prasekolah yang memulai pendidikan dengan tingkat kosakata yang lebih tinggi dan inhibitory control, atau kontrol penghambatan yang lebih baik, lebih terlibat dengan guru dan teman sebaya.

Inhibitory control merupakan kemampuan untuk menekan reaksi awal dan memilih reaksi lain, misalnya lebih sering mengangkat tangan dan bukan langsung berteriak di kelas.

BACA JUGA:

Cegah Tantrum Sejak Dini, Performa Anak pun Meningkat

"Sebagai ahli patologi wicara-bahasa yang telah bekerja dengan anak-anak kecil, saya sering melihat siklus dalam tindakan: anak-anak yang tahu lebih banyak kata dan dapat mengekspresikan diri mereka dengan lebih baik cenderung lebih dapat memenuhi kebutuhan mereka," ujar ahli patologi wicara dan dosen di Harvard Graduate School of Education Rebecca Rolland, EdD dalam artikelnya di Psychology Today, Sabtu (20/8).

Kondisi tersebut membuat anak-anak itu merasa lebih baik tentang orang lain dan membuat orang lain merasa lebih baik tentang mereka.

Kata-kata jadi lebih bermakna

parenting
Mereka juga cenderung menerima lebih banyak umpan balik positif dari rekan-rekan. (freepik/freepik)


Mereka juga sering lebih bisa memperhatikan karena kata-kata di sekitar mereka lebih bermakna. "Sebaliknya, anak-anak yang tidak mampu memperhatikan dengan baik dan/atau tidak memiliki perbendaharaan kata yang kuat cenderung lebih berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan," Rolland menambahkan.

Ketika frustasi, dia mencontohkan, mereka mungkin bertindak—dan ini dapat menyebabkan guru dan teman sekelas menghukum atau menghindari mereka. Dengan umpan balik seperti itu, mereka mungkin semakin terisolasi dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang mereka lewatkan.

Selama ini kita tidak selalu menganggap keterampilan kosa kata terkait dengan seberapa terlibatnya seorang anak di sekolah. Namun, penelitian yang menarik itu telah menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki kosa kata yang lebih besar ketika mereka masuk sekolah lebih mungkin untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan guru. Mereka juga cenderung menerima lebih banyak umpan balik positif dari rekan-rekan.

"Ini masuk akal jika mengingat bahwa bahasa bersifat sosial, terutama di tahun-tahun awal. Kita sering berpikir tentang anak-anak yang menggunakan bahasa untuk melabeli sesuatu, tetapi begitu banyak bahasa yang berkaitan dengan menavigasi hubungan," ujarnya.

Jika kamu dapat memberi tahu teman, "Maaf," ketika melakukan sesuatu yang mungkin menyakitinya, atau bertanya, "Apakah Anda takut?" ketika seorang teman mulai menangis, kamu memiliki kunci yang kuat untuk menjalin hubungan sosial.

BACA JUGA:

Dampak Perceraian pada Anak di Tiap Kelompok Usia

Percakapan untuk membantu kosakata anak

parenting

Ada baiknya mempertimbangkan percakapan yang dapat membantu anak-anak membangun kosa kata. (freepik/freepik)


Dengan cara ini, kita dapat melihat pembicaraan dan interaksi anak-anak dengan lingkungan sebagai jalan dua arah. Seperti yang ditemukan oleh penulis studi tahun 2022, “Keterampilan anak-anak pada awal tahun membentuk proses pendekatan mereka terhadap guru, teman sebaya, dan tugas serta lingkungan kelas mereka merespons mereka.” Kosakata dan perhatian dapat membentuk perilaku dalam dua cara yang berbeda.

Para penulis penelitian tersebut menyarankan, kosakata lebih penting untuk memiliki keterlibatan positif dengan teman sekelas dan guru. 'Kontrol penghambatan', atau kemampuan untuk menghentikan diri dari impuls awal, mungkin lebih penting untuk terlibat secara mental dengan tugas dan memiliki lebih sedikit perilaku yang mengganggu.

Karena itulah, ada baiknya mempertimbangkan percakapan yang dapat membantu anak-anak membangun kosa kata mereka dan memperhatikan dengan baik. Ini dapat membantu untuk memulai dengan pertanyaan terbuka—misalnya, pertanyaan 'mengapa' dan 'bagaimana' yang memungkinkan anak-anak mengeluarkan lebih banyak kata dan membuat kalimat yang lebih kompleks.

Cara ini juga membantu anak kecil untuk mendiskusikan strategi yang bekerja dengan baik dan kurang baik untuk mereka perhatikan. Bahkan anak kecil pun dapat terlibat dalam proses rasa ingin tahu tentang perhatian mereka sendiri, dan belajar bagaimana membantu diri mereka sendiri.(aru)

BACA JUGA:

Anak Memberontak karena Ortu Terlalu Keras

#Agustus Warga +62 Merdesa #Parenting #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan