Kehamilan Tidak Dikehendaki Meningkat, BKKBN Pantau Akses Kesehatan


Ilustrasi layana kesehatan. (Foto: BKKBN).
MerahPutih.com - Akibat dampak pandemi COVID-19 yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir di Tanah Air, kehamilan yang tidak atau belum dikehendaki oleh pasangan subur dipastikan naik. Namun, yang jadi sorotan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah akses terhadap layanan kesehatan.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memaparkan, . Bahkan di beberapa kota besar di antaranya DKI Jakarta justru lebih tinggi lagi yakni 26 persen dan Yogyakarta 24 persen.
Kondisi ini pula, berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga, perceraian dan "stunting" (kekerdilan anak) yansebelum pandemi COVID-19, angka kehamilan yang belum atau tidak dikehendaki tersebut 17,5 perseng sama sekali tidak diharapkan dan imbas berikutnya adalah kematian ibu dan bayi.
Baca Juga:
Menhan Prabowo Diminta Garap Lumbung Pangan, Pengamat: Nggak Nyambung
Ia menegaskan, masalah-masalah kependudukan tersebut perlu dicermati. Fungsi BKKBN secara nasional terkait dengan masalah kependudukan juga terus dioptimalkan termasuk memberikan peran yang terbaik agar berdampak besar terutama dalam memecahkan masalah kependudukan.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan, pihaknya mencermati -hal berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang berimbas pada pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak. Termasuk pula kekerasan tehadap perempuan menjadi perhatian serius BKKBN di tengah pandemi COVID-19 dan dalam peringatan Hari Kependudukan Se-dunia.
Baca Juga:
Kemenparekraf Kembali Gulirkan Dana Bantuan Bagi Pelaku Wisata
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

KPK Tetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tersangka

8 Alasan Korban KDRT Sulit Keluar dari Hubungannya

Johnny G Plate Didakwa Rugikan Negara Rp 8 Triliun
