8 Alasan Korban KDRT Sulit Keluar dari Hubungannya

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 15 Agustus 2024
8 Alasan Korban KDRT Sulit Keluar dari Hubungannya

Ilustrasi KDRT. (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Perempuan adalah kelompok yang menjadi korban Kasus Kekerasan Dalam Rumah (KDRT) paling banyak. Masalahnya, perempuan juga yang mengalami kesulitan untuk lepas dari hubungan tersebut.

Psikolog Keluarga dan anak, Samanta Elsener mengatakan bahwa beberapa kasus KDRT dengan korban perempuan memang ada kecenderungan untuk memaafkan pelaku. Namun, justru hal tersebut tak memutuskan rantai KDRT terhadap korban.

"Korban memaafkan pelaku membuat siklus KDRT berulang kali terjadi dan sulit keluar dari pola tersebut," ujar Samanta kepada Merahputih.com, Kamis (15/8).

Baca juga:

Psikolog Ungkap Dampak Buruk KDRT pada Ibu

Adapun alasan lebih lengkap mengapa perempuan sulit untuk memutus rantai KDRT telah dikemukan oleh Organisasi pemerhati perlindungan perempuan Women Agains Abuse Organization.

Mereka melalui lamannya menyebut delapan alasan. Yakni risiko ancaman, pertimbangan anak, isolasi, harapan menjadi lebih baik, kurang sumber daya, disabilitas, hambatan sosial hingga status imigrasi.

1. Risiko ancaman

Banyak korban secara realistis takut bahwa tindakan pasangan mereka yang kasar akan menjadi lebih kasar dan bahkan mematikan jika mereka mencoba meninggalkan pasangan mereka.

Pelaku kekerasan mungkin mengancam akan membunuh mereka atau menyakiti anak, anggota keluarga, atau hewan peliharaan mereka jika mereka meninggalkan pasangan mereka.

2. Alasan anak-anak

Banyak penyintas khawatir akan nasib anaknya. Kekhawatiran yang mungkin muncul adalah: Apakah pasangan saya akan memenangkan hak asuh anak-anak? Bagaimana saya akan menghidupi anak-anak saya tanpa penghasilan pasangan saya? Saya ingin anak-anak saya memiliki dua orang tua.

3. Isolasi

Korban tidak punya support system yang mendukungnya untuk keluar dari hubungan itu.

Korban mungkin tidak memiliki siapa pun yang dapat dimintai bantuan, karena isolasi merupakan dinamika
utama kekerasan pasangan intim.

4. Siklus Kekerasan dan Harapan untuk Perubahan

Biasanya pelaku melancarkan aksi KDRTnya memiliki siklus kekerasan, terbagi tiga fase yakni fase bulan madu (ketika segala sesuatu dalam hubungan tampak indah), ketegangan meningkat, dan insiden kekerasan.

Banyak pelaku melakukan kekerasan menjadi menyesal setelah melakukan kekerasan, dan berjanji bahwa mereka akan berubah (memulai fase bulan madu lagi). Siklus ini membuat sulit untuk melepaskan diri dari pasangan yang suka melakukan kekerasan.

Baca juga:

Ketua DPR Minta Semua Pihak Berkomitmen Perangi KDRT


5. Kurangnya Sumber Daya

Korban mungkin tidak memiliki sumber pendapatan sendiri karena kekerasan finansial, atau mungkin tidak memiliki akses ke perumahan, uang tunai, atau rekening bank alternatif.

6. Hambatan Sosial

Beberapa penyintas mungkin tidak percaya bahwa perceraian adalah alternatif yang layak.

Beberapa dibebankan sebagai yang bertanggung jawab untuk mewujudkan keberhasilan pernikahan mereka, atau menjaga keutuhan keluarga. Ada pula pandangan bahwa korban yang bercerai adalah tindakan memalukan dan tercela.

7. Memiliki disabilitas

Disabikitas berisiko lima kali lebih rentan alami kekerasan ketimbang nom disabilitas.

8. Imigrasi

Hal ini biasa terjadi pada pasangan beda negara. Korban kekerasan biasanya enggan keluar dari hubungannya takut bermasalah status imigrasinya, takut dideportasi, terpisah dengan anak, kendala bahasa dan macam lainnya. (Tka)

#Tindak Kekerasan #Kekerasan Rumah Tangga #KDRT
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Fenomena Gunung Es Kekerasan Anak di DKI Bikin Merinding, DPRD Tekankan Tiga Jurus yang Wajib Sekolah Jalankan
Rio mendorong adanya pelatihan teknis intensif bagi kepala sekolah, guru, anggota TPPK/PPK
Angga Yudha Pratama - Kamis, 04 Desember 2025
Fenomena Gunung Es Kekerasan Anak di DKI Bikin Merinding, DPRD Tekankan Tiga Jurus yang Wajib Sekolah Jalankan
Indonesia
Berakhir Bunuh Diri di Polres, Ternyata Ayah Tiri Alvaro Sempat Pura-Pura Ikut Lapor Polisi
Pelaku pembunuhan Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro, sempat pura-pura mencari korban dan lapor kehilangan anak angkatnya ke Polsek Pesanggrahan.
Wisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Berakhir Bunuh Diri di Polres, Ternyata Ayah Tiri Alvaro Sempat Pura-Pura Ikut Lapor Polisi
Indonesia
1 Dari 3 Perempuan Di Dunia Hadapi Kekerasan Seksual, Ini Yang Paling Rentan
Hampir satu dari tiga perempuan diperkirakan 840 juta di seluruh dunia pernah mengalami kekerasan oleh pasangan
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 20 November 2025
1 Dari 3 Perempuan Di Dunia Hadapi Kekerasan Seksual, Ini Yang Paling Rentan
Indonesia
Bayi 5 Bulan Ibu Korban KDRT Dibawa Lari Suami, Polisi Anggap Kasus Selesai Kekeluargaan
Polres Pesanggarahan pun menegaskan kasus KDRT dan bayi dibawa lari itu dianggap telah selesai secara kekeluargaan.
Wisnu Cipto - Jumat, 14 November 2025
Bayi 5 Bulan Ibu Korban KDRT Dibawa Lari Suami, Polisi Anggap Kasus Selesai Kekeluargaan
Indonesia
Ibu di Pesanggrahan Jadi Korban KDRT, Bayi 5 Bulan Dibawa Lari Suami
Korban LI mengungkapkan dirinya kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya.
Wisnu Cipto - Jumat, 14 November 2025
Ibu di Pesanggrahan Jadi Korban KDRT, Bayi 5 Bulan Dibawa Lari Suami
Indonesia
Bayi Dikubur Hidup-Hidup di Banyuwangi, DPR Serukan Alarm Sosial Pentingnya Edukasi KB
Komisi IX DPR menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus tragis bayi yang dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Bayi Dikubur Hidup-Hidup di Banyuwangi, DPR Serukan Alarm Sosial Pentingnya Edukasi KB
Indonesia
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Ia mendorong optimalisasi fungsi sosial masjid yang luas, mencontoh fungsi di zaman Nabi, sambil tetap memperhatikan aspek keamanan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Indonesia
Wabup Pidie Jaya Hasan Basri Minta Maaf Usai Diduga 'Gampar' Kepala SPPG Program MBG
Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri meminta maaf usai diduga memukul Kepala SPPG Muhammad Reza di lokasi Program Makan Bergizi Gratis, Kamis (30/10).
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Wabup Pidie Jaya Hasan Basri Minta Maaf Usai Diduga 'Gampar' Kepala SPPG Program MBG
Indonesia
BGN Laporkan Wakil Bupati Pidie Jaya atas Dugaan Penganiayaan Petugas Program MBG
BGN melaporkan Wakil Bupati Pidie Jaya, Aceh, atas dugaan penganiayaan terhadap petugas Program MBG di Desa Sagoe. Tegaskan tidak menoleransi kekerasan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
BGN Laporkan Wakil Bupati Pidie Jaya atas Dugaan Penganiayaan Petugas Program MBG
Indonesia
Wakil Bupati Pidie Jaya Diduga Lakukan Kekeraan ke Pegawai Dapur MBG, BGN Tempuh Jalur Hukum
Badan Gizi Nasional (BGN) mengecam keras tindakan penganiayaan yang menimpa Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Muhammad Reza,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Wakil Bupati Pidie Jaya Diduga Lakukan Kekeraan ke Pegawai Dapur MBG, BGN Tempuh Jalur Hukum
Bagikan