Kesehatan

Kebiasaan Makan Mi Instan, Benarkah Berujung pada Kanker?

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 21 Desember 2018
Kebiasaan Makan Mi Instan, Benarkah Berujung pada Kanker?

Mi instan yang harus dibatasi konsumsinya. (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MI instan banyak disukai orang. Selain rasanya lezat, penyajian yang mudah menjadi daya tariknya. Mi instan juga mudah ditemukan baik di warung-warung maupun di swalayan.

Susie Yasin (70 tahun) adalah seorang penyintas kanker. Dirinya tak menyangka bahwa kebiasaan makan mi instan ternyata berujung pada kanker.

"Saya ini bolak-balik sakit maag sejak duduk di bangku SMA pada tahun 1967. Saya biasanya muntah-muntah. Tapi, maag saya semakin parah di tahun 2016. Setelah didiagnosis oleh dokter, ternyata saya terkena kanker stadium 2 yang mendekati 3.2 B," ungkap Susie saat ditemui dalam acara Cancer Information and Support Center (CISC) di Jakarta, seperti dikutip Antara.

1. Kebiasaan makan mi instan sejak 1973

Mi instan. (Foto: Pixabya/RitaE)
Mi instan yang tersaji dengan cepat. (Foto: Pixabya/RitaE)

Ketika itu tahun 1973, sedang tren mi instan. Susie mengaku bahwa intesitas mengonsumsi mi instan meningkat sejak dirinya menikah pada tahun 1975.

"Saya makan mi instan itu bisa empat kali dalam sebulan. Dan saya ini juga suka pedas. Jadi, makan mi instan ditambahkan potongan cabe," ujar Susie.

2. Harus kemo 6 kali

kemoterapi
Untuk menurunkan penanda kanker dibutuhkan kemoterapi. (Foto: Pixabay/klbz)

Dua tahun lalu, tepatnya Juli tahun 2016, Susie menjalankan terapi. Begitu ditemukan kelainan dalam usus, langsung dioperasi oleh dokter. Susi melakukan kemo yang dimulai dari Agustus tahun 2016 hingga Januari tahun 2017.

Total proses penyembuhan itu dengan enam kali kemoterapi. Dan ca (cancer) marker atau penanda kanker Susie yang tadinya 2 lebih sekarang menjadi 1,3 lebih.

3. Penanda kanker semakin rendah, semakin baik

Penada kanker semakin rendah semakin baik. (Foto: Pixabay/PDPics)
Penada kanker semakin rendah semakin baik. (Foto: Pixabay/PDPics)

Ca marker atau penanda kanker jika semakin rendah itu semakin baik. Jika angkanya mendekati nol berarti kankernya sudah tidak terdeteksi lagi. Maka, pengobatan yang dilakukan itu efektif. Saat ini, Susie hidup seperti biasanya dan menikmati hidup.

"Saat ini saya lebih banyak mengonsumsi protein hewani dari ikan karena saya penyuka ikan. Selain itu, saya juga makan tahu dan tempe. Saya juga banyak mengonsumsi makanan yang dengan kandungan antioksidan tinggi," ujarnya. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Jaga Makanan dari Kontaminasi Bakteri, Begini Caranya

#Mi Instan #Kanker
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
ShowBiz
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Pada September, ia mengumumkan telah menyelesaikan kemoterapi dan melakukan apa yang ia bisa untuk tetap bebas dari kanker.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Dunia
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Kanker Joe Biden telah menyebar hingga ke tulang.
Wisnu Cipto - Senin, 19 Mei 2025
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Indonesia
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Angka survival rate para pasien yang sudah menjalani operasi cangkok sumsum tulang naik mencapai 50 persen.
Wisnu Cipto - Selasa, 15 April 2025
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Dunia
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Ikuti kisah inspiratif Richard Scolyer dalam perjuangannya melawan kanker otak.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Fun
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Kanker darah bukan cuma penyakit orang tua.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Maret 2025
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Indonesia
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Cristiano Ronaldo nanti bersama dengan Yayasan Graha Kasih Indonesia membantu penderita-penderita kanker di Kupang
Wisnu Cipto - Senin, 17 Februari 2025
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Lifestyle
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Gaya hidup sehat menjadi salah satu faktor yang bisa mencegah kemunculan kanker.
Dwi Astarini - Selasa, 11 Februari 2025
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Fun
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Anak penyintas kanker memiliki banyak harapan.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Februari 2025
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Indonesia
Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri
Harus operasi kanker, Agustiani Tio minta hakim praperadilan bantu perizinan berobat ke luar negeri.
Soffi Amira - Jumat, 07 Februari 2025
Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri
Bagikan