Kebakaran Los Angeles Belum Kondusif, Damkar Andalkan Water Bombing

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 13 Januari 2025
Kebakaran Los Angeles Belum Kondusif, Damkar Andalkan Water Bombing

Ilustrasi water bombing. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Kondisi kebakaran di Los Angeles masih belum kondusif, sejumlah titik kebakaran belum padam dan sejumlah titik api masih mungkin meluas. Upaya pemadaman api terus dilakukan, mengandalkan water bombing dengan bantuan pesawat tanker dan helikopter Chinook Boeing yang dilengkapi dengan tangki berkapasitas 3.000 galon.

Laman BBC melaporkan, ada lima kebakaran yang terus meluas di wilayah Los Angeles sejak Sabtu (11/1). Pertama kebakaran Palisades, kebakaran terbesar terjadi antara Santa Monica dan Malibu. Area yang terbakar lebih dari 17.000 hektare, penangan pemadaman api mencapai 11 persen. Setidaknya 30.000 orang dievakuasi.

Kedua, kebakaran Eaton. Tercatat kebakaran terbesar kedua yang terjadi di utara Pasadena. Area yang terbakar: lebih dari 10.000 hektare, terkendali 15 persen. Setidaknya lima kematian dilaporkan.

Ketiga kebakaran Hurst. Tercatat di utara San Fernando. Area yang terbakar 850 hektare. Terkendali 76 persen.

Keempat kebakaran Lidia. Dilaporkan terjadi di perbukitan utara Los Angeles. Area yang terbakar 350 hektare.

Kelima kebakaran Sunset. Dilaporkan terjadi di kawasan bersejarah Hollywood Hills dekat banyak landmark terkenal. Luas lahan yang terbakar 50 hektare.

Baca juga:

Angin Kencang Datang lagi, Pemadam Ada di Titik Kritis Padamkan Kebakaran Los Angeles

Adapun upaya pemadaman yang dilakukan pemerintah Los Angeles dengan menggunakan berbagai bantuan pemadaman melalui udara. Mulai dari menggunakan Pesawat Tanker hingga helikopter pemadam dikerahkan untuk menyiram air demi mengendalikan api.

Pesawat hingga helikopter ini mengangkut air ini menggunakan water bombing untuk menahan jalaran api menyebar lebih luas. Namun, angin kencang menjadi kendala utama, menyebabkan api dengan cepat menyebar ke area yang lebih luas.

Water bombing dilakukan dengan cara menurunkan air secara langsung dari helikopter atau pesawat ke wilayah dengan titik api. Pada umumnya kantung air tempat menampung air berkapasitas 4 ribu-5 ribu liter diangkut oleh helikopter. Cara kerjanya helikopter mengambil air dari sumber terdekat, dan dalam sehari bisa melakukan 2 kali sortir.

Baca juga:

Penyelidik Cari Penyebab Kebakaran Besar Los Angeles, Periksa Berbagai Sumber Pemicu

Masalahnya, bencana kebakaran Los Angeles pemadam kebakaran kesulitan mengakses sumber air. Terlebih, waduk besar di Palisades yang menampung 117 juta galon, Santa Ynez, tutup pada Februari 2024.

Kemudian pengerahan pesawat hingga helikopter pengangkut bom air juga sempat terhalang karena kondisi angin kencang yang mencapai kecepatan hingga 160 km/jam. (Tka)

#Kebakaran #Amerika Serikat #Los Angeles #Bencana Alam
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
Selain itu, masyarakat diimbau menjauhi jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
Indonesia
Dewan PSI Minta Pramono Perhatikan Nasib Pedagang Taman Puring setelah Kebakaran
Pasar Taman Puring belum kunjung diperbaiki.
Dwi Astarini - Senin, 20 Oktober 2025
Dewan PSI Minta Pramono Perhatikan Nasib Pedagang Taman Puring setelah Kebakaran
Indonesia
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang
Pemerintah Filipina telah menyalurkan bantuan keuangan serta logistik untuk mendukung upaya pemulihan di wilayah yang terdampak paling parah.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang
Indonesia
Pasar Taman Puring Belum Diperbaiki usai Kebakaran, Pramono Ungkap Alasannya
Pasar Taman Puring belum diperbaiki usai mengalami kebakaran. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan alasannya.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Pasar Taman Puring Belum Diperbaiki usai Kebakaran, Pramono Ungkap Alasannya
Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Indonesia
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
Gangguan layanan kembali terjadi di rute Bus Transjakarta Koridor 13 akibat adanya kebakaran bengkel di depan RS Murni Teguh, Ciledug, Tangerang.
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
Indonesia
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali
Regulasi yang tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dan peraturan daerah ini yang membuat Pemprov Bali maupun kabupaten/kota sulit mengontrol alih fungsi lahan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali
Lifestyle
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
Tak sekadar pakai lagu Tepuk Gempa, Jepang menanamkan kesiapsiagaan sejak dini.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
'Tepuk Gempa' BMKG dan Simulasi Sejak Dini, Perbandingan Cara Indonesia dan Jepang Bersiap Hadapi Bencana
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Indonesia
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
Beberapa bencana hidrometeorologi basah termasuk ancaman banjir bandang sering menimbulkan korban jiwa ketika terjadi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah
Bagikan