Kawah Sileri Tetap Normal Pasca Erupsi Freatik
Dua orang petugas mengamati kondisi Kawah Sileri usai letupan, di Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jateng, Minggu (2/7). ( ANTARA FOTO/str/iza)
Aktivitas Kawah Sileri di Komplek Gunung Dieng di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, pasca erupsi freaktik yang terjadi pada Minggu (2/7) pukul 11.54 Wib kemarin, saat ini kondisinya tetap normal.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Status tetap Normal (level I). Berdasarkan pengukuran oleh PVMBG pada Senin (3/7) pukul 05.15 Wib, secara visual gunung jelas.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas lemah hingga tebal dan tinggi 60 meter di atas kawah puncak. Kegempaan dari tektonik lokal jumlah 10, amplitudo 3-40,1 milimeter dan durasi 3-13,62 detik. Suhu kawah 50,7 derajat celcius, pH air 6,23 dan tidak terdeteksi gas beracun CO2, H2S dan SO2," kata Sutopo pada siaran pers yang diterima merahputih.com, Jakarta, Senin (3/7).
Sutopo menjelaskan meskipun demikian potensi erupsi freatik di Kawah Sileri masih dapat terjadi. Namun tidak dapat dipastikan kapan akan terjadi. Umumnya adanya erupsi freatik akan disusul dengan erupsi berikutnya dalam rentang waktu tertentu.
"Apalagi karakter Kawah Sileri memiliki sejarah erupsi freatik yang sering terjadi. Erupsi freatik terjadi ketika adanya air tanah, air danau kawah, atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi, panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa dibendung, maka akan terjadi letusan. Erupsi freatik mengeluarkan material padat berupa lumpur, pasir, kerikil dan air yang terlempar akibat tekanan dari uap tadi," tuturnya.
Sebelum erupsi pada Minggu siang (2/7) kemarin, Kawah Sileri sudah menunjukkan adanya tanda-tanda erupsi. Pada 30/4/2017 pukul 13.03 WIB, terjadi 1 kali semburan lumpur dengan ketinggian sekitar 10 meter. Semburan pada posisi tengah kawah dan material tidak terlempar jauh keluar dari kawah, hanya sekitar 1 meter dari bibir kawah dengan ketebalan 1-2 milimeter. Kemudian pada 24/5/2017 pukul 09.41 Wib, terjadi pelepasan gas dan muncul asap hitam tinggi sekitar 20 meter.
Bagikan
Berita Terkait
Korban Meninggal Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra Tembus 969 Orang, Infrastruktur Rusak Parah
BNPB Bantah Ada Penimbunan Bantuan, Publik Dipersilakan Bisa Cek ke Lapangan
Seskab Teddy Tegaskan Presiden Perintahkan Percepatan Penganan Bencana Sumatra
Update Terkini Korban Bencana Aceh-Sumatera: 961 Tewas, 5 Ribu Orang Terluka
BNPB Tegaskan Bantuan Rumah Rp 60 Juta Tak Berbentuk Uang Tunai
Bukan Cuma Kemenhut, Bencana Sumatra Dinilai Jadi 'Kesalahan Besar' Kementerian Lain
Korban Tembus 776 Jiwa, Penanganan Bencana di Sumatra Jadi Prioritas Nasional
BNPB Tegaskan hanya Presiden Prabowo yang Berhak Tentukan Status Bencana Nasional di Sumatra
Korban Tewas Bencana Sumatra Tembus 753 Jiwa, 3,3 Juta Orang Terdampak
Korban Banjir dan Longsor di Sumatra Capai 753 Jiwa, MUI: Mereka Mati Syahid